Review Migration (2023)

Migration menceritakan perjalanan sekeluarga bebek yang mengeliling dunia

migration (2023)

© Universal Pictures

“Here we are together! We’re on an adventure. Seeing what else life has to offer.” – Pam (Migration).

Dikenal dengan karakter ikonik Minion nya yang mendunia, setelah kerjasama mereka dengan Nintendo membuahkan hasil gemilang lewat The Super Mario Bros Movie (2023) awal tahun ini, 2023 akan ditutup dengan migrasi keluarga bebek dalam Migration.

Film ini juga menjadi debut direktorial film box office animasi panjang pertama untuk seorang Benjamin Renner, dengan Guylo Homsy sebagai co-director.

Untuk deretan penyulih-suaranya, ada Kumail Nanjiani, Elizabeth Banks, Keegan-Michael Key, dan tentu saja, Awkwafina untuk kesekian kali-nya mengisi suara karakter ‘burung’.

Sinopsis

Lebih menyukai zona nyaman berada di lingkungan tempat tinggalnya, seekor bebek, Mack (Kumail Nanjiani) akhirnya memberanikan diri memimpin keluarga-nya untuk bermigrasi ke Jamaika, setelah sedikit cek-cok dengan istrinya, Pam (Elizabeth Banks).

Bersama dengan kedua anak-nya dan Paman Dan (Danny DeVito), Mack sekeluarga mengarungi petualangan, hingga bertemu dengan Bangau, tersesat di Central Park, dan melarikan diri dari koki di sebuah restoran.

Mack yang sebelumnya seorang penakut, berubah menjadi kepala keluarga yang pemberani karena dorongan anggota keluarga tercinta-nya.

Sajian yang ringan dan penuh makna

© Universal Pictures

Sebuah sajian animasi yang sangat tepat dirilis pada musim libur musim dingin. Migration secara metafora, mengajak penontonnya untuk mulai keluar dari zona nyaman, menghadapi berbagai masalah, dan mencari solusi terbaik untuk terus berkembang, hingga tidak meninggalkan penyesalan di masa tua nanti.

Digambarkan lewat sebuah migrasi sederhana yang terkemas dengan tematik ‘liburan’, yang tentunya terasa sangat berkesan bagi keluarga bebek Mallard ini.

Mengarungi rawa, pedesaan, perkotaan, hingga menyeberangi lautan, untuk menuju ketempat yang belum pernah mereka tuju.

Karakter utama yang berkembang

Setiap karakternya memiliki watak unik yang dibutuhkan dalam film-film keluarga yang biasa sudah kita lihat dibeberapa film animasi lainnya.

Keyakinan sang ayah, Mack yang takut untuk mencoba hal baru. Keoptimisan Ibu, Pam yang selalu yakin dan berprasangka baik terhadap siapapun yang ia temui.

© Universal Pictures

Dua karakter utama yang ternyata sangat berkembang seiring berjalannya kisah. Dihiasi pula dari lapisan karakter kedua dan antagonis yang sederhana, namun konfliknya cukup realis. Di sisipi kebetulan yang masih sejalan dengan tematik petualangannya. Third act yang konklusif dan menyadarkan karakternya akan pentingnya kebersamaan keluarga.

Gaya khas animasi yang masih serupa

Dari segi animasi, film ini tidak membawakan hal baru. Kualitasnya masih sama dengan film-film Illumination lainnya. Jika The Super Mario Bros masih menawarkan elemen realis tiga dimensi versi game, Migration tidak terasa unjuk gigi jika ingin dibandingkan dengan sederet film animasi yang rilis tahun ini.

Gaya rendering yang masih standar, pencampuran warna yang juga terlihat biasa saja, begitupula dengan kombinasi latar palet warna dua dimensi eksotisnya. Hal menariknya, mungkin hanya ada pada kreatifitas keindahan sayap Dax (Caspar Jennings) di akhir babak ke empat. Paduan warna mencolok yang cukup indah dibawah terang bulan.

© Universal Pictures

Dari segi kualitas untuk menarik perhatian penonton dewasa, Migration bisa terlihat biasa saja. Namun untuk anak-anak yang haus akan petualangan, film ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengisi waktu luang berlibur keluarga.

Ditambah lagi dengan dua karakter anak, Dax dan Gwen (Tresi Gazal) yang benar-benar polos menggemaskan. Keandilan mereka dalam menyemarakkan liburan berseling ‘migrasi’ ini ternyata menjadikan family vacation keluarga Mallard semakin berwarna.

Pesan moral mendalam

Migration menyimpan banyak pesan moral yang cukup relate dengan kehidupan banyak orang diberbagai kalangan saat ini. Ia juga menyisipkan beberapa pesan mengenai lingkungan, sudut pandang lain perihal kekerasan dalam bekerja, serta bagaimana pendekatan yang baik antara ayah dan anak.

© Universal Pictures

Seperti konflik antara Mack dan Dax. Max yang sangat menyayangi keluarganya, justru secara tak sadar, terlalu mengekang hingga sang anak merasa terkucilkan dikeluarganya sendiri. Sebuah contoh yang pastinya relate untuk hubungan orang tua-anak dikala sang anak menginginkan sesuatu yang menurut orang tua adalah hal yang kurang bijak jika dituruti langsung.

Kesimpulan

© Universal Pictures

Penuh petualangan dan suka-cita seputar perjalanan sebuah keluarga, Migration cukup berhasil menyampaikan pesan tentang apa artinya menjadi pemberani, dan keluar dari zona nyaman sebelum menyesal dikemudian hari.

Hubungan orang tua-anak yang juga asik, serta konflik eksternal yang digarap rapih dan sederhana, membuat film ini layak menjadi tontonan keluarga di liburan akhir tahun.

Sayangnya, kualitas animasi yang terlalu standar, latar belakang palet dua dimensinya juga tidak membuat film ini mempunyai daya menarik yang lebih diantara film-film animasi lainnya.

 

Director: Benjamin Renner

Cast: Kumail Nanjiani, Elizabeth Banks, Caspar Jennings, Tresi Gazal, Awkwafina, Keegan-Michael Key, Danny DeVito

Duration: 83 Minutes

Score: 7.0/10

The Review

Migration

7 Score

Setelah keluarga bebek yang bermigrasi turun ke kolam mereka dengan kisah-kisah mendebarkan tentang tempat-tempat yang jauh, keluarga Mallard memulai perjalanan darat keluarga, dari New England, ke New York City, hingga ke Jamaika yang tropis.

Review Breakdown

  • Animation 7
  • Character 7
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version