“Sama dong kayak kita. Kita adalah dua orang pengecut yang lari dan tersesat di kota New York,” – Raia Risjad (The Architecture of Love)
Penulis Ika Natassa kembali bersinar setelah berbagai karya novelnya telah dialihwahanakan ke berbagai film. The Architecture of Love (2024) menjadi karya ke-4 bagi Ika Natassa yang diadaptasikan dalam bentuk film yang kini tayang di bioskop, setelah Critical Eleven (2017), Antologi Rasa (2019), Twivortiare (2019).
Film yang disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja ini menggandeng sejumlah aktor dan aktris muda berbakat. Sebut saja, Nicholas Saputra dan Putri Marino yang didapuk sebagai pemeran utama bernama River dan Raia dalam film tersebut. Lalu ada Agla Artalidia, Jerome Kurnia, Omar Daniel, Refal Hady, Jihane Almira, Arifin Putra, Lidya Kandou, Willem Bevers dan lainnya.
Dengan mengambil latar tempat di New York, penonton akan disuguhkan keindahan kota New York yang akan menjadi saksi bisu perjalanan cinta antara Raia Risjad dan River Jusuf yang tulus, sambil melihat pemandangan indah dengan gedung tinggi yang cantik di kota yang dipenuhi bangunan berarsitektural indah ini. Penasaran? Cineverse akan mengulas film tersebut di bawah ini.
Sinopsis
Raia Risjad yang berprofesi sebagai penulis buku best seller, hadir dalam sebuah launching buku Rindu yang sedang dialihwahanakan dalam bentuk film. Alam (Arifin Putra) suaminya hadir dalam acara tersebut sambil menunjukkan berbagai kata romantisnya dengannnya. Namun, saat selesai acara, Alam berpura-pura sakit perut dan ingin pulang ke rumah.
Sesampainya Raia di rumah, Raia menemukan benda-benda yang mencurigakan. Dimulai dari gelas bir, pakaian dalam wanita di dalam kamarnya. Ternyata, Raia menemukan suaminya sedang bermesraan dengan seorang wanita tidak dikenal tanpa memakai pakaian. Hal tersebut membuat Raia patah hati dan kabur ke New York.
Sesampainya di New York, Raia selalu menyendiri dari siapapun bahkan mengalami writer’s block dikarenakan masih memiliki trauma mendalam saat dirinya mengetahui bahwa Alam telah melakukan perselingkuhan di depannya. Namun sahabatnya, Erin (Jihane Almira) menyambangi Raia untuk tetap berbaur dengan temannya yang lain.
Erin mengajak Raia untuk berkumpul dengan berbagai teman sesama orang Indonesia, yaitu Malam Kebudayaan yang acaranya dimulai pada malam hari. Saat itu, Raia sedang izin ke belakang untuk menemukan inspirasi menulisnya.
Namun, ada seorang laki-laki yang sedang menggambar sambil berkata ‘English Man American in New York,’ saat Raia lupa dengan lagu milik Sting yang menggambarkan orang asing di sebuah kota besar.
Pria tersebut mengenalkan dirinya yang bernama River yang memiliki kepribadian tertutup kepada orang yang baru saja dikenal. Namun, pertemuannya dengan Raia membuat hatinya menjadi luluh. Hubungan percintaan antara Raia dan River semakin mendekat. Mereka saling berjalan bersama sambil menikmati indahnya kota New York yang memanjakan mata.
Raia dan River mengelilingi kota Paman Sam. Mereka memutuskan untuk pergi ke kota big apple bersama. Di sana, mereka mencari inspirasi sesuai dengan apa yang dicarinya. Raia mencari inspirasi untuk menuangkan karyanya dalam bentuk tulisan, sedangkan River mencari inspirasi untuk sketsa gambarnya.
Selama di kota New York, River dengan antusiasnya menjelaskan satu per satu sejarah gedung tinggi kepada Raia. Mereka saling menunjukkan kenyamanan dan saling mendukung. River mendukung Raia untuk tidak berhenti menulis. Begitu juga dengan Raia yang selalu mendukung River agar tidak pernah berhenti untuk menggambar.
Interaksi antara Raia dan River berhasil untuk menunjukkan dan mengantarkan susasana yang nyaman. Sampai keduanya merasakan ketidaksadaran terhadap hubungan mereka yang berawal hangat, tiba-tiba mendapatkan sebuah konflik yang dapat menimbulkan tanda tanya besar sejak berawalnya pertemuan mereka.
Permasalahan cinta dan trauma yang dialami orang dewasa
Cineverse melihat awal dari permulaan film tersebut dimulai dari permasalahan Raia terhadap suaminya Alam yang diam-diam melakukan perselingkuhan dibelakangnya membuat permasalahan tersebut pernah dirasakan oleh berbagai orang yang dahulu pernah menikah tetapi retak dikarenakan salah satu pasangan pernah bermain api.
Bahkan, permasalahannya yang dialami oleh pemeran utama yaitu Putri Marino sebagai Raia Risjad pun cukup berat. Ini mengingatkan Cineverse ke berbagai film dan web series Putri Marino yang mengangkat isu perselingkuhan, sebut saja film Cinta Pertama, Kedua, & Ketiga (2022) Losmen Bu Broto (2022) dan web series Layangan Putus (2021).
Lalu, permasalahan cinta yang dialami oleh River pun hampir sama dengan Raia. River mengalami trauma berat ketika sang Istri meninggal disebabkan kecelakan mobil di malam hari. Hal tersebut yang membuat River menjadi pendiam dan tiba-tiba menghilang begitu saja yang membuat Raia semakin penasaran dengan sikap River yang ajaib.
Namun, Raia dan River saling tumbuh bagaimana cara untuk memulihkan trauma dengan romansa yang benar-benar menyentuh hati. Pulihnya River dan Raia dapat dijadikan sebagai obat bagi para penonton, khususnya untuk wanita yang memiliki trauma berat dengan pasangannya, bahkan pernah mengalami pubertas kedua dengan pasangan terbarunya.
Sinematografi yang dapat memanjakan mata
Sebagian besar, film tersebut menyajikan berbagai adegan yang pengambilannya di kota Paman Sam, serta sedikit mengambil berbagai adegan yang ada di Jakarta. Jadi saat kamu akan menonton film tersebut, kamu akan melihat banyak pemandangan kota New York yang sangat sejuk dengan berbagai bangunan tinggi yang tersusun rapih.
Berlatar tempat di New York yang sesuai dengan isi novelnya, membuat film The Architecture of Love menjadi semakin mantap untuk dilihat. Cineverse dapat merasakan sinematografi yang sejuk dan memanjakan mata ketika River menunjukkan keindahan kota di New York kepada Raia yang dikelilingi dengan berbagai gedung-gedung putih.
Secara visual, film ini sangat indah dipandang oleh mata. Color Grading-nya yang membuat penonton semakin betah untuk tetap bertahan duduk di bioskop sambil merasakan jalan-jalan virtual ke New York yang jauh dari polusi udara dengan langit yang bersih.
Bahkan dengan pengambilan one-shot di tengah keramaian di kota New York serta menampilkan kemesraan antara River dan Raia, membuat film tersebut mempunyai nilai jual dan poin yang cukup besar dan direkomendasikan untuk ditonton bagi kalian yang ingin menikmati film dari genre lain dengan berlatar tempat di luar negeri.
Chemistry Nicholas Saputra dan Putri Marino yang romantis
Seperti yang kita ketahui bahwa Nicholas Saputra semakin terpopuler dengan aktingya yang memukau saat berpasangan dengan Dian Sastro pada film Ada Apa Dengan Cinta (2004) dengan chemistry-nya yang semakin lekat. Namun pada film tersebut, pria yang akrab disapa ‘Nicsap’ itu menunjukkan kemampuannya untuk bisa beradu akting dengan Putri Marino.
Hal tersebut dapat terlihat ketika River dan Raia saling bertatapan manja saat berkeliling kota New York sambil mengeluarkan kata romantis, serta menjelaskan berbagai gedung yang ada disana. Apalagi, momen dimana saat River dan Raia memakan popcorn bersama dan menyelesaikan tugasnya masing-masing sambil bertatapan.
Kemesraan River dan Raia di sepanjang film tersebut sontak membuat penonton ingin berteriak ‘Ciiieee…’. Bahkan, Nicholas Saputra telah menjalankan tugasnya sangat baik sebagai River. Tampilannya tidak terlalu cringe dan cool. Namun, mampu menampilkan adegan yang penuh dengan emosi dan membuat yang menontonnya serasa mengena.
Tidak hanya Nicholas Saputra, namun Putri Marino tampil sebagai Raia Risjad benar-benar memukau. Terlihat sebagai career woman yang anggun, periang, manja dan kalem. Namun pada saat adegan yang meluapkan emosi, Putri Marino mampu menuangkannya dengan cara mengeluarkan air mata secara cepat.
Kesimpulan
The Architecture of Love (2024) merupakan film yang menjadi angin segar bagi para penonton di tengah gempuran film horor yang berderetan di berbagai bioskop Indonesia. Film bergenre drama romantis ini membuat kamu semakin terpana dengan disuguhkan visual yang memberikan pemandangan indahnya kota New York yang semakin memanjakan mata.
Lalu, Nicholas Saputra juga sukses membawa peran sebagai River Jusuf dengan sangat baik. Aktingnya dengan Putri Marino membuat chemistry-nya semakin kuat. Apalagi saat mereka jalan berdua sambil mengelilingi indahnya kota New York, bahkan saat memakan popcorn bareng membuat keromantisan mereka semakin menyentuh hati.
Namun terkadang penonton pun juga dibuat gemas dan ikut kesal melihat tingkahya River yang diam-diam nge-ghosting Raia, dengan sikapnya yang kurang mengenakkan dan selalu menghilang dan kabur ketika Raia antusias menanyakan hal pribadi kepada River yang membuat Raia menjadi insecure untuk jatuh cinta dengan orang yang dia cintai.
Bahkan, aktingnya Putri Marino membuat para penonton tersirap dan simpati dengan isi hati Raia yang semula pernikahannya dengan Alam berjalan mulus, tiba-tiba merasakan kesedihan yang begitu mendalam ketika dia menghadapi perselingkuhan yang dibuat oleh suaminya, takut didekatkan oleh pria lain, hingga di-ghosting dengan River.
Secara keseluruhan, bahwa film tersebut memberikan pesan kepada kita bahwa semua orang berhak pulih dan bangkit dari trauma yang pernah dialami oleh berbagai orang. Tidak hanya itu, namun film ini pun juga menjadi pengobat bagi orang-orang yang ingin memulai kembali untuk jatuh cinta kembali dengan orang yang mereka sukai.
Tidak hanya itu, film tersebut juga cocok ditonton oleh berbagai kalangan, khususnya untuk usia 13+. Namun, bagi anak-anak yang masih beranjak remaja dan ingin sekali menonton film The Architecture of Love harus didampingi oleh orang dewasa, khususnya orang tua.
Buat kamu pecinta genre romansa, film ini sangat direkomendasikan. Namun, jangan keluar juga di akhir adegan nanti, karena akan memunculkan mid credit mengenai kelanjutan hubungan Raia dan River yang pastinya akan membuatmu ingin berteriak gemas sambil tertawa sendiri.
Jangan lupa untuk saksikan The Architecture of Love di bioskop kesayangan anda!
Director: Teddy Soeriaatmadja
Cast: Nicholas Saputra, Putri Marino, Agla Artalidia, Jerome Kurnia, Omar Daniel, Refal Hady, Jihane Almira, Arifin Putra, Lidya Kandou, Willem Bevers
Duration: 110 Minutes
Score: 7.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
The Architecture of Love
The Architecture of Love mengisahkan perjalanan cinta antara Raia Risjad dan River Jusuf yang penuh trauma di kota New York