Review Spare Key (2023)

“Diawal mereka terlihat bahagia lalu mereka mulai terlihat muram, mereka memukul atau menghina satu sama lain dan terkadang berakhir di Rumah Sakit.” – Fifi (Spare Key).

Klikfilm kembali menghadirkan koleksi film menarik lainnya yaitu Spare Key (2023) yang juga mempunyai judul Fifi (2022).

Spare Key yang kini ada pada KlikFilm hadir dalam rangkaian My French Film Festival (MYFFF). Selain Spare Key, banyak juga film-film menariknya yang bisa kalian saksikan.

Premis dari film ini bisa dikatakan cukup menarik, ketika seorang gadis remaja yang mencoba untuk memulai sebuah hubungan dengan seorang laki-laki yang merupakan kakak dari temannya.

Fifi juga merupakan film pertama dari sutradara Jeanne Aslan dan Paul Saintillan. Film ini cukup memberikan gambaran jelas tentang kisah romansa, keluarga dan liburan musim panas.

Film yang terinspirasi dari kenangan masa remaja sang sutradara mencoba mencgambarkan pertemuan antara seorang gadis remaja untuk mengenal sosok laki-laki dari latar belakang yang berbeda, perbedaan usia hingga perbedaan status sosial bukanlah menjadi penghalang bagi hubungan mereka.

Lantas seperti apa review Spare Key kali ini? Cineverse akan mencoba mengulasnya dibawah ini.

Sinopsis

Sophie (Céleste Brunnquell) yang dikenal sebagai Fifi berumur 15 tahun merasa hidupnya terjebak di kota Nancy dan lingkungan keluarga yang amat sangat kacau.

Jade (Lili Aubry) yang merupakan teman kecil dari Fifi berencana akan pergi berlibur bersama dengan orang tuanya ke luar kota dan tidak secara sengaja bertemu dengan Fifi saat membeli Roti.

Sesaat Jade mengundang Fifi untuk bertemu dengan orang tua Jade, namun Fifi mempunyai rencana lain saat pertemuan tersebut terjadi, dirinya mencoba mengambil salah satu kunci cadangan dari rumah Jade dan berencan akan menyelinap ke rumah Jade selama musim panas.

Namun, Fifi secara tak terduga bertemu dengan Stéphane (Quentin Dolmaire) yang berumur 23 tahun yang juga merupakan kakak laki-laki Jade, saat dirinya bermalam dirumah Jade.

Alih-alih mengusirnya, Stéphane malah membiarkan pintu rumahnya terbuka dan mengizinkan Fifi untuk kembali kerumah ini kapan pun dia mau.

Gadis remaja sebagai fokus cerita

Kehidupan sehari-hari Fifi selalu disi oleh lingkungan yang sangat memprihatinkan, dirinya terus-menerus melawan fakta dan kenyataan tentang apa yang terjadi dengan dirinya dan sekitarnya.

Dia tidak pernah meninggalkan lingkungannya dan tidak pernah melihat laut, sebuah fakta yang tidak jarang terjadi pada keluarga seperti ini.

Ibunya kandungnya bisa dikatakan tidak mendukung sama sekali dengan apa yang dimimpikan seorang gadis remaja seperti Fifi. Sang Ibu mengabaikan tanggung jawabnya untuk merawat anak-anaknya.

Sosok Fifi tidak menyerah begitu saja, dirinya selalu berusaha untuk mendapatkan uang dalam berbagai cara demi membantu keluarganya, entah itu dari menolong seorang nenek yang ingin berbelanja dan membawakan belanjannya kepada dirinya.

Tak hanya dihadapkan bagaimana seorang Fifi yang harus mengatasi masalah yang ada di keluarganya, kita juga kan melihat bagaimana kisah asmara dari seorang gadis remaja yang menyukai seorang pria dari kehidupan sosial dan umurnya yang bisa dikatakan berbeda jauh.

Pertemuan Fifi dengan Stéphane disini mencoba membuka perspektif pikiran Fifi untuk melakukan kegiatan yang belum pernah dirinya lakukan. Sangat wajar bagi seorang Fifi yang selama ini menghabiskan waktunya untuk menghidupkan keluarganya, baginya melakukan kegiatan layaknya seorang gadis remaja sepantarannya sangatlah menghabiskan waktu apalagi dengan menjalin hubungan atau ikatan dengan seseorang.

Kisam romansa di musim panas dan realitas

Musim panas yang menjadi waktu bagi para remaja untuk menghabiskan waktu mereka, bersama teman-teman atau keluargnya bersama dengan mengadakan kegiatan diluar rumah maupun dirumah menjadi salah budaya yang sangat melekat di luar negri seperti negara Prancis, dimana negara ini juga menjadi latar belakang tempat film ini.

Film ini dengan perlahan mengungkap perlahan benih rasa percintaan yang muncul dari karakter Fifi dan Stéphane, meski diawal cerita kita melihat mereka berusaha untuk menjalani hubungan yang biasa saja, namun seketika seiring waktu rasa saling menyukai satu sama lain akhirnya bertumbuh.

Entah mengapa setelah adegan intim antara mereka berdua, karakter Fifi disini terlihat sangat ragu-ragu dalam menanggapi kisah romansanya bersama dengan Stéphane. Apakah ini karena Fifi yang menyadari bahwa dirinya yang sangat jauh berbeda dengan sosok Stéphane.

Kesimpulan

film Spare Key bisa dikatakan mengambil premis dan narasi yang sangat sederhana dan mampu mengunkap kisah romansa dari sepasang anak muda yang berlatar belakang sosial serta umur yang jauh berbeda.

Kemampuan masing-masing pemain dalam berakting membawakan karakter mereka sebagai sepasang remaja disini bisa terlihat sangat solid dan kompak. Dan terakhir disini kita juga akan lebih memahami sosok Fifi yang merupakan seorang gadis remaja yang sedang berusaha mewujudkan mimpinya dalam merubah keinginan dan impiannya selama ini.

Director: Jeanne Aslan, Paul Saintillan

Starring: Céleste Brunnquell,Quentin Dolmaire, Ilan Schermann, Romane Bertrand, Megan Northam, Chloé Mons, François Négret, Shirel Nataf, Laurent Poitrenaux, Anthony Sonigo, Lili Aubry, Catherine Giron, Laurent Claret

Duration: 108 minutes

Score: 7.4/10