“Kamu yang membuat saya tidak berdaya. Kamu dan pikiranmu adalah setan,” – Ratna (Possession: Kerasukan, 2024)
Salah satu film horor Indonesia yang tiba-tiba hadir secara mengejutkan di awal Mei ini adalah Possession: Kerasukan. Film rilisan Falcon Black yang disutradarai Robby Ertanto ini baru saja menghadirkan trailernya 3 minggu yang lalu.
Trailernya sendiri tampil menyentak dengan suasana retro, penuh misteri dan nuansa gelap yang dihadirkannya. Film ini sendiri merupakan remake dari film horor klasik legendaris Possession (1981) yang dibintangi aktris Prancis ternama Isabelle Adjani dan Sam Neill.
Waktu pertama kali film ini dirilis, Possession pernah dilarang di Inggris dan banyak adegannya dipotong saat rilis di Amerika Serikat karena film ini menampilkan visualisasi yang intens dan mengganggu.
Bahkan Sam Neill mendeskripsikan Possession sebagai film paling ekstrem yang pernah ia mainkan, dan mengungkap pendekatan Sutradara Andrzej Zulawski yang banyak menuntut dan menyusahkan.
Beban berat kali ini ada pada Robby Ertanto yang sebelumnya sukses menggarap Ave Maryam (2018). Apakah adaptasi film ini akan sebaik aslinya atau malah tidak sesuai dengan yang diharapkan? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Faris, seorang perwira Angkatan Laut, baru saja pulang dari dinasnya yang ia lakukan selama 3 bulan. Ia lantas dijemput sang istri Ratna (Carissa Perusset) dan anaknya, Budi (Sultan Hamonangan) di dermaga saat kapal yang dinaiki Fariz bersandar.
Ratna yang datang dengan muka bersungut-sungut saat menjemput suaminya, tiba-tiba mengajukan surat cerai padanya. Faris yang kaget dengan permintaan cerai itu, mulai mempertanyakan Ratna dengan segala keanehannya.
Malam harinya Ratna keluar tanpa ia ketahui, dan mencurigai Ratna telah selingkuh darinya. Keesokan paginya, Budi dijemput Mita (Sara Fajira) yang merupakan teman Ratna di pementasan drama.
Saat ditanya Faris kemana saja istrinya selama ini, Mita pun memberitahu kalau Ratna menginap di sebuah hotel untuk menulis naskah dramanya, dan hanya Pak Wahyu (Nugie), sutradara pementasan drama itu saja yang tahu tempatnya.
Kini Faris mulai mendata siapa saja yang pantas ia curigai. Mulai dari tetangga mereka, Pak Tony (Arswendy Bening Swara), hingga Pak Wahyu (Nugie). Faris kemudian menyewa detektif swasta untuk membuntuti pergerakan Ratna dan menyuruh detektif itu mengabarkan secara rutin kepadanya.
Namun, ia menyadari kalau anaknya juga menunjukkan keanehan saat mendengar bunyi kencang yang ada di langit-langit apartemen mereka. Keanehan itu tak berhenti sampai ia menyadari kalau Ratna juga bersikap aneh dengan mengeluarkan desahan aneh saat sedang tidur. Apakah yang sebenarnya terjadi dengan Ratna?
Remake yang disesuaikan dengan kultur Indonesia
Mungkin tak semua dari kita pernah menonton film aslinya yang condong ke arah ‘art movie’ dan sulit dipahami banyak orang.
Namun di versi Indonesianya, film yang naskahnya digarap Lele Laila ini, mengimplementasikan budaya Indonesia untuk menggantikan beberapa elemen yang kurang cocok dan muncul di film aslinya.
Lele memasukkan elemen yang lekat dengan keseharian kita seperti pocong dan jumpscares, dua elemen penting yang tidak ditemukan di film aslinya yang memang sangat kuat di unsur dramatiknya.
Dua unsur ini memang harus dimasukkan agar Possession: Kerasukan mudah diterima oleh semua penonton kita. Walau begitu, tentu saja film ini tetap memasukkan misteri terselubung ke dalam narasinya, dan itu harus dipecahkan penonton lewat konklusinya yang menarik.
Visualisasinya yang sangat menarik
Possession: Kerasukan terlihat menghadirkan era retro 80-an, yang ditunjukkan dengan sejumlah wardrobe yang digunakan. Sisi artistik film ini nampak dikerjakan serius walaupun ada sedikit missed dengan penggunaan handycam yang tidak sesuai masanya. Tapi hal itu terbilang minor dan tidak mempengaruhi narasinya secara keseluruhan.
Dengan dominasi tone blueish atau kebiruan yang dihadirkan di dalam apartemen mereka, jelas mengindikasikan sesuatu, dan penggunaan tone ini cenderung konsisten dari awal.
Intensitas ini perlahan berubah saat Fariz berada di luar untuk membuntuti Pak Wahyu dan mendatangi kamar hotel yang didiaminya. Menarik melihat apa yang dihadirkan Robby saat berada di apartemen Fariz, di mana kengerian dihadirkan lewat tone dan skoringnya yang kuat.
Jangan terkejut dengan apa yang dihadirkan film ini. Karena narasi film ini akan membuat kita terkaget-kaget dengan sensualitas dan implementasi khas Indonesia yang dihadirkannya (walaupun tak sevulgar film aslinya).
Kesimpulan
Possession: Kerasukan bukanlah tipikal film horor mainstream yang banyak beredar di Indonesia. Membutuhkan keberanian dari Robby Ertanto untuk mengeksekusi film yang termasuk kontroversial di masanya, terlebih buat mereka yang termasuk penggemar garis keras film aslinya.
Film remake ini memang tak sekompleks film aslinya, namun tetap bisa memberikan nuansa horor yang menyeramkan dan penuh misteri di dalamnya.
Carissa Perusset tampil luar biasa dalam film ini, begitu pula dengan Darius Sinathrya yang mampu mengimbangi Carissa sebagai suami yang impulsif melihat perubahan istrinya yang begitu cepat.
Walaupun dengan durasi lebih pendek dari film aslinya, film ini tetap mampu memberikan elemen khas Indonesia lewat jumpscares dan plot yang sedikit rumit lewat bahasa simbol, sebuah hal yang akan membuat penonton berpikir agar bisa memecahkan misteri yang diberikan.
Possession: Kerasukan akan tayang serentak di Indonesia mulai 8 Mei 2024, nantikan kehadiran film ini sesaat lagi.
Director: Robby Ertanto
Cast: Darius Sinathrya, Carissa Perusset, Sara Fajira, Arswendy Bening Swara, Nugie, Sultan Hamonangan, Rangga Nattra, Ferry Salim
Duration: 105 Minutes
Score: 8.2/10
WHERE TO WATCH
The Review
Possession: Kerasukan
Possession: Kerasukan mengisahkan saat seorang suami merasakan keanehan pada istrinya saat ia pulang bertugas dan mulai menyelidikinya