“Ayu, kalau kamu masih diganggu, ucap Ta’awudz terus meludah ke kiri tiga kali. Setelah itu, pasti kamu enggak diganggu lagi,” – Ibu Nuning (Khanzab).
Hai, Cilers!
Siapa yang sering lupa rakaat ketika shalat? Jangan-jangan kalian telah diganggu oleh jin bernama khanzab. Yap, khanzab merupakan jin yang sering mengganggu umat manusia saat melaksanakan shalat. Gangguannya dapat berupa lupa rakaat, lupa bacaan, dan teringat akan hal-hal yang tidak penting.
Nah, menyambut hari lebaran banyak tayangan film-film di bioskop yang dihiasi genre horor. Mulai dari film adaptasi thread Sewu Dino, film horor remake sinetron legenda Jin & Jun, dan terakhir ada film produksi Dee Company berjudul Khanzab.
Ketiganya serempak memajukan tanggal penayangan pada 19 April kemarin, yang pada awalnya dijadwalkan tayang 20 April.
Khanzab juga menjadi film horor debut dari aktris Tika Bravani yang kembali bermain film setelah hampir 5 tahun vakum akibat melahirkan dan mengurusi anaknya. Penasaran dengan kisah Khanzab seperti apa? Simak ulasannya di bawah ini!
Sinopsis
Khanzab mengangkat cerita nyata dari pembantaian dukun santet di Banyuwangi yang pernah terjadi pada 1998. Film ini mengikuti kisah Rahayu (Yasamin Jasem) yang memiliki trauma sebab menjadi saksi dari pembunuhan ayahnya saat tragedi Banyuwangi terjadi.
Tak cukup sampai di situ, keluarga Rahayu masih dikucilkan masyarakat sekitar sebab kejadian yang dialami oleh sang ayah. Belum lagi gangguan yang dialaminya ketika sedang melaksanakan ibadah shalat. Ia diusik kekhusyukannya oleh setan bernama Khanzab.
Khanzab sendiri merupakan setan yang biasa mengganggu manusia ketika sedang shalat. Gangguan yang dilakukan biasanya membuat orang lupa bacaan shalat, teringat hal-hal yang tidak penting, dan lupa jumlah rakaat.
Singgung Kasus Pembantaian di Banyuwangi 1998
Film ini mengambil latar sekitar tahun 1998, di mana kala itu terjadi peristiwa pembantaian terhadap orang yang diduga melakukan praktik ilmu hitam (santet atau tenung) di Banyuwangi, Jawa Timur.
Salah satu yang menjadi korban dari tragedi tersebut adalah bapak dari Rahayu yang bernama Semedi (Rizky Hanggono). Ia dipenggal tepat di depan anak kandungnya, ketika usai melaksanakan shalat subuh.
Selang dua tahun setelah kejadian tersebut, kehidupan Rahayu bersama ibu tiri dan adiknya berlangsung normal. Walaupun semakin banyak orang yang mencemooh mereka karena latar belakang keluarga mereka yang merupakan korban dari tragedi Banyuwangi. Sebenarnya cemoohan tersebut timbul akibat rasa iri karena melihat kehidupan mereka baik-baik saja.
Walaupun mengangkat kisah nyata dari tragedi Banyuwangi, namun sepanjang film ini berlangsung rupanya tragedi tersebut hanya singgungan saja. Tidak benar-benar terikat dengan alur cerita yang dikisahkan.
Ketika semua terungkap pun nyatanya pembunuhan Semedi bukan karena tragedi pembantaian Banyuwangi, melainkan kedok pencurian barang pusaka milik Semedi. Lagi dan lagi, semua itu dipicu berdasarkan rasa iri melihat saingannya mendapat banyak pelanggan.
Berawal dari rasa iri kemudian berkembang menjadi rencana jahat yang melahirkan dendam dan kesalahpahaman. Banyak masalah muncul setelah kematian Semedi. Apa yang terlihat baik belum tentu baik, dan apa yang dianggap buruk nyatanya justru mempunyai niat yang tulus.
Akting Para Pemain yang Mumpuni
Boleh diakui jika kemampuan para pemain dalam film ini cukup mumpuni dalam menjiwai peran yang mereka mainkan. Unsur drama keluarga yang diberikan terasa menohok penonton, memaksa untuk merasakan kesedihan yang dirasakan setiap karakter.
Kehilangan yang ditampilkan turut sampai di hati penonton, membuat mata sedikit berkaca-kaca. Kisah yang sebenarnya cukup miris, seperti yang kita ketahui korban dari pembantaian Banyuwangi memiliki keluarga yang merasakan bagaimana anggota keluarga mereka direnggut paksa nyawanya. Tentu saja hal itu menimbulkan rasa sedih dan trauma mendalam.
Tika Bravani sukses menampilkan karakter ibu Nuning, ibu tiri dari Rahayu. Ia digambarkan sebagai sosok yang sabar, taat agama, dan selalu mengingatkan Rahayu agar tidak melawan orang-orang yang selalu mencemooh mereka.
Kehadiran adik Rahayu yang bernama Aji (Sabian) juga menambah suasana hangat keluarga mereka. Kalau soal Yasamin Jasem sebagai Rahayu tak perlu diragukan, ia berhasil membawakan sosok Rahayu dengan baik. Ketakutan dan amarah yang ditunjukkan ikut dirasakan penonton.
Jangan lupakan karakter Arswendy Beningswara sebagai Sentot, pakde dari Nuning. Ia merupakan ustad yang sempat meruqyah Rahayu ketika kecil. Ia juga yang membantu Semedi untuk meninggalkan jalan sesat dan beralih kepada jalan kebenaran Allah SWT.
Kisah Khanzab yang Jadi Kiasan
Sayangnya, sosok Khanzab hanya dijadikan kiasan dalam film ini. Singgungannya terasa sedikit sekali. Arah cerita mulai keluar dari jalur, fokus utama yang diceritakan justru tidak sesuai dengan judul yang diberikan. Khanzab hanya menjadi jembatan dari jin yang sebenarnya ingin menguasai Rahayu.
Hal itu yang menjadi kekurangan dalam film ini. Rahayu yang dikendalikan dendam akibat kematian bapaknya, rasa tidak percaya dengan pakde Sentot sebab bujuk rayu iblis, dan bermunculan para makhluk halus yang dikisahkan sebagai teman masa kecil Rahayu atas undangannya yang tak disengaja.
Adegan pengulangan juga ditampilkan, seperti Rahayu yang terus menerus shalat di mushala bekas rumah masa kecilnya. Memang terlihat jelas jika ia sengaja shalat di sana untuk menggali ingatannya tentang masa kecil dan pekerjaan bapaknya dulu.
Sejak Rahayu shalat di sana, banyak gangguan yang dirasakan. Semua itu berasal dari piaraan bapaknya dulu yang sempat berkomunikasi dengan Rahayu ketika kecil. Mereka mulai merasa nyaman dan terikat dengan Rahayu sehingga tanpa sadar dirinya sudah dikendalikan terlampau jauh.
Kesimpulan
Khanzab menjadi pilihan film horor yang ingin disaksikan ketika lebaran besok. Mengambil genre horor religi, penampakan yang ditampilkan terbilang seram dan menakutkan. Visual yang disajikan juga tidak monoton dan cukup enak untuk disaksikan.
Sayangnya, selain kisah khanzab yang kurang diceritakan, skoring yang tersaji cukup mengganggu dengan suara yang menggebu. Padahal adegan yang ditampilkan tidak mengandung unsur horor, namun skoring yang digunakan seolah ada sesuatu yang menakutkan.
Buat kalian yang suka film horor religi, maka Khanzab tak boleh dilewatkan. Ayo ajak teman dan orang terdekat kalian untuk menyaksikan film ini di bioskop!
Director: Anggy Umbara
Cast: Yasamin Jasem, Tika Bravani, Arswendy Bening Swara, Munggaran, Rizky Hanggono, Fuad Idris, Vonny Anggraini, Badriyah Afiff
Duration: 105 minutes
Skor: 6.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Khanzab
Film ini mengikuti kisah Rahayu (Yasamin Jasem) yang memiliki trauma sebab menjadi saksi dari pembunuhan ayahnya saat tragedi Banyuwangi terjadi. Ketika Rahayu sedang shalat, ia diganggu oleh jin bernama Khanzab sehingga dirinya tidak fokus dan lupa bacaan shalat.