“Bisakah kau mendengar jejak keringat kami? Bisakah kau mendengar penderitaan kami?” (Myanmar Diaries, 2022)
KlikFilm kembali merilis deretan film terbaik untuk disaksikan oleh pelanggan setia. Salah satu judul terbaik di bulan Juni ini ialah Myanmar Diaries.
Myanmar Diaries adalah sebuah film yang mendokumentasikan beragam kejadian setelah kudeta Myanmar tahun 2021. Film tersebut adalah serangkaian film pendek yang disutradarai oleh Myanmar Film Collective, sebuah kelompok pembuat film muda Burma tanpa nama.
Film ini diterima dengan baik oleh penonton dan memenangkan Berlinale Documentary Award, Bronze Panoroma Audience Award, dan Amnesty Film Award di Berlin International Film Festival ke-72.
Lalu bagaimana film Myanmar Diaries menurut Cineverse? Berikut review dari kami:
Sinopsis
Tersembunyi dari dunia, kehidupan di bawah junta teror Myanmar setelah kudeta militer tahun lalu sebagian besar tidak terlihat.
Sebagai tindakan perlawanan kreatif, The Myanmar Film Collective menyusun film panjang dengan mengaburkan realitas dan fiksi. Semua segmen dari sudut pandang orang pertama lantas dijalin bersama dengan rekaman saksi mata yang mengerikan dalam bentuk jurnalisme warga.
Kurang banyak data
Sebagai film dengan bentuk dokumenter, yang dibangun dari beragam klip video amatir dan reka adegan, Myanmar Diaries mungkin masih jauh dari kata memuaskan. Tidak ada usaha wawancara dari para penyintas, warga terkait, atau setidaknya narasi yang lebih menjelaskan akan peristiwa kudeta Myanmar.
Sepanjang film, penonton hanya disuguhkan klip memilukan – sebagian menjelaskan keadaan saat kudeta, sementara sisanya tidak banyak membantu. Ada pula reka adegan dan ilustrasi yang agak sulit dipahami. Namun, bagi yang mengikuti kejadian tersebut sejak awal, mungkin penonton sudah tidak perlu banyak penjelasan.
Ada banyak kesedihan yang terlihat dari rekaman para korban. Mulai dari seorang anak yang tidak ingin ibunya dibawa oleh polisi, seorang ayah yang diseret paksa di depan anak dan istrinya, serta pemuda yang tidak bisa melakukan apa-apa ketika rumahnya ditembaki oleh pihak berwenang.
Dalam dokumenter tersebut, ironi seakan tidak pernah berhenti. Di belahan dunia lain, kita bisa bernafas dan hidup dengan tenang. Sementara di Myanmar, pergolakan tengah berjalan dan tidak kunjung berhenti.
Padahal, jika memang film ini sendiri ingin lebih dipahami oleh banyak orang, maka ada baiknya sang kreator terus menambahkan banyak data. Bisa juga membuat wawancara pihak terkait serta penelusuran mendalam. Mengapa, bagaimana, dan kapan terjadinya peristiwa kudeta. Setidaknya, penonton juga diberikan kebenaran dan latar belakang dari kejadian tersebut.
Apa yang sebenarnya terjadi di Myanmar?
Myanmar merdeka pada tahun 1948 (pada saat itu, nama Inggris resmi negara itu adalah Burma), tetapi sejak saat itu kekuasaan berada di bawah militer. Militer mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada tahun 1962 dan tetap berkuasa di tengah pemberontakan dan protes sipil terhadap kekuasaan militer selama beberapa dekade berikutnya.
Setelah kerusuhan pada tahun 2007 serta tekanan internasional, rancangan konstitusi baru yang mengatur pemerintahan sipil diratifikasi pada tahun 2008. Alhasil, Myanmar saat ini sedang dalam masa transisi untuk demokrasi. Namun, terlepas dari ketentuan transisi ke pemerintahan sipil, militer masih memegang kekuasaan yang cukup besar
Pada 1 Februari 2021 kemarin, militer Myanmar kembali mengambil alih kekuasaan melalui kudeta. Kejadian ini menghentikan transisi rapuh negara menuju demokrasi.
Kudeta terjadi akibat adanya tuduhan penipuan besar dalam pemilu 2020 – yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi secara telak. Militer menolak klaim tersebut.
Dalam minggu-minggu setelah kudeta, sejumlah besar orang turun ke jalan untuk protes massal. Militer menanggapi dengan kekerasan mematikan. Mereka melakukan kampanye teror, menggerebek rumah, dan menangkap siapa pun yang dicurigai mendukung demokrasi. Lebih dari 15.500 orang telah ditangkap hingga September 2022 – jumlah yang terus meningkat.
Kesimpulan
Myanmar Diaries merupakan tayangan dokumenter yang terlalu takut dan malu-malu menampilkan kekejaman peristiwa kudeta Myanmar. Tidak banyak yang bisa disaksikan, namun dapat membuka pikiran dan perasaan kita terhadap para warga yang menjadi korban. Dokumenter ini dapat disaksikan melalui layanan streaming KlikFilm.
Director: Myanmar Film Collective
Cast: Myanmar Film Collective
Duration: 70 minutes
Score: 5.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Myanmar Diaries
Myanmar Diaries mengisahkan kehidupan di bawah teror Myanmar setelah kudeta militer tahun lalu sebagian besar tidak terlihat.