Review Kingdom 3: The Flame of Destiny (2023)

Sekuel Kingdom yang Masih Terjaga Unsur Sinematiknya dari Awal

the kingdom 3 4

© Toho Company

“Untuk bertarung dengan efisien, taktik yang umum adalah merebut wilayah dengan medan yang menguntungkan. Tapi ada cara yang lebih baik dari itu, yaitu membunuh jenderal musuh yang kompeten satu per satu,” – Jenderal Ouki (Kingdom 3: The Flame of Destiny, 2023)

Netflix minggu ini merilis salah satu film Jepang unggulannya di bulan Januari ini, Kingdom 3, sebuah saga klasik yang merupakan alih wahana manga dengan judul sama karya Yasuhisa Hara dan pertama kali diterbitkan tahun 2006 di majalah mingguan Jepang, Weekly Young Jump. Versi anime-nya sendiri telah dirilis pada 2012 dan menuai banyak pujian dari para penggemarnya.

Kini di film ketiganya yang mempunyai judul lengkap Kingdom 3: The Flame of Destiny, masih disutradarai oleh Shinsuke Sato yang kita kenal lewat Inuyashiki (2018), dan Bleach (2018).

Saat dirilis serentak di Jepang pada 28 Juli 2023, Kingdom 3 mencatatkan rekor jumlah penonton sebanyak 703,500 dan mendapat pemasukan box office sebanyak 1.051 miliar yen atau Rp 112 miliar hanya dalam 3 hari perilisan, meningkat 152% dibandingkan pendapatan dari film pertamanya, Kingdom (2019) dan sekuelnya Kingdom 2: Far and Away (2022).

Film ini mendapatkan pendapatan kotor 103% lebih banyak dari film kedua, dan mencatatkan rekor jumlah penonton pada hari debutnya dan menjadi film aksi nomor 1 di sepanjang tahun 2023.

© Toho Company

Sinopsis

Kini narasi berfokus pada tahun 244 SM, saat Kansui yang ada diperbatasan Qin diserbu 100 ribu tentara Zhao. Ancaman terbesar Qin memang dari negara Zhao, terlebih saat Pembantaian Chohei yang terjadi 16 tahun sebelumnya, saat Jenderal Agung Hakuki dari Qin membantai 400 ribu pasukan Zhao dan mengubur mereka hidup-hidup, padahal mereka telah menyerahkan diri.

Kejadian itu memicu bergolaknya Zhao saat ini, dan dari Kansui, 80 ribu tentara Zhao kemudian bergerak menuju Bayou, salah satu istana yang berada di garis depan Qin.

Raja Qin, kemudian melantik Jenderal Ouki (Takao Osawa) menjadi Panglima Qin untuk memimpin serangan kepada Zhao di Bayou. Shin (Kento Yamazaki) tetap mengejar cita-citanya menjadi Jenderal Agung dan lantas menjadi murid Jenderal Ouki dan menjadi komandan pasukan 100 orang.

Ten (Kanna Hashimoto) yang selalu menggunakan kostum burung hantu masih membantunya di istana sebagai ahli strategi dan di lapangan, Shin masih tetap dibantu Kyoukai (Nana Seino) yang menjadi tangan kanannya saat menyerbu Bayou.

Jenderal Ouki menugaskan Shin untuk masuk menyelinap bersama timnya untuk langsung membunuh Jenderal Fuki (Ainosuke Kataoka), karena dinilai Jenderal Ouki sangat berbahaya dan mengerti strategi perang.

© Toho Company

Ouki lantas menamai pasukan Shin menjadi Unit Hishin agar semua pada mengenal siapa unit itu dan pemimpinnya.

Apakah Jenderal Aoki dan Unit Hishin berhasil menuntaskan misinya mengalahkan Zhao dan membunuh Jenderal Fuki?

Narasinya kini fokus ke eksposisi Raja dan Penyerangan ke Bayou

Kisah Raja Eisei kini akan kita ketahui lebih mendalam lewat dialognya bersama Jenderal Ouki. Ia menceritakan kisahnya sebelum menjadi Putra Mahkota Qin dan masa lalunya yang kelam, karena Jenderal Ouki sendiri ingin tahu motivasi apa yang diinginkan Raja untuk menyatukan Cina.

Plot kedua yang digambarkan dengan jelas adalah penyerangan Qin ke Zhao di Bayou dan berhasilnya Shin secara bertahap dalam mengejar cita-citanya menjadi Jenderal. Ada sedikit rahasia masa lalu Jenderal Ouki yang belum terungkap di akhir cerita soal musuh besarnya yang membunuh rekannya sesama Jenderal.

Unsur sinematiknya tetap terjaga

© Toho Company

Melihat film ketiga ini, tidak ada perbedaan signifikan dari dua film sebelumnya. Unsur sinematiknya tetap terjaga. Beberapa karakter utamanya masih menampilkan ciri khasnya, seperti Shin yang tetap saja tampil konyol, urakan dan nekat dalam melakukan sesuatu,

Jenderal Ouki yang selalu tersenyum menyeringai dalam menanggapi sesuatu, bahkan tertawa di saat situasi sedang serius, Ten yang selalu saja lekat dengan kostum burung hantunya, dan Kyoukai yang masih misterius, dan kini lebih mudah diajak berbicara ketimbang di film keduanya yang masih menutup diri.

Visualisasinya tetap saja memanjakan penonton, dengan penggunaan bird eye view untuk menunjukkan betapa masifnya jumlah pasukan dan luasnya lansekap dari medan pertempuran yang terjadi. Begitu juga karakter intinya memperoleh shot yang cukup seimbang, terutama Unit Shin yang notabene bukan karakter utama, tetap mendapat porsi yang sepadan saat peperangan berlangsung.

Kesimpulan

© Toho Company

Kingdom 3 masih saja menarik untuk dinikmati seperti halnya dua film sebelumnya. Buat kamu yang menyukai film peperangan kolosal, film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton. Film ini akan menghibur kita dengan sinematografinya yang memanjakan mata, skoringnya yang secara konstan senada dengan adegannya dan juga karakterisasinya yang menarik perhatian.

Jangan lewatkan post credit scene setelah film selesai. Bagian konklusi akan menyimpan misteri penting yang nantinya akan dilanjutkan pada film keempatnya yang berjudul Kingdom: The Return of the Great General, dan akan dirilis pada tanggal 12 Juli 2024.

 

Director: Shinsuke Sato

Cast: Kento Yamazaki, Ryo Yoshizawa, Kanna Hashimoto, Masami Nagasawa, Nana Seino, dan Takao Osawa, Masahiro Takashima, Masami Nagasawa, Yuki Yamada, Koji Yamamoto, Ainosuke Kataoka, Anna Watanabe

Duration: 129 Minutes

Score: 7.6/10

WHERE TO WATCH

The Review

Kingdom 3: The Flame of Destiny

7.6 Score

Kingdom 3: The Flame of Destiny kini fokus kepada eksposisi Raja Eisei di masa lalunya yang kelam dan penyerangan Jenderal Ouki ke Bayou

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 8
  • Story 7
Exit mobile version