Review I Like Movies (2022)

Ketika Seorang Sinefil Bergulat dengan Kenyataan Hidup yang Tidak Diinginkannya

i like movies 5

© Téléfilm Canada

“I need to watch movies like I need to breathe air,” – Lawrence Kweller (I Like Movies, 2022)

Sebuah judul menarik untuk para pecinta film, I Like Movie, telah hadir di layanan streaming KlikFilm di bulan Januari ini. Sebuah tayangan nostalgia bagi pecinta berat film, namun juga penuh pesan-pesan bermakna di dalamnya.

Dari sutradara dan penulis Chandler Levack, film ini turut dibintangi oleh Isaiah Lehtinen, Percy Hynes White, dan Anand Rajaram.

Berikut ulasan I Like Movies dari Cineverse.

© Téléfilm Canada

Sinopsis

Mengambil setting di awal tahun 2000-an, I Like Movies bercerita tentang bocah pecinta film bernama Lawrence Kweller (Isaiah Lehtinen). Seorang sinefil berusia 17 tahun ini belum matang secara sosial, namun berhasil menemukan perlindungan dari masa remaja yang menyebalkan melalui pita layar lebar.

Ia sangat yakin bahwa dirinya bisa mendapatkan 90.000 dollar AS untuk mencapai impiannya melanjutkan pendidikan di sekolah film di NYU. Oleh karena itu, Lawrence menjadi pegawai paruh waktu di toko film Sequels.

Menikmati pekerjaan yang baru – demi biaya kuliah tinggi dan mengejar mimpi, ia kemudian menjalin persahabatan rumit dengan manajer wanita yang lebih dewasa bernama Alana (Krista Bridges).

Sayangnya, semua hal yang dikejar oleh Lawrence – perempuan, film-film terbaik, dan persahabatan, yang tidak semuanya berjalan mulus.

Menemukan identitas diri lewat film

© Téléfilm Canada

Lawrence, dengan pengetahuan ensiklopedisnya tentang film dan romantisme naif, berbenturan dengan pragmatisme sinis dan pandangan dunia Alana yang getir. Namun, ikatan mereka terbentuk. Oleh karena rasa cinta terhadap film dan pemahaman tak terucap bahwa dalam dunia fiksi, mereka masing-masing menemukan perasaan diterima.

Penampilan para aktor patut diapresiasi. Penggambaran Lehtinen tentang Lawrence sangatlah memikat dan memilukan, menangkap kerentanan dan keputusasaan karakter dengan sensitivitas yang luar biasa.

Bridges, di sisi lain, memberikan performa berlapis sebagai Alana, menampilkan kedalaman rasa sakit dan ketahanan yang tersembunyi di balik sikap sinisnya. Chemistry mereka di layar terasa nyata, menjadikan persahabatan tak terduga sebagai inti emosional film.

I Like Movies terjalin layaknya ritme film klasik yang tidak terburu-buru. Levack mempercayai penontonnya untuk menghubungkan titik-titik kosong, demi memahami emosi tak terucap di setiap adegan.

Surat cinta untuk para sinefil

© Téléfilm Canada

Film I Like Movies garapan Chandler Levack bukanlah sekadar film biasa; ini adalah surat cinta untuk keajaiban sinema itu sendiri.

Kemampuannya membangkitkan nostalgia sangat memukau; kaset VHS berbintik, rak berdebu yang dipenuhi mimpi dalam bingkai plastik, televisi CRT yang berderak-derak. Ini bukan lagi properti; mereka adalah portal ke era yang hilang. Membawa penonton kembali ke masa yang lebih sederhana ketika toko video lokal menjadi pusat budaya sebuah komunitas.

Sang sutradara dengan penuh perhatian menelusuri detail-detail ini, memberikan keindahan pahit untuk siapa pun yang mengingat era pra-streaming.

Meski begitu, film ini juga bukan sekadar perjalanan ke masa lalu, melainkan refleksi tentang kekuatan transformatif film.

Melalui mata Lawrence, penonton bisa melihat bagaimana film dapat menjadi pelarian, menantang perspektif, dan menawarkan penghiburan. Setiap referensi film, dari klasik era bisu hingga indie, terasa dipilih dengan cermat, mempengaruhi kesan sinematik yang menjadi tema utama film.

Kesimpulan

© Téléfilm Canada

Salah satu film bertema berat yang dikemas dengan sangat menarik. Karakter utamanya sukses menguras emosi – tapi juga membuat kita simpati. I Like Movies telah memikat penonton dengan penggambaran kehidupan remaja yang hangat namun realistis, didorong oleh kecintaan yang dalam terhadap dunia film.

Sayangnya, industri yang sangat kita cintai ini tidak selalu menyenangkan, Ketika menginjak usia dewasa, keindahan tersebut memudar. Idealisme beradu lagi dgn realita. Bahkan, penonton juga diberi kilasan “borok” dalam industri perfilman.

Berlatar belakang akhir tahun 90-an, film ini membangkitkan rasa nostalgia yang hangat dengan kaset VHS, setting toko video, dan referensi film klasik. Cukup relate dengan siapa pun yang menghargai era pra-streaming dan keajaiban menemukan film di rak-rak ajaib toko penyewaan film.

 

Director: Chandler Levack

Cast: Isaiah Lehtinen, Percy Hynes White, Anand Rajaram, Krista Bridges, Romina D’Ugo

Duration: 99 Minutes

Score: 7.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

I Like Movies

7.8 Score

I Like Movies mengisahkan seorang sinefil yang sulit bersosialisasi dengan lingkungannya dan mencari jati dirinya lewat film

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 8
Exit mobile version