4 Hal Gaib di Sewu Dino Ini Menarik untuk Dicermati

Sejumlah praktik klenik dalam Sewu Dino yang menarik, mulai dari Basuh Sedo, hingga Kontak Gadai Nyawa

4 hal gaib di sewu dino ini menarik untuk dicermati

© MD Pictures

Sewu Dino adalah film yang kental dengan praktik-praktik klenik dan kejadian-kejadian mistis mencekam. Ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan agar bisa kita mengikuti filmnya dengan lebih baik.

 

Praktik-praktik ini bisa kita lihat di Film Sewu Dino yang sekarang sudah diputar di semua layar lebar Indonesia.

Basuh Sedo

Ritual Basuh Sedo ini artinya membasuh tubuh orang yang sudah mati, tujuan sebenarnya dari ritual ini adalah untuk menenangkan amukan Sengarturih yang merasuk dalam diri Dela Atmojo. Ritual ini harus dilakukan setiap hari sampai mencapai hari yang ke-1000.

Dilakukan pada senja hari (kira-kira pukul 5 sore) sampai sebelum matahari terbenam. Sebelum melakukan ritual ini, orang yang melakukan upacara ini tubuhnya harus dibungkus kain jarik yang telah direndam air kembang tujuh rupa dan diratus (diasapi) kemenyan.

Selanjutnya harus disiapkan air dalam baskom dan mengambil sejumput kembang secara berurutan, mawar merah, mawar putih, melati, kenanga, sedap malam, cempaka putih dan melati gambir.

Sebelum mulai membasuh kaki dan tangan kiri Dela harus diikat terlebih dahulu dengan tali hitam dan dilanjutkan dengan yang di sebelah kanan tubuhnya.

Seterusnya, keranda dibuka dan diletakkan di sisi kanan tubuhnya, pembasuhan dimulai dari kaki, perut, wajah dan punggung sambil mengucapkan mantra:

“Menungso ing dunyo iku sebab onok perkoro

Rungkono wahai penghuni dunyo

Iki musabab aku ngabdi nang ndoro

Trah anom sing agung.”

(Manusia di dunia karena ada perkara

Dengarkan hai penghuni dunia

Inilah sebab aku mengabdi pada tuanku

Keturunan jahat yang agung)

Mantra tersebut harus diucapkan berulang sampai pembasuhan selesai, dalam film inilah yang menjadi tugas utama dari Sri, Erna dan Dini. Mereka secara bergantian melakukan tugas ini.

Pagar gaib

Pembatas tak kasat mata ini bertujuan untuk mencegah Dela melarikan diri dan juga ketiga pengasuhnya, Sri, Erna dan Dini. Pagar ini ditanam di sekeliling pondok tempat Dela dikurung, penandanya adalah payung berwarna hijau yang pada umumnya dipakai dalam berbagai upacara adat Jawa.

Kontak gadai nyawa

Sebelum bekerja untuk keluarga Atmojo, Sri, Erna dan Dini harus melakukan kontrak ini, dilakukan dengan mengambil seikat rambut orang yang hendak mengikat kontrak ini dan membakar dalam tungku kemenyan dan ditambah dengan darah yang menetes dari Karsa Atmojo, sang pengikat kontrak.

“Mulai saat ini kau adalah hambaku dan dengan ini, kontrak kita akan direstui, tunaikan tugasmu maka akan kutunaikan bagianku, kau tidak boleh mengkhianatiku karena nyawamu sudah tergadai di dalam tanganku.”

Kontrak darah ini mengikat Sri, Erna dan Dini untuk menunaikan tugasnya, yaitu menjaga dan merawat Dela sampai tuntas 1000 hari. Jika melanggar nyawa-lah taruhannya, karena jiwa mereka sudah sepenuhnya milik sang pengikat kontrak.

Dunia sukma

Dunia gaib yang mirip dengan dunia manusia, ini adalah alam lain tempat Sabdo Kuncoro mengurung jiwa Dela dan menukarnya dengan memasukkan Sengarturih ke dalam raganya. Untuk membebaskan jiwa Dela, seseorang harus berani melakukan perjalanan ke alam tersebut. Dia harus berbaring di dalam lubang berbentuk liang kubur dan disiram dengan darah kerbau  agar rohnya bisa masuk ke alam itu.

Exit mobile version