“He gave me this after my first kill. These were the only tears my father ever wanted to see,” – Helena (The Marsh’s King Daughter, 2023)
XXI hari ini merilis salah satu film andalannya, The Marsh King’s Daughter, sebuah film yang disutradarai Neil Burger, seorang sutradara senior yang kita kenal lewat beberapa filmnya seperti The Illusionist (2006), Limitless (2011), dan Divergent (2014).
Film ini dialihwahanakan dari novel berjudul sama karya Karen Dionne pada tahun 2017. Film ini mengingatkan Cineverse sekilas dengan Where the Crawdads Sing (2022) dan Cape Fear (1991), tentunya dengan perspektif yang berbeda.
Sinopsis
Helena (Daisy Ridley) tinggal bersama keluarganya di tengah hutan. Namun, mereka sebenarnya bukanlah keluarga dalam artian sebenarnya. Ayahnya dikenal sebagai Marsh King (Ben Mendelsohn) yang ternyata menyekap ibunya jauh sebelum Helena lahir, dan ia terkenal sangat kejam dan pada akhirnya masuk penjara setelah membunuh orang saat ibunya akan kabur.
Sekarang Helena sudah berkeluarga dan hidup dengan suami dan anak perempuannya. Hidupnya selalu murung dan jarang tersenyum. Ia berusaha menyembunyikan masa lalunya dari teman, terutama suaminya yang tidak tahu masa lalu istrinya.
Kemudian Helena mendengar kabar kalau ayahnya kabur dari penjara, dan ia terpaksa memberi tahu suaminya. Helena sadar, cepat atau lambat ia harus menghadapi masa lalunya melawan pria yang sejak kecil ia puja.
Ia meninggalkan keluarganya, dan pergi ke rumah masa kecilnya di tengah hutan untuk bertemu ayahnya. Bisakah ia menghadapi masa lalunya yang kelam dengan melawan pria yang sejak kecil menghancurkan hidupnya?
Alurnya lamban dan mudah diprediksi
Film ini tampil menjanjikan sejak awal. Neil Burger berhasil menggambarkan masa kecil Helena dan keluarganya dengan segala permasalahan yang mereka alami. Kita akan mendapat gambaran bagaimana chemistry ayah dan anak yang terbangun dengan baik, di mana Helena kecil masih memuja ayahnya yang selalu mengajarkan banyak hal kepadanya.
Di satu sisi ia tidak berhasil membangun hal yang sama dengan ibunya, yang notabene merupakan ibu kandungnya. Konflik menahun ini dinarasikan dengan sangat lambat hingga paruh pertama. Setelah Helena dewasa, semua plot yang sudah terbangun seperti terbuang percuma, karena kita bisa dengan mudah menebak ke mana arah film ini.
Amat disayangkan melihat plot yang sudah terbangun rapi seperti ini, tak berkembang dengan twist atau layer tambahan yang akan membuat film ini bisa berbicara lebih. Tak sekedar romantika ayah dan anak yang ujung-ujungnya mengarah kepada konfrontasi yang sangat generik dan membosankan.
Kesimpulan
Film ini menghadirkan visualisasi yang luar biasa sejak awal, dengan serangkaian lansekap rawa-rawa, hutan, hingga kota dengan berbagai sudut pandang. Tak hanya visualisasinya, aktingnya pun sangat baik.
Daisy Ridley berhasil menampilkan sosok Helena yang rapuh dan hancur saat dewasa karena trauma masa kecilnya yang belum terselesaikan dan harus ia tutupi rapat-rapat, bahkan di hadapan suaminya.
Sayangnya, dua elemen itu tidak membuat film ini baik secara keseluruhan. Film ini tampil sangat lambat dan baru di paruh kedua film ini mulai meningkatkan tensinya, walaupun hal itu belumlah cukup mencapai konflik yang diinginkan.
Buat kamu yang menyukai genre psychological thriller, film ini akan memuaskan kita. Tonton segera di jaringan bioskop XXI mulai 26 Januari 2024.
Director: Neil Burger
Cast: Daisy Ridley, Ben Mendelsohn, Garrett Hedlund, Caren Pistorius, Brooklynn Prince, Joey Carson, Yanna McIntosh, Gil Birmingham
Duration: 109 Minutes
Score: 6.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
The Marsh King's Daughter
The Marsh King's Daughter mengisahkan trauma masa kecil sang anak membuatnya balas dendam kepada ayahnya saat ia dewasa