Dari penyanyi hingga menjadi aktris, Han Sun-hwa siap menyentuh hati penonton dalam film A Letter from Kyoto
Han Sun-hwa, yang dulunya seorang penyanyi yang kini menjadi aktris, memerankan karakter penulis bercita-cita tinggi dalam film penuh makna berjudul A Letter from Kyoto.
Film yang akan segera tayang di bioskop lokal pada 6 Desember ini berkisah tentang tiga saudari yang diperankan oleh Han Sun-hwa, Han Chae-ah, dan Song Ji-hyun.
Suatu hari, mereka menemukan tumpukan surat lama berbahasa Jepang di rumah mereka dan memulai pencarian masa lalu ibu mereka, Hwa-ja (Cha Mi-kyung), yang membesarkan mereka sendirian setelah ayah mereka meninggal.
Mereka segera mengungkap kebenaran yang telah terpendam di hati ibu mereka selama 50 tahun.
Han Sun-hwa memerankan peran saudari tengah, Hye-young, yang kembali ke Busan setelah mengalami serangkaian kegagalan di Seoul, meskipun mengalami kesulitan untuk menjadi seorang penulis.
Sebagai seorang yang berasal dari Busan, Han berbagi bahwa ia merasakan hubungan yang mendalam dengan karakternya, karena ia sudah akrab dengan dialek daerah tersebut.
“Karena saya juga dari Busan, ada emosi yang nyata. Saya merasa seperti bisa lebih ekspresif. Kata-katanya sangat akrab bagi saya. Meskipun dengan kata yang sama, ada nuansa yang berbeda, dan saya yakin saya berhasil menyampaikan nuansa-nuansa itu dengan baik,” ungkap Han Sun-hwa dalam konferensi pers film yang diadakan di Distrik Yongsan, Seoul, pada hari Jumat.
Hye-young memiliki kepribadian yang independen, berbeda dengan kakaknya yang tangguh, Hye-jin, yang tinggal di Busan karena tanggung jawab pada keluarganya.
Han Sun-hwa mengatakan bahwa ia lebih merasa terhubung dengan karakter kakak tertua pada awalnya.
“Saya adalah anak tertua (di keluarga saya), jadi saya bisa memahami latar belakang Hye-jin lebih dulu. Tapi saya mengambil karakter kedua tertua, yang berpikir bahwa hal terbaik untuk anggota keluarga adalah hidup sendiri dan tidak saling mengganggu. Awalnya, saya tidak bisa meresapi pola pikir itu, jadi saya harus mengembangkan karakter melalui diskusi dengan sutradara,” jelas Han Sun-hwa.
Sambil mengenang pengalaman pribadinya, Han Sun-hwa merasakan kesamaan dengan kembalinya Hye-young ke kampung halamannya untuk mencari ketenangan ketika hal-hal tidak berjalan lancar di Seoul.
Sutradara Kim Min-ju mengungkapkan bahwa ia ingin bercerita tentang orang-orang yang mengalami fase pertumbuhan jauh dari kampung halaman mereka, menambahkan bahwa film ini bersifat biografis.
Film ini dimulai dengan kembalinya Hye-young ke Busan, kemudian beralih ke kisah ibunya, dan karakter-karakter lainnya.
Karena film ini mencakup narasi pertumbuhan setiap karakter, ia berharap penonton dapat merelakan diri mereka dengan situasi karakter-karakter tersebut dan menemukan inspirasi untuk meninggalkan zona nyaman saat menontonnya.
A Letter from Kyoto akan tayang tanggal 6 Desember di bioskop lokal Korea Selatan. Sayangnya, belum ada tanggal resmi untuk perilisan di Indonesia.
Kamu tertarik untuk nonton, Cilers?