Review Badarawuhi di Desa Penari (2024)

Prekuel KKN di Desa Penari yang Sedikit Menjelaskan Siapa Badarawuhi Sebenarnya

badarawuhi di desa penari 8

© MD Pictures

“Dia sudah dipilih untuk menjadi calon dawuh pada desa ini. Kopi manis ini pertanda bahwa dia harus melakukan ritual dan jangan berhenti menari,” – Mbah Buyut (Badarawuhi di Desa Penari, 2024)

Salah satu dari dua film Indonesia terbesar yang akan hadir saat Lebaran nanti baru saja melangsungkan screening perdananya di Jakarta (28/3). Film yang berjudul Badarawuhi di Desa Penari yang juga merupakan prekuel dari KKN di Desa Penari ini memang menjadi sorotan luas di Indonesia karena beberapa hal.

Hal pertama adalah Badarawuhi di Desa Penari menjadi salah satu dari dua film Indonesia terbesar (selain Siksa Kubur) yang dirilis saat Lebaran 2024. Dua film yang hadir sebenarnya merupakan sebuah anomali, mengingat pada tahun lalu ada 4 film Indonesia tayang serentak saat Lebaran 2023.

Hal kedua yang menjadi perhatian luas dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penikmat film dan juga para fansnya adalah film ini merupakan film Indonesia pertama yang dibuat untuk format IMAX, dan merupakan satu dari empat film di seluruh dunia di tahun 2024 yang dibuat untuk format ini.

Sejumlah fakta di atas tentu bisa memberikan gambaran kepada kita betapa besar animo masyarakat terhadap film ini dan diharapkan bisa memenuhi rasa penasaran kita terhadap sosok perempuan cantik berbusana hijau yang meneror para mahasiswa yang sedang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di film pertamanya.

© MD Pictures

Sinopsis

Berlatar pada tahun 1980, Mila (Maudy Effrosina) bersama sepupunya, Yuda (Jourdy Pranata) dan temannya, Arya (Ardit Erwandha), mencari keberadaan sebuah desa yang dikenal dengan penarinya.

Dengan menaiki sebuah bis ke sebuah daerah di Jawa Timur, mereka mengunjungi salah satu teman mereka, Jito (M. Iqbal Sulaeman) yang ada di pasar setempat untuk menanyakan lokasi desa tersebut. Tak lama, Jito mengetahui keberadaan desa tersebut dan bersama mereka datang ke desa yang disebut Desa Penari tersebut.

Sesampainya di desa tersebut, Mila menanyakan keberadaan tetua desa yang sekarang dipegang Mbah Buyut (Diding Boneng). Namun, di desa tersebut Mila menemui banyak keanehan, terlebih saat dia menginap di salah satu rumah yang ditinggali Ratih (Claresta Taufan) dan ibunya yang sedang sakit.

Mila pun didatangi teror terus menerus yang ternyata disebabkan oleh Badarawuhi. Ternyata Mila menyimpan sebuah rahasia kelam terkait ibunya di masa lalu, tepatnya pada tahun 1955 di desa tersebut.

© MD Pictures

Rahasia itu tak lain berkaitan dengan masa lalu ibunya dengan Badarawuhi dan Mila ingin ibunya yang sedang sakit bisa sembuh, namun Badarawuhi menginginkan sesuatu yang diambil ibunya. Apakah yang diinginkan Badarawuhi sebenarnya? Bisakah ibu Mila bisa sembuh nantinya?

Plotnya cenderung lambat dan berlatar di dua lini masa

Badarawuhi berlatar di dua lini masa yang berjalan bergantian di tahun 1955 dan 1980 dengan memperhatikan narasi yang disampaikan lewat dialog karakter utamanya. Narasinya akan fokus kepada karakter Mila, ibunya, dan relasinya dengan Badarawuhi.

Plotnya sendiri berjalan lambat yang mengakibatkan film ini cenderung membosankan di 30 menit pertamanya. Setelah karakter Mila dan Ratih diceritakan secara terpisah, kita secara perlahan bisa mengikuti film ini. Walau amat disayangkan karakter Badarawuhi tetap tidak diceritakan bagaimana asal usulnya. Kita hanya bisa mengetahui kisahnya yang kini bertebaran di media online.

© MD Pictures

Ada tampilan menarik diperlihatkan di film ini. Penampakan musang yang diperlihatkan Kimo di awal film saat Mila datang ke desa tersebut, seolah menjelaskan kalau filmnya kali ini merupakan antitesis dari film pertamanya yang menggambarkan ular. (Musang sendiri merupakan pemakan ular)

Ada peningkatan di beberapa elemen teknis

Bergesernya kursi sutradara dari Awi Suryadi ke Kimo Stamboel ternyata tidak serta merta mengubah tampilan film menjadi jauh lebih baik. Film ini masih tampil sebaik film pertamanya, namun ada perubahan minor dengan beberapa tampilan yang terlihat mengesankan.

Adegan ini menjadi pembeda dari film sebelumnya, karena dilangsungkan di alam Angkara Murka, di mana saat Mila masuk ke alam itu bersama arwah penari lainnya yang berkumpul bersama Badarawuhi.

Gerakan koreo yang mereka perlihatkan terasa epik dan teatrikal karena disorot dari banyak titik. Yang menjadi catatan Cineverse, adalah betapa baiknya desain produksi film ini yang amat detil dan nampak serius dikerjakan. Mulai dari kendaraan, wardrobe, make-up pemain, (terutama proses de-aging Diding Boneng yang masih tampak muda).

© MD Pictures

Kesimpulan

Perubahan narasi yang kini memfokuskan diri kepada karakter Mila dan Badarawuhi tidak serta merta membuat film ini bagus secara keseluruhan.

Badarawuhi di Desa Penari jelas menunjukkan peningkatan dari film sebelumnya. Walau begitu, kita tetap tidak mengetahui kisah Badarawuhi secara utuh, darimana asal usulnya, dan apa sesungguhnya yang ia cari di desa tersebut, bisakah ia dikalahkan. Semua penggambaran karakter yang ada di film ini hanyalah sekedar repetisi dari film pertamanya dengan embel-embel prekuel.

© MD Pictures

Visualisasi yang disuguhkan antara Awi dan Kimo tidaklah berbeda jauh, namun perubahan format film dengan IMAX membawa dampak signifikan terhadap kepuasan pengalaman menonton tanpa batasan aspek rasio, yang untuk beberapa orang sedikit mengganggu bila kita menonton di bioskop konvensional.

Tentu saja skoringnya kali ini terdengar jauh lebih impresif dan kedalaman suaranya jauh lebih terasa. Banyak adegan yang tampil mengesankan di format ini, contohnya saat kita melihat pergerakan banyak pemain yang terlihat di layar tanpa terpotong sama sekali.

Satu lagi, jangan mengharapkan jumpscares di film ini, karena Badarawuhi sangat minim elemen yang banyak disukai orang Indonesia bila menonton film horor.

Tonton segera Badarawuhi di Desa Penari mulai 10 April 2024 serentak di seluruh Indonesia.

 

Director: Kimo Stamboel

Cast: Maudy Effrosina, Aulia Sarah, Jourdy Pranata, Ardit Erwandha, M. Iqbal Sulaeman, Claresta Taufan, Diding Boneng, Dinda Kanyadewi, Aming Sugandhi, Maryam Supraba, Bima Sena, Baiq Vania Estiningtyas Sagita, Baiq Nathania Elvaretta Sagita

Duration: 122 Minutes

Score: 7.4/10

The Review

Badarawuhi di Desa Penari

7.4 Score

Badarawuhi di Desa Penari mengisahkan kisah Mila di balik siapa Badarawuhi sebenarnya dengan menggunakan dua lini masa sekaligus

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 8
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version