“Allah ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 bagian disimpan disisi-Nya, hanya 1 bagian yang turun ke dunia. Dari 1 bahagian itu, semua makhluk berkasih sayang. Dan dari satu bagian itu, Allah kirimkan Ummi untuk Ayah,” Hamka (Hamka & Siti Raham Vol. 2, 2023)
Di minggu ketiga Desember nanti, sebuah film Indonesia yang banyak dinanti akan hadir. Sekuel langsung dari Buya Hamka Vol. 1 yang sebelumnya rilis pada 19 April 2023 ini tak lama lagi akan bisa kita tonton di layar lebar.
Sedikit kilas balik, di film pertamanya, kita telah melihat bagaimana Hamka meniti karirnya sebagai Ketua Muhammadiyah di Makassar pada tahun 1933 dan kemudian menjadi Pemimpin Redaksi Pedoman Masyarakat di Medan. Di situ ia berkonflik dengan Jepang yang membuatnya difitinah dan akhirnya diturunkan sebagai Ketua Muhammadiyah.
Di sekuelnya yang akan diberi judul Hamka & Siti Raham Vol. 2, biopik ini akan memfokuskan ceritanya pada hubungan Hamka (Vino G. Bastian) dengan istrinya, Siti Raham (Laudya Cynthia Bella), yang di film pertamanya banyak mempesona penonton.
Bagaimana di sekuelnya kali ini? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Narasi film ini kini akan dimulai dengan perjuangan Hamka saat melawan Belanda di Sumatra Barat pada tahun 1947. Perjuangan secara gerilya ini ia lakukan bersama pendukungnya, juga bersama anak laki-lakinya yang masih kecil, Rusydi (Bima Azriel).
Perjuangan ini membuat Hamka harus meninggalkan istri dan anak-anaknya di rumah. Siti Raham atau biasa disebut Umi oleh Hamka, berjuang sekuat tenaga mengurus anak-anaknya, bahkan ketika sakit dan kekurangan makanan.
Sampai pada akhirnya Buya tertembak, yang membuatnya harus dirawat di pengungsian, Umi bersama anak-anaknya datang untuk menjemputnya hingga akhirnya Belanda mengakhiri agresinya setelah perundingan Roem Royen diadakan pada tahun 1949.
Setelah semua berakhir, Hamka bersama keluarganya pindah ke Jakarta pada tahun 1950 dan menjadi pegawai di Departemen Agama. Keputusannya masuk di pemerintahan mewakili Masyumi, membuatnya agak vokal terhadap kepemimpinan Soekarno yang juga merupakan sahabatnya.
Hamka juga menginiasi terbangunnya Mesjid Al-Azhar Jakarta dan menjadi imam besar di sana. Setelah Masyumi dibubarkan, ia mendirikan majalah Panji Masyarakat yang membuatnya masuk penjara akibat tulisannya yang tajam.
Ia kemudian masuk bui pada tahun 1964 setelah dituduh melakukan gerakan subversif untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Di penjara, ia akhirnya berhasil menyelesaikan Tafsir Al-Azhar yang belum sempat ia selesaikan sejak lama.
Pada tahun 1966, ia dibebaskan dari penjara, dan mengisi kegiatannya dengan dakwah. Buya juga sempat menjadi imam saat Soekarno meninggal di Wisma Yaso pada 1970 atas permintaan kawannya semasa hidup.
Di tahun 1975, ia terpilih secara aklamasi menjadi Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang pertama, dan sempat memberi bimbingan kepada satu kekasih anak sastrawan Pramoedya Ananta Toer yang ingin menjadi mualaf.
Dukungan Siti Raham terhadap Hamka di sepanjang film
Di sekuelnya kali ini, perjuangan Siti Raham terlihat nyata dan terus setia mendukung Buya Hamka saat memperjuangkan kemerdekaan dan terlebih saat ia dipenjara. Walaupun sebenarnya tak ada perbedaan signifikan antara film pertama dan keduanya, karena karakter Siti Raham memiliki screen time yang konstan di setiap adegan.
Dua lini masa berbeda menjadi perhatian kita, yaitu saat memperjuangkan kemerdekaan dengan saat Buya Hamka dipenjara. Di kedua era itulah kita melihat totalitas seorang istri yang terus mendukung suaminya, bahkan di saat-saat sulit sekalipun.
Ketika Siti Raham dirawat dan akhirnya meninggal dunia, Buya Hamka tetap terus mendampingi istrinya di saat sakaratul maut. Dialog yang intens, dan chemistry keduanya sangat terlihat nyata dan akan membuat kita terharu menontonnya.
Kesabaran Umi saat menghadapi masa-masa sulit Buya memang luar biasa, dan hal inilah yang bisa menjadi pelajaran untuk generasi muda saat ini.
Elemen teknisnya tetap terjaga sama baiknya
Hal yang satu ini tidak mengalami perubahan yang berarti, karena film ini sebenarnya dibuat menjadi satu kesatuan, dan visualisasinya sangat menghibur kita, dipadukan dengan tata artistik dan wardrobe-nya yang juga senada untuk masa tersebut.
Tak ketinggalan dialeknya Sumatra Barat-nya yang terasa amat kental. Satu hal yang menjadi pujian Cineverse adalah make-up dan prostetiknya yang termasuk rapi dan detil. Kerut wajah di muka Vino saat berusia senja dilihat dari berbagai sisi terlihat sangat mengagumkan.
Sebuah penanda kalau film ini memang digarap sangat serius, bukan hanya elemen teknis yang telah disebut di atas saja.
Kesimpulan
Kekurangan film ini relatif minor, dan hanya di bagian epilognya saja yang kurang memuaskan. Film ini tetap mempertahankan kualitasnya sebagai biopik terbaik dari salah satu tokoh bangsa yang sangat dikagumi bangsa Indosesia.
Kita akan diperlihatkan bagaimana Siti Raham terus setia dan memberi dukungan terhadap suaminya di saat-saat sulit yang dihadapinya. Begitupun sebaliknya, Buya Hamka juga menemani sang istri hingga maut memanggilnya.
Sebuah cinta yang tulus dan iklas dari istri kepada suaminya, dan hal itu menjadi pelajaran berharga bagi kita semua agar bisa menghargai pasangannya masing-masing, di saat suka maupun duka.
Nantikan Hamka & Siti Raham Vol. 2 di bioskop terdekat di kota kamu mulai 21 Desember 2023.
Director: Fajar Bustomi
Cast: Vino G. Bastian, Laudya Cynthia Bella, Marthino Lio, Yoga Pratama, Bima Azriel, Ajil Ditto, Roy Sungkono, Cita Maharani, Vania Valencia, Resha Putri, Quinsha Malaika, Javinada Della, Alfie Alfandi, Anjasmara
Duration: 100 Minutes
Score: 7.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
Hamka & Siti Raham Vol. 2
Hamka & Siti Raham Vol. 2 kini berfokus antara hubungan Hamka dengan Siti Raham yang kian intens hingga ajal menjemput Ummi