Review Umma (2022)

Kisah Seorang Anak yang Bermasalah dan Dihantui oleh Ibunya

“There is nothing that two of us can handle together,” – Amanda (Umma).

 

Film horor Asia selalu jadi momok mengerikan, apalagi Korea. Dengan membawa unsur Korea ‘Umma’ dengan judul Korea 엄마 yang berarti “ibu” disutradarai Iris K. Shim yang juga sekaligus menulis naskah film ini.

Sam Raimi memproduksi film ini di bawah bendera Raimi Productions bersama dengan Stage 6 Films. Film ini dirilis lebih dulu di Amerika pada 18 Maret 2022, dan Sony membawa masuk ke bioskop Indonesia mulai 23 Maret 2022.

Dibintangi oleh penerima penghargaan Golden Globe dan nominasi Emmy Awards, Sandra Oh dan Fivel Stewart yang mungkin dikenal dari serial Netflix ‘Atypical’.

Film ini berkisah tentang trauma tiga generasi yang perlahan menghancurkan hubungan keluarga paling kuat sekali pun. Selain Sandra Oh dan Fivel Stewart, ‘Umma’ dibintangi MeeWha Alana Lee, Tom Yi, Odeya Rush, dan Dermot Mulroney.

Sinopsis

Amanda (Sandra Oh) mengalami trauma masa kecil di Korea dengan ibunya. Beberapa puluh tahun berselang, Amanda hidup bersama putri semata wayangnya Chrissy (Fivel Stewart) di perkebunan di sebuah desa di Amerika Serikat. Mereka hidup damai berdua dengan beternak lebah untuk dijual hasil madunya.

Masa kelam Amanda terkuak ketika pamannya (Tom Yi) dari Korea datang membawakan barang dari ibunya yang telah meninggal.

Amanda terus dihantui sosok ibunya, dan dirinya seakan trauma terhadap barang yang memiliki aliran listrik, sehingga di rumahnya tidak ada sama sekali barang atau benda yang menggunakan listrik.

© Sony Pictures

Hubungan Amanda dan putrinya Chriss memburuk semenjak barang ibunya (MeeWha Alana Lee) yang berupa abu ada di rumah. Rupanya hubungan Amanda dan ibunya dahulu tidak harmonis.

Ini membuat emosinya diluapkan kepada Chriss yang sebenarnya ingin pergi dari desa untuk masuk universitas dan mencari teman di luar kota. Bagaimana kelanjutan Amanda yang dihantui roh ibunya dan bagaimana hubungannya dengan putrinya yang semakin memburuk?

Dominasi Sandra Oh

Sandra Oh menjadi daya tarik utama film ini semenjak pengumuman dirinya akan bermain dalam film ini di akhir tahun 2020. Melihat judulnya ‘Umma’ dan membawa budaya horor Korea, sangat amat pas untuk sosok Sandra Oh yang memang keturunan Korea asli, walau dirinya lahir dan besar di Amerika dan Kanada.

© Sony Pictures

Peran sentralnya sebagai Amanda, seorang ibu yang mempunyai trauma masa kecil sangat jelas sejak awal. Adegan pembuka sebagai hidangan premis, mengantarkan kita ke semua teror yang berlangsung saat dirinya dewasa.

Mimik yang ekspresif, membawa dinamika yang unik dari hubungan Amanda dan putrinya Chris, serta hubungan misterius dengan ibunya yang terus menghantui dirinya.

Hubungan ibu dan anaknya tidak terlalu terasa karena hanya menampilkan konflik terbatas. Minimnya karakter harusnya menonjolkan 2 karakter utama ini. Sayangnya konflik dari Chris yang diperankan Fivel Stewart tertalu tipis untuk menebalkan situasi panas hubungan kedaunya.

Logika aneh dari trauma

© Sony Pictures

Amanda yang mengalami trauma masa kecil, mempengaruhi caranya untuk membesarkan Chris. Hubungan yang terlihat harmonis, tiba-tiba menjadi goyah ketika kabar sang ibu meninggal sangatlah janggal. Trauma Amanda yang takut dengan listrik dan berbagai barang yang dialiri listrik sangat sulit untuk film modern ini.

Ini semua lebih terasa di awal saat Amanda harus ketakutan akan petir dan sepanjang malam hanya menggunakan lampu dari pencahayaan kuno dari lilin atau lampu petromak atau lampu minyak.

Trauma listrik dengan trauma hubungan Amanda dengan ibunya tidak ada jembatan pastinya, hanya beberapa adegan traumatis yang biasa saja.

Siapkan jantung dan tangan kalian

© Sony Pictures

Cetakan horor klasik dengan membawa elemen-elemen lama seperti rumah di tengah pedesaan tanpa berdampingan dengan rumah lain, perkebunan yang gelap penuh pepohonan, dan jumpscare yang menjadi garda terdepan membuat takut kita di beberapa bagian penting.

Permainan sudut kamera yang cenderung lebih banyak menyoroti close-up Sandra Oh untuk mengajak kita untuk ikut ketakutan, tidak begitu berhasil.

Peralihan perspektif klasik memang akan selalu mengejutkan, dengan keberadaan ‘Umma’ sendiri yang tak begitu jelas sepeti layaknya sosok roh halus di film lainnya.

Permainan jumpscare mungkin masih menjadi idola bagi para pecinta horor yang tidak mau akan rumitnya cerita. Menutup mata dan senam jantung adalah kegiatan yang paling menonjol saat menikmati unsur horor dalam ‘Umma’.

Tak ada yang istimewa dari hubungan keluarga

Motif keluarga yang tak harmonis juga makanan empuk para penulis naskah mengembangkan motif horornya. Baik dari kematian yang tak wajar, atau sekedar balas dendam belaka. ‘Umma’ membawa nuansa horor Korea yang tanggung, sosok yang muncul menghantui Amanda, tidak bisa dirasakan Chris, padahal di rumah yang sama.

Serangkaian teror yang dialami Amanda tidak dirasakan Chris. Ini yang sering disebut “halu” modern ini. Sehingga kita akan terbesit efek halusinasi kelainan akibat trauma dengan hubungan ibunya terdahulu.

Adapun budaya Korea yang dibawa seperti penghormatan pada orang meninggal malah menjadi mentah dan hilang hingga babak terakhir.

© Sony Pictures

Sayang sekali premis awal yang sangat kental dengan Korea, hanya menjadi elemen pendukung semata. Walau ada beberapa penjelasan barang dari peninggalan ibu Amanda yang kental, seperti hanbok (pakaian adat Korea) dan tal (topeng pusaka Korea) hanya menjadi momok yang biasa saja, tidak dapat membuat ketakutan lebih mendalam.

Kesimpulan

Membawa nama besar Sandra Oh, menjadi keuntungan tersendiri untuk film ‘Umma’. Sayangnya karakter ini seakan berjalan sendiri tanpa konflik berarti dengan karakter lainnya.

Amanda dari Sandra Oh berjalan sendiri menghadapi trauma, hanya ditambah konflik dengan anak satu-satunya. Hubungan 3 generasi yang tidak begitu rumit, lebih menonjolkan teror roh kepada Amanda saja, teror tidak terasa secara menyeluruh.

Masih menggunakan elemen horor klasik menjadi cetakan lama film horor yang kembali digunakan ‘Umma’.

Menampilkan 2 mata pisau, ada sebagian orang yang suka akan horor sederhana menakuti tanpa motif rumit yang mengangkut emosi mendalam, namun karena dangkalnya latar sebagian orang pun akan cepat bosan dan tidak menikmati horor yang cenderung dipaksakan dengan elemen klasik ini.

 

Director: Iris K. Shim

Casts: Sandra Oh, Fivel Stewart, MeeWha Alana Lee, Tom Yi, Odeya Rush, Dermot Mulroney

Duration: 83 minutes

Score: 6.2/10

WHERE TO WATCH

The Review

Umma

6.2 Score

Umma kata Korea berarti "ibu," berkisah Amanda (Sandra Oh) dan putrinya Chrissy (Fivel Stewart) menjalani kehidupan yang tenang di sebuah peternakan. Amanda dihantui oleh ibu kandungnya yang telah meninggal di Korea, membuat hubungan dengan Chrissy renggang.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 6
  • Entertain 5
  • Scoring 7
  • Story 6
Exit mobile version