“I am the parasite inside of you. Had we not combined as one, we both would have died,” – Jeong Su-in / Heidi (Parasyte: The Grey, 2024)
Akhirnya, salah satu serial live-action terpanas Netflix pada bulan April, Parasyte: The Grey, bisa memuaskan banyak fans Parasyte di seluruh dunia. Serial yang disutradarai dan ditulis oleh Yeon Sang-ho ini merupakan spin-off live-action dari serial manga Parasyte karya Hitoshi Iwaaki.
Sebelumnya di anime Parasyte: The Maxim (2014-2015) telah banyak menjelaskan relasi karakter utamanya, Shinichi Izumi dengan parasit yang memasuki tubuhnya dan konfrontasi yang harus ia hadapi dengan parasit yang sebetulnya memiliki keinginan untuk menguasai manusia.
Saat pertama kali dirilis di seluruh dunia di Netflix pada 5 April 2024, Parasyte: The Grey mendapat ulasan yang umumnya positif dan dibuktikan dengan berhasilnya serial ini menduduki puncak kategori Global Top 10 TV (Non-Inggris) Netflix tiga hari setelah dirilis dan diterima dengan baik di 68 negara pada tanggal 1-7 April, dengan 31,5 juta jam ditonton oleh 6,3 juta pemirsa pada minggu pertama.
Selama minggu kedua, serial ini mempertahankan posisi teratasnya dan jumlah penayangan meningkat menjadi 49 juta jam ditonton oleh 9,8 juta pemirsa. Ia juga berada di peringkat 10 besar di 84 negara dan nomor satu di 34 negara.
Sinopsis
Di sebuah konser musik di Korea, alien yang disebut parasyte masuk dari luar angkasa dan memasuki penonton konser dan menginfeksi mereka. Kisah ini kemudian fokus kepada karakter Jeong Su-in (Jeon So-nee) yang bekerja sebagai kasir di supermarket. Ia dibuntuti seorang pembeli yang sebelumnya merasa tidak puas saat dilayani Jeong Su-in saat berbelanja.
Orang tersebut berniat membunuhnya, dan Jeong Su-in pun sempat terluka parah karena serangan orang itu. Tak lama kemudian parasyte masuk ke dalam dirinya dan membunuh orang tersebut. Jeong Su-in ternyata tidak terluka sedikit pun setelah badannya dimasuki parasyte.
Namun, karena terluka parah, parasyte itu tidak bisa menguasai tubuhnya dan terpaksa bekerja sama dengan Jeong Su-in dengan melindunginya dari serangan parasyte lain yang ingin mengajaknya bergabung untuk melawan manusia.
Di lain tempat, Seol Kang-woo (Koo Kyo-hwan) yang merupakan anggota geng mengikuti kakaknya yang telah dimasuki parasyte dan bertemu dengan Jeong Su-in yang telah berubah separuh.
Parasyte itu memberi pesan kepada Seol Kang-woo untuk disampaikan kepada Jeong Su-in agar ia menjauhi orang-orang yang telah terinfeksi, karena Su-in merupakan Varian (penyimpangan) dan kalau Su-in terbunuh, parasyte itu juga akan mati.
Jadi mau tidak mau parasyte itu harus melindungi Su-in agar tidak terbunuh oleh sesama orang yang sudah terinfeksi tersebut. Mereka kemudian bekerja sama dan berusaha melaporkan ini kepada tim Grey yang merupakan pasukan khusus yang dibentuk untuk memusnahkan koloni parasyte yang sudah membentuk aliansi.
Berhasilkah Jeong Su-in dan Seol Kang-woo mengalahkan parasyte lainnya?
Narasinya menarik walaupun mudah diprediksi
Sebagai sebuah spin-off, Parasyte: The Grey tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan anime-nya, hanya saja lokasinya berpindah ke Korea Selatan dan karakternya pun baru, dan tidak pernah muncul di anime ataupun manga-nya.
Di sini kita akan mengikuti dua protagonis, Jeong Su-in dan Seol Kang-woo yang dipertemukan secara tidak sengaja.
Pertemuan ini secara tidak langsung saling menguntungkan, karena parasyte yang berdiam di tubuh Su-in (yang akhirnya diberi nama Heidi oleh Kang-woo) bisa berkomunikasi lewat inangnya melalui Kang-woo (karena Su-in tidak sadarkan diri saat Heidi mengambil alih tubuhnya selama berubah).
Parasyte: The Grey tidak mempunyai plot dan twist yang rumit, semua karakter utamanya dijelaskan melalui eksposisi yang membantu kita mengerti benang merah di antara karakter satu dengan karakter lainnya. Hal ini akan mempermudah penonton memahami narasinya secara cepat.
Visualisasi dan efek CGI-nya sangat baik
Sutradara Yeon Sang-ho yang sebelumnya menggarap Train to Busan (2016) dan serial Hellbound (2021) berhasil membuat Parasyte: The Grey sangat menarik lewat sekuens aksi yang dilakukan saat bertarung ataupun saat berkejaran antara karakter utamanya.
Pace-nya yang relatif rapat terutama saat adegan aksi, membuat transisi antar adegannya juga menarik dan bisa menjaga tensi dari tiap episode-nya.
Penampakan parasyte-nya juga terlihat nyata dan sangat baik CGI-nya. Kombinasi antara efek praktis dan digital membuat tiap adegan aksi terasa nyata dan membuat penonton betah mengikuti kisahnya hingga selesai.
Kesimpulan
Di luar dugaan, Parasyte: The Grey ternyata mampu menjaga ketegangan ceritanya hingga akhir dan memberi konklusi yang memuaskan. Terlebih lagi, ada kejutan bagi kita yang mengikuti manga atau anime-nya.
Kemunculan Shinichi Izumi yang merupakan protagonis di versi manga atau anime-nya pada akhir episode 6, memberi harapan akan hadirnya season 2.
Secara visual dan naratif, Parasyte: The Grey mampu menawarkan perpaduan menawan antara drama, aksi, horor, dan fiksi ilmiah, yang intens dan membuat penontonnya betah hingga serial ini selesai. Serial ini mudah dipahami siapa saja dan tidak ada plot twist yang rumit di dalamnya.
Tonton segera Parasyte: The Grey eksklusif hanya di Netflix.
Director: Yeon Sang-ho
Cast: Jeon So-nee, Koo Kyo-hwan, Lee Jung-hyun, Kwon Hae-hyo, Kim In-kwon, Yoon Hyun-gil, Lee Hyun-kyun, Moon Ju-yeon
Duration: 6 episodes/42-60 minutes per episodes
Score: 8.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Parasyte: The Grey
Parasyte: The Grey mengisahkan perjuangan Jeong Su-in dan Seol Kang-woo dalam melawan parasyte yang telah memasuki tubuh manusia