Preview Teluh Darah (2023)

Isu Santet yang Kini Diangkat Lagi oleh Kimo Stamboel Lewat Serial Berdarah

teluh darah poster 001

© Disney+ Hotstar

“Bapak, ibu, adik kamu, pasti akan kena dampak dari keputusan kamu,” – Pak Ahmad (Teluh Darah)

 

Kimo Stamboel kembali lagi! Setelah memulai debutnya lewat film indie berjudul ‘Bunian’ di tahun 2004, dan sempat berduet dengan Timo Tjahjanto, kini Kimo kian produktif saja. Sejak ia bersolo karir lagi di tahun 2019 dengan DreadOut dan Ratu Ilmu Hitam, Kimo makin memantapkan genre horor sebagai core-nya dengan menyutradarai Ivanna, Jailangkung: Sandekala pada tahun 2022. Memasuki bulan ke-2 Februari 2023, Kimo menapaki karir berikutnya dengan menyutradarai serial horor Teluh Darah yang akan rilis di Disney+ Hotstar sebanyak 10 episode, dan akan tayang perdana mulai 25 Februari 2023.

Original series dari Disney+ Hotstar ini memang terbilang unik. Tema santet yang seringkali diangkat ke layar lebar, kini masuk ke layar kaca, yang mau tidak mau membuat story telling-nya lebih dinamis dan lebih personal, karena adanya perbedaan durasi yang terpaut jauh dengan layar lebar. Pada Selasa kemarin (21/2), Cineverse diundang Disney untuk melihat screening eksklusif dua episode perdana Teluh Darah yang akan kita bedah di sini. Serial ini dibintangi sejumlah cast bernama seperti Lukman Sardi, Imelda Therrine, Mikha Tambayong, Deva Mahenra, dan Justin Adiwinata.

© Disney+ Hotstar

Sinopsis

Benar saja, Kimo justru memulai kisahnya dari sebuah keluarga mapan yang hangat dan saling mendukung satu sama lain. Pak Ahmad (Lukman Sardi) dan istrinya, Astuti (Imelda Therrine) mempunyai dua anak, Wulan (Mikha Tambayong) dan Wisnu (Justin Adiwinata). Keempatnya mempunyai hubungan sangat harmonis, terutama Pak Ahmad yang sangat kebapakan, dan bisa membuat suasana rumah menjadi penuh canda tawa di setiap hari yang mereka jalani. Bu Astuti pun sama halnya dengan suaminya. Mendukung apapun yang dilakukan oleh anggota keluarganya, bahkan terhadap tukang kebun yang baru masuk kerja pun ia memberi kepercayaan lebih.

Wulan, yang kini menginjak usia 24 tahun, merupakan tipikal wanita milenial yang bisa dibilang sempurna. Kecantikan dan kesuksesannya dalam berkarir membuat ia dikagumi keluarganya. Adiknya, Wisnu, juga merupakan siswa berprestasi di SMA dan walaupun kebiasaan minum obatnya suka ditegur sang kakak, atau sang adik berhubungan dengan perempuan yang seumuran kakaknya, tapi hal tersebut tidak membuat hubungan mereka renggang. Bahkan sangat dekat, dan sang kakak membiarkan saja hal tersebut.

Pada suatu malam terdengar suara kencang dari atas rumah mereka. Suara seperti langkah orang berjalan panjang membuat semua anggota tersadar, kecuali sang ayah yang mengaku tidak mendengar apa-apa karena sudah terlelap, dan malah bercanda dan mengalihkan suasana agar yang lain tidak tegang.

Tetapi hal-hal aneh kemudian mulai terjadi pada keluarga ini. Tiba-tiba saja seekor musang mati ditemukan di atas plafon rumah, belatung mulai bermunculan di mana-mana, termasuk di makanan yang akan mereka makan, dan gumpalan rambut muncul di wastafel saat Wulan sedang mencuci muka.

© Disney+ Hotstar

Tiba-tiba saat hari ulang tahun pernikahan, sang ayah tiba-tiba mengeluh sakit di bagian perutnya dan memuntahkan paku dan tawon yang dipenuhi darah dari mulutnya. Sebelum Pak Ahmad mengalami kejadian tersebut, teman sejawatnya, Pak Bondan (Willem Bevers) mengalami hal yang sama dan meninggal dengan tragis. Anak Pak Bondan, Esa (Deva Mahenra) kemudian menghubungi Pak Ahmad untuk membicarakan hal tersebut, namun Pak Ahmad menolak menemui Esa. Sampai akhirnya Pak Ahmad mengalami hal serupa, Esa belum sempat berbincang soal kematian ayahnya kepada Pak Ahmad. Sampai di sini screening dihentikan karena bersambung ke episode berikutnya yang akan kita bisa lihat di Disney+ Hotstar mulai 25 Februari. Pada akhirnya, Wulan dan Esa nantinya akan dipertemukan dengan kesamaan nasib yang mereka hadapi, dan bersama-sama menyelidiki penyebab tragedi misterius yang menimpa keluarga mereka.

Hangatnya nuansa kekeluargaan dipadukan dengan tone horor mencekam

Sangat jarang kita lihat serial horor menampilkan suasana kekeluargaan yang hangat antar anggota keluarga bak film drama keluarga. Kehangatannya pun sangat cair dan bisa dikatakan inilah tipe keluarga idaman setiap orang. Tak ada keributan sama sekali, semua diselesaikan dengan canda tawa dan ucapan bijak yang membuat suasana makin adem. Baik itu kepada anggota keluarga maupun kepada para pekerja yang bekerja di rumah tersebut. Termasuk saat pertama kali terdengar dentuman keras di atas atap mereka, sang ayah bahkan menanggapinya dengan bercanda, demi menenangkan yang lainnya. Gangguan demi gangguan, mulai dari musang mati, belatung di mana-mana dan gulungan rambut pun masih dianggap bukan apa-apa. Pada saat ayah mereka mengeluarkan batuk darah disertai benda misterius, barulah mereka tersadar apa yang mereka hadapi sesungguhnya.

Elemen teknis yang cukup memukau

© Disney+ Hotstar

Dari awal saja, penonton akan terpukau oleh opening-nya yang menunjukkan kalau film ini sarat dengan ilmu hitam. Pembukaan ini diikuti oleh adegan kunci saat Esa berada di atap rumah sakit bersama ayahnya yang merasa diganggu oleh sesuatu yang tidak ia ketahui. Esa pun tak tahu apa yang diderita ayahnya, sampai pada akhirnya sang ayah menusuk matanya sendiri dengan pisau.

Salah satu elemen yang bisa dikatakan baik adalah transisi antar adegan yang sangat mulus. Transisi yang mulus dari satu adegan ke adegan lain membuat flow cerita menjadi menarik untuk diikuti, terlebih lagi dengan adanya beberapa adegan kilas balik yang membuat serial ini sarat dengan alur maju mundur yang dinamis. Alur yang dinamis ini membuat serial ‘Teluh Darah’ tak sulit untuk diikuti siapapun.

Selain transisi, skoringnya pun juga ikut mendukung nuansa serial ini menjadi jauh lebih gelap dan mencekam. Permainan tensi yang fluktuatif dalam tiap adegan, membuat kita secara otomatis akan terbawa suasana hingga serial ini berakhir, dan tak berasa waktu cepat sekali berlalu. Ketegangan yang dihadirkan lewat sejumlah jumpscare pun terlihat alami dan tak terkesan dipaksakan. Walaupun penggambaran binatang seperti tawon, kelabang masih terlihat sedikit kasar, senada dengan apa yang diperlihatkan Kimo di film sebelumnya, ‘Ratu Ilmu Hitam’ (2019), namun hal tersebut berhasil ditutupi oleh skoring dan akting para pemainnya.

© Disney+ Hotstar

Akting para pemain patut mendapat pujian khusus di serial Teluh Darah ini. Atmosfer kekeluargaan berhasil diwujudkan tanpa ada kekakuan gesture dan narasi yang biasanya seringkali muncul. Keluarga Pak Ahmad terlihat sangat bahagia tanpa perlu usaha terlalu keras dari para pemainnya. Dialognya terasa cair dan membumi, seakan kebahagiaan itu membungkus sebuah misteri besar yang belum terungkap. Apakah semua yang ditunjukkan pak Ahmad hanyalah kebahagiaan semu semata?

Kesimpulan

Sebagai sebuah series bergenre horor, Teluh Darah berpotensi membangun sebuah series yang berkualitas. Dua episode perdana yang ditampilkan saat screening kemarin bisa dibilang sangat menjanjikan. Walaupun tema yang diusung bukanlah tema yang baru, bahkan cenderung pasaran, namun pendekatan lewat sisi keluarga, akan membuat perbedaan yang berarti. Naskahnya yang solid, dengan transisi adegan yang mulus, akan membuat kita tertarik mengikuti kisahnya lebih jauh. ‘Teluh Darah’ juga berpotensi menjadi serial whodonit bila kita cermati dari sinopsis di atas. Adanya plot twist di episode berikutnya pastinya akan ditunggu, seberapa menarik hal ini akan diungkap oleh Kimo, dan apakah akan menyisakan plot hole? Kita hanya bisa menebak-nebak saja, semoga serial ini sesuai dengan harapan kita dan tak kalah dengan serial whodonit di luar sana.

Exit mobile version