Review Paris, 13th District (2021)

Pertemuan Tidak Terduga dari Laki-Laki dan Perempuan yang Menyuguhkan Drama Kehidupan

“I compensate for my professional frustration with intense sexual activity,” – Camille Germain (Paris, 13th District). 

 

‘Paris, 13th District’ atau ‘Les Olympiades menceritakan bagaimana kehidupan terjadi pada empat orang yang kenal karena suatu ketidaksengajaan.

Film ini berlatar tempat di sebuah distrik yang sebagian besar dihuni oleh orang-orang yang bukan orang Paris asli. Banyak gedung-gedung tinggi dan arsitektur standar yang telah dibangun dari tahun 1970-an. 

Distrik ini tidak memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, jadi tidak ada pemandangan indah yang dihadirkan. Namun, menariknya, film ini mampu menyalurkan perasaan dan suasana di distrik itu melalui warna hitam-putihnya.

Dibintangi oleh Lucie Zhang, Makita Samba, Noémie Merlant, dan Jehnny Beth, film ini memiliki sebuah cerita kehidupan yang cukup ringan dengan konflik asmara dan hubungan sosial yang menyentuh. 

Film yang disutradarai oleh Jacques Audiard ini, berhasil ditayangkan pertama kali di Cannes Film Festival pada Juli tahun lalu. Lalu di Toronto International Film festival dan Filmfest Hamburg. 

Sinopsis

© Momento

Dimulai dari pertemuan Camille Germain (Makita Samba) dan Émilie Wong (Lucie Zhang) yang sedang mencari teman sekamar. Kesalahan prasangka Emilie yang mengira Camille adalah perempuan, akhirnya menuntun mereka bertemu dan tinggal bersama.

Sebuah tensi terjadi antara keduanya, dan menjalani sebuah hubungan seksual yang tidak jelas. Perasaan yang Emilie miliki harus ia sembunyikan ketika Camille membawa perempuan lain ke apartemennya. Jadi tidak ada cinta di antara mereka. 

Di sisi lain kota, seorang perempuan bernama Nora Ligier (Noémie Merlant) menjalani kehidupannya yang baru dengan belajar kembali di universitas. Dalam suatu pesta, ia mendapat perlakuan yang buruk dari orang-orang, yang membuatnya merasa rendah diri.

Hingga akhirnya ia bertemu dengan Camille dan menjalin persahabatan dengan seorang pekerja prostitusi online bernama Amber Sweet (Jehnny Beth). 

Latar belakang karakter yang berbeda dan unik

Keempat karakter utama dalam film ini memiliki latar belakang dan karakter yang unik. Dengan pertemuan dan hubungan mereka yang terbilang tidak disengaja. Emilie, perempuan Asia yang tidak begitu dekat dengan keluarganya, harus tinggal di sebuah apartemen kecil bekas neneknya yang membuat ia bertemu dengan Camille.

© Momento

Kehidupan Emily sangat berantakan dan bebas, sedangkan Camille adalah seorang guru yang hebat dan memiliki mimpi yang tinggi. Kehidupan mereka yang jauh berbeda menimbulkan suatu jarak yang cukup besar antara keduanya. 

Nora yang awalnya ingin mengejar ilmu lagi di universitas, harus menutup mimpinya kembali akibat perundingan yang ia terima. Ia akhirnya bekerja di sebuah agen properti yang mempertemukannya pada Camille. Saat ia mengenal Amber, seorang bintang prostitusi online yang cukup terkenal, ia mulai mempertanyakan kehidupannya. 

Kehidupan keempat manusia yang terasa biasa, dapat dengan mudah tercerna dan termaklumi dengan gaya penulisan cerita yang cukup kuat.

Latar belakang dari para pemain utama terasa cukup dan tidak terlalu berlebihan. Sudut pandang beberapa kali berganti dari satu pemain ke yang lain untuk memberikan ulasan yang membuat cerita dalam film semakin kaya. 

Akting dan chemistry yang natural 

© Momento

Adanya banyak adegan mesra dan sentuhan kulit yang dihadirkan tidak menyebabkan akting para pemain dalam film ini terlihat canggung dan malah menguatkan penampilan mereka selama cerita. Mereka memiliki karakter tipikal yang cocok dan mampu memerankannya dengan ciamik.

Namun, walaupun karakter dalam film ini memiliki bagiannya dengan porsi yang cukup, tetap saja film ini seperti “menengahkan” Camille sebagai karakter yang dominan.

Para karakter wanita mudah mencintainya dan sulit melepaskannya, membuat Camille seakan-akan asmara yang indah berotasi di kehidupannya. Para karakter perempuan dibuat jatuh cinta tanpa bisa menyembuhkan diri mereka sendiri dari masalah pribadi mereka. =

Cerita yang intimate dengan gambar hitam putih

© Momento

Sebuah film dengan tema hitam putih seringkali terlihat old-fashion bagi beberapa orang, namun tidak bagi Jacques Audiard dalam film ‘Paris, 13th District’ ini. Jacques ingin memberikan sentuhan klasik untuk mendukung emosi dan suasana yang ada pada film.

Sebagai film drama romantis, film ini menyuguhkan bagaimana intensitas hubungan antar para pemain yang banyak menampilkan adegan seksual. Dengan pewarnaan hitam-putih, keintiman dan perasaan para pemain semakin terbentuk. 

Kesimpulan

© Momento

‘Paris, 13th District’ menjadi film drama romantis yang menyajikan sebuah kehidupan dari empat orang manusia yang sama-sama berjuang untuk dirinya masing-masing.

Mereka berusaha menemukan apa yang mereka inginkan dari sosok pasangan ideal. Pengenalan diri mereka yang jelas dengan didukung akting mereka yang tidak main-main, membuat film ini menghanyutkan emosi dan perasaan penonton. 

Film yang berdurasi 106 menit ini mampu menghadirkan sebuah chemistry yang natural dengan adegan seksual yang intim. Namun, hubungan percintaan yang dirasakan Camille, tidak seindah para karakter perempuan.

Fokus film seperti membuat Camille menjadi “dewa” dengan dicintai para karakter wanita, namun tidak jelas menggambarkan perasaan Camille kepada mereka. ‘Paris, 13th District’ sudah bisa disaksikan di KlikFilm pada 15 Maret 2021. 

 

Director: Jacques Audiard

Casts: Lucie Zhang, Makita Samba, Noémie Merlant, Jehnny Beth

Duration: 106 minutes

Score: 7.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Paris, 13th District

7 Score

‘Paris, 13th District’ atau ‘Les Olympiades menceritakan bagaimana kehidupan terjadi pada empat orang yang kenal karena suatu ketidaksengajaan. Film ini berlatar tempat di sebuah distrik yang sebagian besar dihuni oleh orang-orang yang bukan orang Paris asli. Banyak gedung-gedung tinggi dan arsitektur standar yang telah dibangun dari tahun 1970-an.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 7
  • Entertain 6
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version