Review Blood (2023)

Ketika Anak Terkecil Berubah Menjadi Haus Darah Demi Bertahan Hidup

“There is a way, that you can love your life” – Helen (Blood, 2023)

 

‘Blood’ adalah film horor yang disutradarai oleh Brad Anderson dan ditulis oleh Will Honley. Film tersebut dibintangi oleh Michelle Monaghan dan Skeet Ulrich. Film ‘Blood’ diproduseri oleh Gary Levinsohn, Billy Hines, Paris Kassidokostas-Latsis, Terry Dougas. Vertical Entertainment mendapat hak rilis pada 2022 sehingga baru rilis untuk publik pada awal 2023.

Film ini diumumkan pertama kali pada September 2020. Film yang berdurasi 109 menit ini diproduksi dari gabungan beberapa rumah produksi Hercules Film Fund, H2L Media Group, Rhea Films, dan 1821 Studios.

Film ini tayang perdana di Deauville American Film Festival pada 5 September 2022. ‘Blood’ masuk ke bioskop Indonesia pada Februari 2023. ‘Blood’ melakukan telah special screening di XXI Kota Kasablanka pada 23 Februari 2023.

Sinopsis

Jess (Michelle Monaghan) seorang perawat, pindah bersama putrinya Tyler (Skylar Morgan Jones) dan anak lelaki yang terkecil Owen (Finlay Wojtak-Hissong). Mereka kembali ke rumah pertanian lamanya setelah Jess mendapatkan kembali hak asuh atas anak-anaknya.

© Vertical Entertainment

Owen digigit anjing mereka bernama Pippean yang berubah aneh, lalu mengalami luka cukup parah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Tubuh Owen tidak kunjung pulih dan semakin parah. Owen diam-diam haus akan darah dan meminum darah yang harusnya ditransfusikan terhadap dirinya. Dengan meminum darah, tubuh Owen berangsur membaik. Hal itu diketahui ibunya Jess.

Tidak berlangsung lama, keesokan harinya kondisi Owen kembali menurun. Rumah sakit masih meneliti, apakah terdapat virus di tubuh Owen akibat gigitan anjingnya Pippen. Kondisi semakin diperparah karena Jess harus merawat Owen sendirian. Dikarenakan pernikahannya dengan Patrick (Skeet Ulrich) juga tidak berlangsung baik. Bagaimanakah kondisi Owen yang haus darah?

Babak pertama terlalu lambat

© Vertical Entertainment

Latar belakang Jess yang mendapatkan kembali kedua anaknya terlalu lambat dijelaskan. Adegan-adegan kecil di rumah pedesaan terlihat tidak terlalu mendukung. Hanya 1 hal di mana Owen dan Tyler bermain di danau kering. Mungkin itu satu-satunya hal pembuka misteri film ini.

Brad Anderson mungkin ingin menguatkan emosi pada adegan kekeluargaan mereka. Sayangnya hal itu tak nampak sebagai penguat emosi. Perpindahan adegan begitu cepat, hampir setengah film kita melihat hanya keluarga yang menjalani hidup biasa.

Setelah Owen yang terlihat menginginkan darah, itu jadi anak tangga pertama menuju kengerian. Eksplorasi yang minim di babak pertama, membuat kita tetap bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, tanpa rasa penasaran yang berlebih.

Minum darah menjadi tak mengerikan

© Vertical Entertainment

Owen yang haus akan darah, tidak begitu dijelaskan latar belakangnya. Kita hanya tahu itu adalah hal yang diakibatkan oleh gigitan anjingnya. Anak kecil yang haus darah, hanya diperlihatkan seperti anak haus pada umumnya. Perlakuan Jess yang membuat Owen layaknya anak meminum air biasa, namun dengan darah, membuat kengerian film ini sangat berkurang.

Tidak ada ketegangan hingga pada babak akhir, memperlihatkan keinginan Owen yang tak terbendung. Pada penyelesaian akhir, sebuah pohon mati yang juga tak dijelaskan jadi sumber masalah utama.

Para cast yang sangat menolong

© Vertical Entertainment

Film ‘Blood’ ini ditolong oleh para cast yang berakting dengan apik. Pemilihan cast yang patut diacungi jempol, karena tiap karakter diisi dengan pas dan tidak berlebihan. Utamanya pada peran Jess oleh Michelle Monaghan. Seorang ibu yang dengan cara apapun menolong anaknya.

Latar belakang Jess yang sedikitnya terbuka sejak awal, membantu bagaimana Jess menghalalkan berbagai cara untuk membuat anaknya tetap sehat. Hal itu membuat efek domino pada semua anggota keluarganya, bahkan tempatnya bekerja di rumah sakit.

Patrick sang ayah, menjadi kambing hitam, mengapa dirinya tidak mendapat hak asuh kedua anaknya. Padahal dalam film terlihat sang ayah lebih waras atau baik-baik saja untuk menjaga anak-anak mereka. Peran ayah yang hanya terlihat beberapa kali, memancing reaksi emosional yang relevan pada kondisi orang tua yang bercerai. Semua berkaitan hanya pada masalah Owen.

© Vertical Entertainment

Kunci akhir ‘Blood’ terdapat pada Tyler sang kakak oleh Skylar Morgan yang juga apik memerankan perannya. Sang kakak yang terlihat begitu sayang dengan adiknya, mencari tahu apa yang terjadi pada Owen.

Kesimpulan

Lambatnya babak pertama film, baik untuk mengikat emosi kita ke keluarga Jess. Namun, hal tersebut minim latar belakang Owen sang anak yang menjadi haus darah. Kengerian anak kecil yang haus darah terbendung perlakuan sang ibu Jess yang meminumkan darah yang telah disiapkan.

‘Blood’ yang harusnya menampilkan kengerian dari darah, tidak terlalu terlihat sebagai film horor yang menakutkan. Untungnya para pengisi peran sangat pas dalam berlakon. Keluarga mini Jess, Tyler, dan Patrick sang ayah, mereka tampil brilian dalam masalah Owen yang haus darah.

 

Director: Brad Anderson

Cast: Skylar Morgan Jones, Michelle Monaghan, Skeet Ulrich, Finlay Wojtak-Hissong, June B. Wilde, Jennifer Rose Garcia

Duration: 109 minutes

Score: 6.6/10

WHERE TO WATCH

The Review

Blood

6.6 Score

Jess (Michelle Monaghan) seorang perawat, pindah bersama putrinya Tyler (Skylar Morgan Jones) dan anak lelaki yang terkecil Owen (Finlay Wojtak-Hissong). Owen menjadi haus darah setelah digigit anjingnya.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 7
  • Entertain 6
  • Scoring 6
  • Story 6
Exit mobile version