Sosok Arum bermata merah terlihat di adegan akhir Mantra Surugana, menimbulkan pertanyaan tentang adanya season 2.
Hai, Cilers!
Sudah menyaksikan film horor arahan Dyan Sunu Prastowo yang berjudul Mantra Surugana? Nah, pada akhir adegan, terlihat sosok Arum yang mengenakan kain hitam dengan tongkat kayu plus matanya yang merah.
Kehadirannya menimbulkan pertanyaan, apakah film ini akan berlanjut ke season 2? Mari kita bedah sedikit.
Pada proses penyelesaian masalah, Tantri menemukan sosok Arum yang rupanya dipasung dan dikurung di sebuah ruangan di rumahnya. Ayahnya melakukan itu semua agar Arum tidak keluar dan membahayakan dirinya sendiri.
Sayangnya, sang ayah justru terkena kutukan mantra yang membuatnya harus meninggal dunia. Maka, tinggal lah Arum seorang di ruangan tersebut tanpa ada yang tahu dan memberinya makan maupun minum.
Ini yang jadi pertanyaannya, apakah sosok Arum sudah mati atau tersiksa dalam kondisi mental hancur dan raga yang kelaparan?
Tantri menemukan Arum dengan kondisi yang sangat amat mengerikan. Ia hidup, tapi seolah sudah mati. Arum terlihat marah kepada sosok tak terlihat, yang diyakini adalah sang iblis Surugana. Tubuh Arum pun tak terawat, rambut panjang menutupi hampir seluruuh wajahnya.
Kondisi tubuhnya pun luka-luka dan kotor. Saat ditemui Tantri, Arum marah dengan dialog bahasa Sunda. Sekelebat jika dipahami, makna yang diucapkan adalah bagaimana ia berhasil menjebak Surugana ke dunianya. Namun, masih belum jelas apa tujuannya.
Hingga tiba pada adegan akhir, ketika sosok mirip Arum dengan mata merah yang menengok ke arah kamera. Selain pertanyaan siapa perempuan itu, ada pertanyaan lain tentang sebenarnya apa yang terjadi pada Arum?
Apakah dia terjebak menjadi budak sang Surugana sebagaimana kutukan yang dilontarkan Dahlia (Cindy Nirmala) atau bahkan sebaliknya. Arum berhasil menjinakkan iblis Surugana dan terjebak dalam kegelapan? Tidak ada yang tahu pasti, selain menunggu konfirmasi terkait lanjutan dari adegan yang tampil seperkian detik tersebut.
Namun, satu hal yang pasti. Semua yang berbuat jahat mendapat hukuman setimpal atas perbuatan yang mereka lakukan.
Kalau menurut Cilers, gimana?