“Perempuan yang ada di kamar tak bernomor di lantai tiga dia bukan tamu,” – Nenek (Panggonan Wingit, 2023)
Panggonan Wingit sebenarnya sudah pernah tayang di bioskop Indonesia pada akhir November 2023. Namun, karena kepadatan jadwal screening, film ini terlewatkan dan Cineverse waktu itu lebih memilih mengulas Rumah Masa Depan yang rilisnya bersamaan di bioskop.
Tak disangka ternyata Rumah Masa Depan juga rilis bersamaan dengan Panggonan Wingit di Netflix. Sejak tayang di Netflix, Panggonan Wingit hadir dengan judul Inggrisnya, The Haunted Hotel yang secara umum menggambarkan narasi film ini.
Panggonan Wingit sendiri memiliki arti “tempat keramat” atau “tempat angker,” di mana film ini diangkat dari kisah nyata dari sebuah hotel angker di Semarang pada tahun 1970-an.
Saat dirilis, film ini termasuk laris manis saat tayang di bioskop Indonesia. Penjualan tiketnya bahkan bisa menembus angka 1,8 juta penonton, dan berada tepat di atas Perempuan Tanah Jahanam (2019) yang mencapai 1,795 juta penonton.
Sinopsis
Berlatar di Semarang tahun 1981, Hotel Ambar Mangun yang bergaya kolonial dikejutkan dengan kematian stafnya yang mati mengenaskan setelah tiga hari bekerja di hotel tersebut.
Tiga hari setelah peristiwa itu, Raina (Luna Maya) dan adiknya Fey (Bianca Hello) datang ke Semarang untuk mengelola hotel tersebut karena bangunan itu merupakan warisan ayahnya yang sekarang dijalankan kakek neneknya.
Sang nenek (Oce Permatasari) sempat mengingatkan Raina dan Fey untuk tidak naik ke lantai 3 karena sedang diperbaiki dan tukangnya belum datang. Ia lantas mengantar Fey untuk mendaftar sekolah di situ dan bertemu mantannya, Ardo (Christian Sugiono) yang sedang menyelidiki kasus itu dan memintanya untuk berhati-hati karena ada pembunuh misterius berkeliaran.
Malam harinya, Raina mendengar suara perempuan dan naik ke atas untuk membuka salah satu kamar di lantai tersebut. Raina dikejutkan dengan kehadiran perempuan berambut putih ada di ruangan tersebut dan mengucapkan “Telung dino, tengah wengi.” Kalimat tersebut diartikan “Tiga hari, tengah malam.”
Keesokan harinya gantian Fey diserang mannequin di sekolah dengan gunting yang menyebabkan kakek dan nenek mereka harus memberitahu kepada mereka siapa yang ada di lantai 3 tersebut.
Narasinya menarik, walaupun ada sedikit kelemahan
Panggonan Wingit sebenarnya memiliki kisah menarik yang kalau bisa dieksekusi dengan baik akan menjadi film horor yang menegangkan. Secara eksposisi, film ini bisa menggambarkan misteri yang disembunyikan ayah Raina dan Fey.
Sayangnya, ada 2 kelemahan yang cenderung tidak masuk akal. Contohnya, kematian yang silih berganti terjadi di lantai 3, tidak diberi pencegahan yang cukup oleh kakek dan nenek. Seolah hanya dengan omongan renovasi, bisa mencegah orang untuk tidak naik ke atas.
Karena dengan pintu digembok pun, orang masih bisa nekat menjebolnya dan dan masuk ke lantai 3. Hal kedua yang menjadi perhatian adalah pemakaian bahasa Indonesia baku yang sebenarnya memang mencerminkan apa yang digunakan saat itu.
Pada awal 80-an, bahasa Jawa masih banyak digunakan di Semarang, tapi tampaknya hal ini diacuhkan. Walaupun sudah menggunakan bahasa baku, pemakaiannya cenderung tidak konsisten hingga akhir, kadang bercampur dengan logat kekinian.
Dua hal tersebut mungkin sedikit menggangu buat kita yang jeli melihatnya, walaupun untuk beberapa orang tidak terlalu signifikan.
Elemen teknisnya dikemas dengan amat serius
Melihat tampilan visual Panggonan Wingit, kita seperti terlempar ke masa silam yang penuh nostalgia dengan segala hal yang mengelilinginya. Sisi artistiknya diperhatikan dengan detil, dan membuat film ini sangat menarik untuk dilihat.
Penggunaan wardrobe, make-up, dan terutama efek visualnya sangat baik, membuat penampakan entitas apapun tampak menakutkan.
Kesimpulan
Panggonan Wingit tampil berbeda dengan narasinya yang tak hanya menjual horor semata, namun juga misteri tersembunyi yang dipenuhi kesedihan. Semua dikisahkan lewat eksposisi menarik lewat lokasi yang memanjakan mata.
Walaupun ada beberapa kekurangan, tapi bukanlah sesuatu yang krusial, hanya saja narasi seperti ini bukanlah sesuatu yang original. Di balik kekurangannya, film ini masih tampil solid di sisi teknisnya yang bisa menghibur kita hingga film ini selesai.
Tonton segera Panggonan Wingit di Netflix
Director: Guntur Soeharyanto
Cast: Luna Maya, Christian Sugiono, Bianca Hello, Egy Fedly, Firstriana Aldila, Budi Ros, Rafael Adwel, Oce Permatasari, Hami Diah, Neysa Chandria, Landung Simatupang, Ivonne Dahler
Duration: 110 Minutes
Score: 6.8/10
WHERE TO WATCH
The Review
Panggonan Wingit
Panggonan Wingit mengisahkan sebuah hotel yang didiami sosok perempuan berambut putih yang selalu meminta korban jiwa setelah 3 hari ia bertemu calon mangsanya