Review Wonka (2023)

Prekuel Willy Wonka yang Penuh Warna dan Sisi Musikalitasnya yang Menarik

wonka 3

© Warner Bros

“I’ve spent the past seven years travelling the world, perfecting my craft. You see I’m something of a magician, inventor, and chocolate maker. So quiet up, and listen down. Nope. Scratch that, reverse it,” – Willy Wonka (Wonka,2023)

Salah satu film unggulan pertama di bulan Desember yang banyak ditunggu-tunggu, akhirnya sudah bisa kita tonton minggu ini. Film berjudul Wonka ini sebenarnya bukan judul yang benar-benar baru, karena mungkin kita masih ingat pada film pertamanya, Charlie & the Chocolate Factory yang disutradarai Tim Burton dan diperankan Johnny Depp pada tahun 2005.

Tapi tentu saja rujukan utama film terbaru Timothée Chalamet kali ini adalah film pertamanya yang berjudul Willy Wonka & the Chocolate Factory dan dirilis pada tahun 1971, di mana saat itu karakter Willy Wonka diperankan aktor legendaris Gene Wilder.

Alih wahana terbaru dari novel Charlie and the Chocolate Factory yang dirilis pada tahun 1964 karya Roald Dahl, kini disutradarai Paul King yang kita kenal lewat dua filmnya, Paddington (2014) dan sekuelnya, Paddington 2 (2017).

Selain Timothée Chalamet, sejumlah bintang ternama ikut mewarnai film ini. Sebut saja Keegan-Michael Key, Paterson Joseph, Matt Lucas, Mathew Baynton, Sally Hawkins, Rowan Atkinson, Jim Carter, Tom Davis, Olivia Colman, Hugh Grant dan pendatang baru Calah Lane.

© Warner Bros

Sinopsis

Di Wonka, kita akan melihat bagaimana karir Willy Wonka, seorang pemuda yang mempunyai cita-cita membuka toko coklat sendiri. Setelah kepergian ibunya (Sally Hawkins), Willy kemudian pergi ke kota yang yang terkenal dengan coklatnya di Galeries Gourmet.

Namun, uang yang ia miliki akhirnya habis sampai akhirnya ia terdampar di sebuah tempat laundry yang ditempati Mrs. Scrubbit (Olivia Colman) dan temannya, Bleacher (Tom Davis).

Yang tak ia sadari adalah kedua orang itu ternyata punya maksud jahat untuk menjebak orang-orang yang tak mempunyai uang untuk menginap di situ dengan kontrak berlapis yang membuat orang tersebut terpaksa bekerja sebagai tukang cuci pakaian.

Ada sejumlah orang terjebak di tempat laundry tersebut, dan satu orang yang menarik perhatian adalah Noodle (Calah Lane), seorang anak perempuan yang membantu Mrs. Scrubbit.

Saat akan menjual coklatnya, ia ternyata langsung tidak disukai tiga pembuat coklat ternama yang menguasai Galeries Gourmet yaitu, Arthur Slugworth (Paterson Joseph), Prodnose (Matt Lucas) dan Fickelgruber (Mathew Baynton). Ketiganya mengakui kalau coklat buatan Willy memang sangat enak dan membuat mereka berusaha menyingkirkan Willy dengan segala cara.

© Warner Bros

Willy berusaha mencari cara untuk menyelinap dari tempat laundry itu secara diam-diam dan menjual coklatnya di dekat toko ketiga pembuat coklat itu. Namun, ketiga pengusaha itu yang membentuk kartel itu mendapat dukungan orang penting seperti kepala polisi (Keegan Michael-Key) dan Pastor Julius (Rowan Atkinson).

Willy ternyata mampu menjual coklatnya dengan keahlian menjualnya dan berhasil mempunyai toko sendiri. Namun, halangan terus saja ada, coklatnya selalu dicuri Oompa-Loompa (Hugh Grant) dan saat toko coklatnya sedang ramai, coklatnya diracuni oleh seseorang yang tak ingin usahanya maju.

Apakah usaha Willy menjual coklatnya berhasil ataukah ia harus kembali pulang ke kota kelahirannya dan tidak akan berjualan coklat lagi?

Visualisasi dan skoringnya luar biasa

Dari semua alih wahana Willy Wonka yang pernah diangkat ke layar lebar, baru kali ini Cineverse merasakan ada perbedaan yang signifikan. Dengan tidak mengecilkan kedua film pendahulunya, Wonka sangat menghibur dengan tampilan visualnya yang megah dan sangat memanjakan mata.

Set berukuran masif dengan desain artistik yang sangat menarik, didominasi oleh warna-warna cerah, memang sangat mendominasi film ini, dan keseluruhan skoringnya pun menarik untuk didengar dan dinikmati. Paduan grafis dua dimensi pun ikut ditampilkan dalam beberapa adegan, makin memperkaya tampilan visualnya.

© Warner Bros

Film ini seperti menggabungkan dua film sebelumnya, di mana film pertamanya didominasi oleh sisi musikalitas yang luar biasa, namun di film keduanya mengambil warna-warna cerah yang memang menjadi andalannya.

Namun, perlu diingat kalau Wonka merupakan prekuel dari karakter Willy Wonka sebelum ia terkenal dan mempunyai pabrik coklat, juga sebelum ia bertemu dengan Oompa-Loompa yang terkenal itu.

Sosok Chalamet mengingatkan kita pada Gene Wilder

Perlu diingat kalau Wonka merupakan prekuel dari karakter Willy Wonka sebelum ia terkenal dan mempunyai pabrik coklat, juga sebelum ia bertemu dengan Oompa-Loompa yang terkenal itu.

Karena itu, tak bisa dipungkiri pemilihan karakter Willy Wonka memang sangat beresiko. Satu kandidat utama yang bersaing mendapatkan karakter ini selain Timothée Chalamet adalah Tom Holland.

Pemilihan ini dirasa sangat tepat, karena Chalamet mengingatkan kita akan sosok Gene Wilder di masa mudanya. Pembawaan dia terhadap karakter Willy Wonka memang luar biasa dan mengubah film ini menjadi jauh lebih berkesan dari yang dipikirkan sebelumnya.

Kesimpulan

© Warner Bros

Dari keseluruhan alih wahana Willy Wonka, bisa dikatakan kalau Wonka memang yang terbaik. Tampilan visualnya luar biasa, paduan set yang megah dengan sisi artistik yang sangat menghibur mata kita.

Skoringnya pun secara keseluruhan sangat menarik untuk dinikmati hingga akhir. Narasinya pun tidak membosankan dan bisa menjaga tensinya hingga akhir. Buat kamu yang suka film musikal, Wonka sangat direkomendasikan untuk ditonton. Film ini sudah bisa kamu tonton di seluruh bioskop di seluruh Indonesia.

 

Director: Paul King

Cast: Timothée Chalamet, Calah Lane, Keegan-Michael Key, Paterson Joseph, Matt Lucas, Mathew Baynton, Sally Hawkins, Rowan Atkinson, Jim Carter, Tom Davis, Olivia Colman, Hugh Grant.

Duration: 116 Minutes

Score: 8.2/10

WHERE TO WATCH

 

The Review

Wonka

8.2 Score

Wonka mengisahkan bagaimana awal karir Willy Wonka, seorang pemuda yang mempunyai cita-cita membuka toko coklat sendiri di Galeries Gourmet

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 9
  • Entertain 9
  • Scoring 8
  • Story 8
Exit mobile version