“You are nothing without me,” – Josephine Bonaparte (Napoleon, 2023).
Napoleon karya dari Ridley Scott merupakan film biopik yang bercerita tentang Napoleon Bonaparte, seorang tokoh militer terkenal yang menjadi Kaisar Perancis di awal abad ke-19. Film biopik ini selain tayang di layar lebar nantinya juga akan tayang dalam streaming Apple TV.
Sementara itu membuat film berdasar tema sejarah bukanlah hal yang baru bagi sutradara gaek kelahiran Inggris, Sir Ridley Scoot bahkan film debutnya sebagai sutradara yang dirilis pada tahun 1977 berjudul The Duellist dibuat dengan berlatar Era Perang Napoleon dan juga ada filmnya yang lain seperti The Kingdom of Heaven dan Gladiator yang juga memakai sejarah sebagai latar plotnya.
Sinopsis
Film biopik ini bercerita tentang Napoleon Bonaparte, pria kelahiran Korsika yang nantinya akan menjadi penguasa absolut di Perancis dan juga menjadi sosok yang mempengaruhi benua Eropa pada awal abad ke-19.
Biopik Napoleon dari kejayaannya sampai kejatuhannya
Film ini dibuka ketika Ratu Marie Antoinette berjalan dengan angkuhnya menuju tiang Guilotteine ketika kerusuhan melanda di segala penjuru Perancis saat Revolusi Perancis yang menggubah sistim kekuasaan di Perancis dari kekuasaan monarki absolut menjadi sistim republik.
Dengan runtuhnya monarki, hal tersebut memberi peluang bagi pemuda asal Korsika yang bernama Napoleon Bonaparte untuk menjadikan dirinya terkenal sebagai ahli strategi berbakat.
Dia menunjukkan kemampuannya dalam Pertempuran Toulon, di mana dia memimpin pasukannya dengan mengalahkan armada laut kerajaan Inggris dan mengamankan kota pelabuhan itu dan memberikan kembali kota tersebut ke pangkuan republik Perancis.
Biopik tentang Napoleon ini dibuat dengan garis waktu yang familiar bagi yang menyukai sejarah bermula dari kejatuhan Maxmilien Roberpierre dan mengakhiri pemerintahan Teror, invasi ke Mesir, kudeta tahun 1799 yang menggulingkan sistim pemerintahan Perancis, penobatan dirinya sebagai Kaisar Perancis pada tahun 1804.
Pertempuran Austerlitz yang menentukan sebagai akibat gagalnya menjalin perdamaian dengan Inggris, penaklukan Perancis ke Rusia yang membawa kerugian besar dan membuat Napoleon menjalani pengasingan pertamanya di Pulau Elba lalu kembali lagi ke tanah Perancis dan bertempur dengan Inggris dan mengalami kekalahan memalukan di Waterloo yang kemudian dibuang oleh pihak Inggris ke St.Helena yang ada di Samudra Atlantik bagian selatan.
Penuh adegan perang yang mengesankan
Film ini menggambarkan tentang naik turunnya karir politik dan militer dari Napoleon selama kurun waktu 1790-an sampai dengan 1810. Sepanjang hidupnya sebagai ahli militer, Napoleon mengambil peran dalam kurang lebih 81 pertempuran.
Jenderal yang mendapat julukan sebagai “Kopral Kecil’ ini mengawali karirnya sebagai prajurit artileri dan melalui perang, mulai dari Pengepungan Toulon sampai dengan Pertempuran Waterloo, Ridley Scott menggambarkan pertumbuhannya sebagai pemimpin militer di mana dalam berbagai pertempuran atau konflik yang ada dalam film tersebut, Napoleon Bonaparte mengalami kemenangan maupun kekalahan.
Dalam Pertempuran Austerlitz yang bersalju itulah terjadi adegan perang yang mengesankan sekaligus memberikan pemandangan brutal yang mengerikan.
Perang yang dikenal dengan Pertempuran Tiga Kaisar itu terjadi di danau membeku di saat musim dingin di mana pasukan Perancis membombardir pasukan gabungan Rusia-Austria, peluru-peluru meriam tersebut dengan cepat menghancurkan lapisan yang putih dan mengubahnya menjadi berwarna merah darah dengan tubuh-tubuh prajurit yang gugur tenggelam ke dasar danau.
Adegan tersebut memberikan keseimbangan yang fokus pada kekacauan yang brutal dan manuver taktis yang brilian dengan ketegangan yang luar biasa.
Kisah romansa yang bergejolak antara Napoleon dan Josephine
Selain memberikan kisah pertempuran yang berkesan, film ini juga mencoba menggabungkan narasinya melalui drama menjalin rangkaian pertempuran yang diciptakan kembali secara epik dengan kegelisahan romantis yang ada pada kisah pernikahan antara Kaisar Napoleon (Joaquin Phoenix) dan Permaisuri Josephine (Vanessa Kirby).
Sejak pertemuan pertamanya dengan Josephine de Baeuharnais, seorang perempuan yang telah menjadi janda dan ibu dua orang anak di awal Revolusi Perancis, Napoleon seakan-akan terobsesi dengan Josephine.
Dinamika permainan kekuasaan di antara mereka di mana Josephine yang memegang kendali seakan membuat Napoleon yang menjadi orang paling berkuasa saat itu di Eropa menjadi tidak berarti.
Ridley Scott menyajikan kisah cinta Napoleon dan Josephine sebagai ikatann yang terjalin dari saling pengertian dan persahabatan bahkan ketika pernikahan mereka yang penuh gejolak bubar karena Josephine tidak bisa memberikan ahli waris takhta mereka tetap terhubung.
Dalam surat-surat yang mereka tulis, mereka berkomunikasi layaknya sahabat lama yang saling memberikan dukungan dalam memahami betapa buruknya kehidupan yang mereka jalani.
Vanessa Kirby benar-benar menawan sebagai perempuan bangsawan yang menderita di saat Revolusi Perancis berlangsung dan juga pada saat Pemerintahan Teror di mana suaminya terbunuh dan dia dipenjara. Kirby menunjukkan tekadnya sebagai seorang yang mempertahankan hidupnya dengan menyelaraskan diri dengan kekuasaan dengan segala cara.
Fokus pada keunikan dan kekurangan Napoleon
Scott juga menyajikan filmnya ini sebagai tontonan yang memberikan fokus pada keunikan dan kekurangan dari diri seorang Napoleon Bonaparte dibandingkan dengan kehebatannya sebagai seorang pemimpin militer dan politikus.
Plotnya yang terkadang lambat dan membosankan dan tidak dirangkai dengan baik terutama bagi yang tidak belajar atau tidak menyukai sejarah mungkin akan sedikit membingungkan.
Alurnya yang tersendat-sendat kadang juga sedikit konyol dan satire bahkan ke arah parodi tapi tertutupi oleh adegan –adegan kemegahan perang yang berlangsung.
Joaquin Phoenix cukup lumayan berperan sebagai Napoleon Bonaparte yang canggung menghadapi Josephine yang penuh intrik dan juga berperan sebagai pemimpin yang kadang kekanakan.
Selain memang berfokus pada Josephine, film ini juga tidak memberikan gambaran lengkap tentang peran para pembantu Napoleon baik itu para jenderal-jenderal maupun penasihat politiknya.
Bahkan saudaranya Joseph yang membantunya merebut kekuasaan hanya tampil sekilas dan bahkan anak-anak tiri Napoleon pun juga hanya muncul sepintas dan ibunya yang memberikan pengaruh besar pada hidupnya juga hanya tampil di sepertiga film terakhir.
Sehingga kita dapat mendapatkan gambaran lengkap tentang bagaimana hubungannya dengan keluarganya atau para koleganya tersebut.
Mungkin jika kita ingin mendapatkan gambaran lengkap tentang Napoleon Bonaparte kita dapat melihatnya pada film bisu berjudul sama karya Abel Gance di tahun 1927 yang berkisah dari mulai masa kecilnya, pergolakan masa Revolusi sampai kemenangannya di Italia.
Kesimpulan
Ridley Scott menyajikan Napoleon sebagai sebuah kisah tentang kekuasaan, obsesi dan eksploitasi yang bisa dibilang merupakan kisah dari sejarah itu sendiri.
Scott membiarkan yang menonton filmnya memberikan interpretasinya sendiri tentang Napoleon Bonaparte entah itu sebagai ahli strategi yang hebat sebagai penyelamat dan memberikan kejayaan bagi Perancis atau sebagai penghasut perang yang lalim yang menyebabkan kematian jutaan rakyatnya.
Director: Ridley Scott
Cast: Joaquin Phoenix, Vanessa Kirby, Tahar Rahim, Mark Bonar, Ben Miles, Paul Rhys, Rupert Everett
Duration: 158 minutes
Score: 6,2/10
WHERE TO WATCH
The Review
Napoleon
Napoleon Menceritakan tenatng kisah yang merinci kebangkitan dan kejatuhan Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte dan perjalanannya yang tiada henti menuju kekuasaan melalui prisma hubungannya yang adiktif dan tidak menentu dengan istrinya, Josephine.