“Lo tau darimana kalau itu cuma trauma? Emang salah ya gak jatuh cinta lagi?” – Hana (Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, 2023)
Minggu depan kita akan kedatangan sebuah film Indonesia yang narasinya sangat unik, dengan visualisasi yang belum pernah kita lihat sebelumnya, dan tentunya keberanian sang sineas dalam menuangkan ide dan gagasannya lewat karya ini patut diberi aplaus lebih.
Film yang diberi judul cukup panjang, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (atau disebut JESEDEF), dieksekusi sangat brilian oleh Yandy Laurens, sang sutradara sekaligus penulis naskah film bergenre drama romansa yang dibalut dengan komedi yang akan membuat kita penasaran dengan kisahnya hingga selesai.
Sinopsis
Seorang penulis skenario bernama Bagus (Ringgo Agus Rahman) secara kebetulan bertemu dengan Hana (Nirina Zubir), teman SMA-nya di sebuah supermarket. Saat bertemu kembali dengan Hana, Bagus mulai merasakan perasaan jatuh cinta pada Hana, yang sebelumnya baru kehilangan sang suami karena sakit.
Pertemuan mereka akhirnya menjadi inspirasi skenario film romantis yang akan ditulis dan disutradarai Bagus. Namun, usaha Bagus mendekati Hana tidak berjalan mulus karena rasa duka mendalam yang baru dialami Hana.
Hal tersebut membuat Hana sulit membuka hatinya kepada orang baru, apalagi di usia mereka yang sudah memasuki 40 tahun. Akankah nantinya Bagus berhasil merebut hati Hana? Kita baca ulasannya di bawah ini.
Narasinya tak biasa dengan 2 format warna sekaligus
Keistimewaan film ini ada pada cara bertuturnya yang tidak biasa dengan dominasi format hitam putih (80%) dan berwarna (20%). JESEDEF menawarkan visualisasi yang belum pernah dilihat sebelumnya dalam film Indonesia, terlebih lagi film ini bergenre drama romansa yang dibalut komedi yang terlihat agak aneh bila disajikan dengan format hitam putih di era modern seperti sekarang ini.
Tentunya ada alasan tersendiri kenapa film ini didominasi format hitam putih. Alasan tersebut kembali kepada konteks narasi yang ditulis Yandy untuk karakter Bagus yang sedang menceritakan ide ceritanya kepada sang produser (Alex Abbad) dan voilà …saat adegan itu divisualisasikan kepada produser, format kemudian berubah dari berwarna ke hitam putih.
Uniknya lagi, apa yang dikatakan Bagus divisualisasikan langsung dalam layar.
Contohnya, seperti penempatan judul film yang muncul setelah Hana mengucapkan kata-kata Jatuh Cinta Seperti di Film-Film kepada Bagus, atau yang sangat menarik perhatian lagi saat karakter Celine (Sheila Dara) yang berperan sebagai editor membayangkan point of view dari adegan yang akan dilakukan saat Bagus mengejar Hana yang marah kepadanya.
Banyak istilah film bermunculan dalam film yang dibagi dalam 8 scene ini. Semua istilah dalam film yang diucapkan Celine digambarkan langsung secara visual, seperti penggunaan drone dari berbagai angle, karakter protagonis yang disorot on-screen dengan variasi angle tertentu, dan penggunaan split screen atau penggunaan speed shutter rendah untuk menimbulkan efek di sekeliling Hana.
Semua aspek tersebut dimunculkan guna memberikan kepuasan visual kepada penonton dan hal ini dinilai sangat berhasil, ditambah lagi dialognya yang dibumbui komedi yang terasa natural dari para pemain pendukungnya seperti Dion Wiyoko (Dion) yang berperan sebagai suami Celine, dan Alex Abbad yang kerap kali mengundang gelak tawa spontan karena perannya di film ini.
Aspek komedi dimunculkan sebagai penyeimbang karena karakter Bagus dan Hana merupakan karakter yang serius di film ini. Apabila film ini dipaksakan dalam genre drama, bisa dipastikan film ini akan membosankan, terlebih dengan format hitam putih yang mendominasi.
Video clip soundtrack dimunculkan sebagai prolog film
Penyajian yang tidak biasa ini ternyata bukan hanya di visualisasi dan narasinya, tetapi juga memasukkan dua video clip original soundtrack yang dimunculkan sekaligus secara berturut-turut sebagai prolog film.
Bercinta Lewat Kata dari Donne Maula dan Sudut Memori dari Yura Yunita menjadi pembuka film yang sekaligus berfungsi sebagai rekap adegan sebelum karakter Bagus dan Hana bertemu secara tidak sengaja. Sebuah ide gila yang tak disangka-sangka oleh Cineverse sebelumnya.
Dua video clip ini tadinya dimunculkan sebulan yang lalu kepada media sebagai promo film, dan ternyata pada saat media screening baru terlihat kalau kedua video clip ini menjadi bagian langsung dari film. So crazy!!!
Kesimpulan
Jatuh Cinta Seperti di Film-Film memang tampil luar biasa sebagai sebuah film bergenre drama romansa berbalut komedi. Keberanian Yandy Laurens mengeksekusi film ini dengan format dua warna sekaligus dengan narasi yang tidak biasa dan menempatkan dua clip soundtrack-nya sebagai prolog memang tergolong revolusioner.
Visualisasinya mengagumkan, akting Nirina Zubir dan Ringgo Agus Rahman memang tak usah diperdebatkan lagi. Kedua bintang yang sering bermain bersama di dalam sebuah film ini membuat chemistry mereka sangat menyatu.
Unsur komedinya terasa segar dan tidak dipaksakan, membuat JESEDEF sangat menghibur kita dengan kisah cinta Bagus yang dipendam sejak mereka masih sekolah.
Bagus pun berusaha untuk menempatkan ‘false belief’ (keyakinan yang salah) di orang yang tepat dalam film yang akan dibuatnya, agar Hana bisa menyadari kalau Bagus selama ini menyukainya untuk mendapatkan secuil tempat di hati Hana yang sedang berduka.
Konklusinya sangat manis, Yandy kembali menempatkan mereka pada tempat di mana mereka bertemu pertama kali dengan tatapan mesra dari keduanya.
Nantikan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film mulai 30 November 2023 di bioskop terdekat di kota kamu.
Director: Yandy Laurens
Starring: Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Alex Abbad, Sheila Dara Aisha, Dion Wiyoko, Julie Estelle
Duration: 118 Minutes
Score: 9.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Jatuh Cinta Seperti di Film-Film
Jatuh Cinta Seperti di Film-Film mengisahkan Bagus, penulis skenario yang ingin mencoba jatuh cinta lagi seperti di film-film yang pernah ia buat sebelumnya