Possession: Kerasukan telah tayang 8 Mei dan dibintangi Darius Sinathrya, Carissa Perusset, Sara Fajira, Arswendy Bening Swara, Nugie, Sultan Hamonangan, Rangga Nattra, & Ferry Salim
Di minggu ini, film horor Indonesia terbaru yang berjudul Possession: Kerasukan hadir di layar lebar pada 8 Mei 2024. Cineverse berkesempatan mewawancarai secara eksklusif Sutradara Robby Ertanto dalam sebuah kesempatan sebelum film ini tayang serentak di Indonesia. Inilah hasil wawancaranya:
Sebelumnya, saya Juventus Wisnu, selaku Editor in Chief Cineverse, mau mengucapkan selamat untuk remake Possession ini. Kalau tidak salah, ini film horor panjang pertama Mas Robby setelah dulu pernah terlibat saat menggarap film omnibus Takut pada tahun 2008.
(JW): Boleh tahu bagaimana awal mula Mas Robby (Robby Ertanto-red) diajak terlibat dalam remake Possesion yang notabene merupakan salah satu film Prancis paling kontroversial di masa itu dan mengapa harus film ini yang di-remake, karena film ini aslinya merupakan ‘art movie’ yang sulit dicerna sebagian orang kita?
(RE): Ya betul, ini proyek film horor panjang pertama saya. Saya terlibat saat pertama kali diajak makan siang sama Ibu Erica dan Pak Naveen (Producer & CEO Falcon Pictures-red).
Lalu saya ditawarkan sebuah film yang saya tonton di masa kuliah, dan saya langsung mengiyakan karena saya tahu Possession akan menjadi journey yang sangat penting dalam hidup saya dimana sebagai seniman saya harus terus belajar dan Falcon Pictures menjadi rumah yang sangat nyaman untuk saya berkereasi tanpa batas.
(JW): Saya juga memuji sisi artistik yang berhasil menyulap latar film ini menjadi pseudo-Jakarta yang bergaya retro. Beberapa wardrobe yang lekat pada era 80an sempat saya lihat, namun dengan bangunan bergaya Art Deco. Apakah latar film ini sengaja mengikuti film aslinya yang rilis di tahun tersebut? Atau mas Robby mempunyai latar tersendiri yang tidak terikat tahun?
(RE): Betul sekali, ketika membuat film ini, saya memutuskan untuk mempunyai latar sendiri dan tidak terikat oleh waktu.
(JW): Jujur saja saya senang dengan keberanian Mas Robby mengedepankan seksualitas sebagai pemicu keributan antara Faris dan Ratna sejak awal dan mengarah ke orang ketiga. Probleme entree ini sedikit berbeda dari film aslinya. Apakah hal ini sudah terpikirkan sejak awal dalam membuat film ini ataukah hanya sekedar bumbu untuk menarik minat penonton?
(RE): Terimakasih, iya kami sangat memikirkan setiap scene or sequence bagaimana cerita berjalan dan tentu sebuah remake mempunyai tantangan sendiri namun kami bisa mengeksplorasi menjadi sebuah bentuk yang menguatkan film itu sendiri tanpa menghilangkan esensinya.
(JW): Darius dan Carissa tampil luar biasa di film ini. Boleh tahu berapa lama proses syutingnya dan proses reading-nya dan apakah sulit mengarahkan mereka berdua? Karena chemistry mereka terlihat sangat baik di film ini.
(RE): Carissa dan Darius sangat disiplin dalam proses reading dan workshop, komunikasi kami yang terjalin dan visi yang jelas dalam berkarya membuat kami bisa menghadirkan sebuah karya yang kami sukai. Dan chemistry-nya hadir setelah kita berproses bersama.
(JW): Saya lihat film remake ini bisa saya katakan berhasil memasukkan kultur horor Indonesia seperti pocong dan jumpscares. Anehnya, jumpscares justru tidak saya temukan di film aslinya. Apakah Lele Laila berkoordinasi juga dengan Mas Robby saat membuat naskah film ini?
(RE): Saya dan Lele berdiskusi dan kami percaya draft akhir menjadi yang terbaik untuk divisualisasikan ke media film.
(JW): Saya senang melihat bagian konklusinya yang membuat penonton sedikit berpikir tentang misteri yang hadir dalam film ini. Akankah ke depannya mas Robby berencana membuat film-film horor anti-mainstream seperti ini? Mengingat Joko Anwar juga berhasil dengan Siksa Kubur-nya yang notabene banyak menyimpan teka-teki dan sulit dicerna oleh banyak orang.
(RE): Pastinya jika ada kesempatan lagi saya akan membuat film horror dan terus belajar mengeksplorasi hal-hal yang menarik untuk cinema.
(JW): Sekarang saya ingin bertanya tentang project film terbaru Mas Robby. Sebelumnya, film terbaru Mas Robby, Yohanna sempat mengikuti Festival Film Rotterdam pada akhir Januari lalu. Apakah film ini akan tayang di Indonesia? Atau mas Robby ingin membawa film ini ke banyak festival film di luar dahulu sebelum masuk ke sini?
(RE): Tentu akan kami tayangkan, Yohanna saya rencanakan bisa keluar di Christmas (tanggal 25 Desember-red) tahun ini.
(JW): Untuk Midnight in Bali sekarang sudah memasuki post-pro, boleh tahu rencana rilisnya kapan mas?
(RE): Midnight in Bali masih dalam tahap post-production semoga bisa rilis pada tahun ini juga.
(JW): Sedangkan remake Guna-Guna Istri Muda, mungkin sekarang sedang dalam proses produksi. Kira-kira film ini akan tayang di tahun 2024 atau tahun depan?
(RE): Iya betul. Guna-Guna Istri Muda, akan tayang di tahun 2024, Insyaallah.
Tonton segera Possession: Kerasukan di bioskop terdekat di kota kamu. Film ini dijamin akan membuat kamu terkesan dengan tampilan narasi dan visualnya yang berbeda dari film horor pada umumnya.