Review The Good Bad Mother (2023)

“Dendam yang sungguh ingin kubalaskan adalah karena mereka telah menghancurkan hidup ibuku. Rasa sakit karena hidup sebagai ibu jahat bagi sang putra yang paling dia cintai di dunia,” – Choi Kang-ho (The Good Bad Mother).

Hai, Cilers!

Siapa yang sudah selesai menyaksikan drama Korea The Good Bad Mother? Atau ada yang baru saja memulai untuk menontonnya?

The Good Bad Mother adalah serial drama Korea Selatan mendatang, yang disutradarai oleh Shim Na-yeon (Beyond Evil) dan ditulis oleh penulis skenario Bae So-young (Extreme Job). Drama ini dibintangi oleh Ra Mi-ran, Lee Do-hyun, Ahn Eun-jin, dan Yoo In-Soo.

Serial ini merupakan drama mengharukan terbaru, tentang seorang wanita yang harus kembali ke tugas keibuannya setelah putra dewasanya tiba-tiba menjadi seperti anak kecil lagi.

Penasaran bagaimana kisahnya disajikan? Simak review The Good Bad Mother di bawah ini!

Sinopsis

The Good Bad Mother mengisahkan Young-soon, seorang ibu tunggal yang membesarkan putranya Kang-ho sendirian. Ia berusaha keras agar sang anak tidak mengikuti jejaknya sebagai peternak babi.

Ketika sudah dewasa, Kang-ho memang berhasil bekerja sebagai jaksa. Namun ia justru tumbuh dengan kepribadian yang dingin. Saat mengejar karir dan menyimpan rahasianya sendiri, Kang-ho menghindari semua akses untuk bertemu ibunya.

Sedari episode awal hingga akhir, drama ini banyak memberikan pesan moral tentang bagaiamana seorang ibu selalu memberikan kasih sayang kepada anaknya tanpa ada batasan. Didikan keras yang diberikan Young-soon juga menyakiti hatinya.

Rasa takut kehilangan dan keinginan untuk mencari jawaban atas kematian suaminya membuat dirinya harus menjadi ibu jahat bagi anaknya. Padahal saat dalam kandungan, Young-soon ingin mendidik anaknya menjadi seorang pelukis.

Sayangnya, semua itu harus dikubur dalam-dalam. Di balik amarah yang dilontarkannya, ada tangis dalam diam. Ia tak tega, namun semua ini harus dilakukannya.

Bukan cuma Young-soon yang dapat memberikan pesan moral soal kasih sayang seorang ibu. Warga desa Jou-ri juga mencerminkan hal tersebut. Ada Gum-ja (Kang Mal-geum) yang rela bertahan dari rasa sakit yang diberikan suaminya, agar anak-anaknya merasakan kehadiran seorang ayah.

Ada juga Sung-ae (Seo Yi-sook) yang selalu keras karena anaknya, Sam-sik (Yo In-soo) kerap mencuri barang beharga dari rumahnya atau rumah warga lainnya. Walau begitu, ia menunjukkan kasih sayangnya dengan selalu membantu anaknya. Ia juga berkelakuan baik agar sang anak nantinya dapat diperlakukan baik.

Terakhir, ada Mi-joo (Ahn Eun-jin) yang memiliki anak kembar bersama Kang-ho. Ia rela menutupi kehamilannya agar Kang-ho bisa fokus melakukan keinginannya. Dirinya juga terpaksa meninggalkan kedua anaknya di rumah ibunya agar ia bisa bekerja menghidupi mereka semua.

Pada akhirnya drama ini memberikan banyak sekali pesan tentang kasih sayang seorang ibu. Didikan yang keras bukan menjadi patokan rasa sayang, karena setiap ibu akan memberikan banyak pengorbanan demi anaknya.

14 episode yang disajikan terasa menyentuh dan menghangatkan hati, melihat bagaimana setiap ibu melakukan pengorbanan masing-masing untuk anak mereka.

The Good Bad Mother memberikan kehangatan dari kehidupan di sebuah desa bernama Jou-ri. Komedi yang diberikan kerap muncul dari setiap warga. Mulai dari kedatangan Young-soon yang ingin mendirikan peternakan, hingga saat ia mengurus Kang-ho yang kembali berperilaku seperti anak kecil.

Perilaku setiap warga desa yang spontan memberikan hiburan tersendiri bagi penonton. Setiap keluarga di sana memiliki masalah masing-masing, namun mereka juga tak berpikir panjang saat ada tetangga yang terkena musibah.

Kepala desa Yong-rak (Kim Won-hae) mengayomi setiap warga dengan tingkahnya yang lucu. Ia memiliki istri yang suka sekali memakai masker karakter dan mengatakan hal yang sarkas. Namun begitu, ia juga peduli padanya. Terbukti saat episode terakhir, ia berat melepaskan sang istri yang ingin kembali ke Jepang. Walau pada akhirnya tidak jadi karena mereka akan mempunyai seorang anak.

Selain itu, ada dua anak buah Wo-byeok yang menyamar menjadi warga desa untuk mencuri dokumen penting dari Kang-ho. Mereka adalah kepala So Ji-suk (Choi Sun-jin) dan Cha (Park Cheon), dengan celetukan panik yang dilontarkan Cha, keduanya beneran membeli ladang dan membangun sebuah rumah yang pada awalnya tidak direncanakan.

Keduanya pun melengkapi suasana hangat para warga desa yang dengan ramah menyambut mereka. Pada akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bertani dan tinggal selamanya di desa Jou-ri.

Lee Do-hyun sangat terampil dalam bermain peran sebagai Kang-ho. Mulai dari sebagai jaksa arogan, pria yang sangat mencintai pasangannya, anak yang berontak pada ibunya, dan juga berperilaku sebagai anak kecil usai kecelakaan.

Semua itu ditampilkan dengan apik dan penjiwaan yang dalam. Tak heran jika banyak yang memuji kemampuan aktor tersebut. Setelah sebelumnya ia mencuri perhatian lewat perannya di The Glory, 18 Again, Melancholia, dan Youth of May, kini ia berhasil mendapat pujian melalui perannya di The Good Bad Mother sebagai Choi Kang-ho.

The Good Bad Mother menjadi salah satu drama Korea Netflix yang tak boleh dilewatkan. Memberikan sajian drama penuh kehangatan tentang perjuangan seorang ibu, membuat drama ini sukses membuat penonton menangis.

Banyak pesan moral yang bisa diambil dan diterapkan dalam kehidupan nyata, kehangatan yang diberikan juga dilengkapi dengan komedi menghibur dari para warga desa Jou-ri.

Eits, jangan lupakan kemampuan Lee Do-hyun yang tampil dengan apik memerankan karakter Kang-ho, jaksa arogan yang mengalami kecelakaan dan membuatnya kembali bertingkah seperti anak usia 8 tahun.

Director: Shim Na-yeon

Starring: Ra Mi-ran, Lee Do-hyun, Ahn Eun-jin, Yoo In-Soo

Episodes: 14

Score: 7.6/10