Prilly Latuconsina akan berperan sebagai Dita, perempuan yang terjebak dalam kesedihan yang membuatnya sulit ikhlas dan melepas kepergian kekasihnya.
Hai, Cilers!
Kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidup kita, membuat rasa ikhlas sulit didapat. Berat rasanya melepas kepergian orang yang kita sayangi, apalagi jika kepergiannya juga disebabkan oleh perilaku kita.
Rasa kehilangan yang mengakar dengan bumbu rasa bersalah kemudian menjerumuskan kita dalam kesedihan tak berujung, membuat diri semakin lemah dan hampa.
Hal itu yang sedang dirasakan oleh Dita (Prilly Latuconsina), sejak kepergian kekasihnya, Ed (Bryan Domani), yang meninggal akibat kecelakaan. Membuat dirinya belum sepenuhnya ikhlas melepas sang kekasih.
Apalagi Ed kecelakaan akibat menerima telpon darinya, maka makin besar pula kesedihan yang dirasakan Dita.
Trailer dibuka dengan adegan di mana Dita mendapat kabar tentang kematian Ed, sontak saja ia meraung menangisi kepergian Ed. Dita dilanda rasa bersalah dan sedih yang berkepanjangan, sulit rasanya untuk ikhlas dan melepas.
Sang Ibu bahkan sudah berkali-kali memperingati dirinya untuk segera menyelesaikan rasa sedih tersebut, agar Dita bisa melanjutkan kehidupannya dengan lebih baik lagi.
Sayangnya, Dita berkata jika dirinya sulit melepas dan ikhlas. Ia tak sama seperti ibunya yang bisa bertahan setelah ditinggal ayahnya.
Sesak dalam dada mempengaruhi pikirannya, ia masih terjebak dalam rasa penyesalan dan kesedihan mendalam. Membuat dirinya kembali menyesali apa yang ia perbuat.
Selang beberapa lama, ia mencoba menjalani kehidupannya yang baru bersama Ifan (Refal Hady), sahabat sejak kecil yang sekarang menjadi kekasihnya.
Tak lama Dita justru mendapatkan sebuah kacamata ‘LOOK’ dengan tekhnologi Augmented Reality (AR) yang bisa menghadirkan sosok Ed, persis sama seperti nyata. Kehadiran Ed membuat harapan baru bagi Dita, namun tentu saja itu bukan kabar baik jika membahas perihal masa depan.
Kehadiran kacamata itu hanya cocok digunakan untuk mengobati rasa rindu, pun mengurangi rasa bersalah dan mengajari Dita tentang rasa ikhlas dan melepas. Namun, yang terjadi sebaliknya. Akankah Dita kembali menerima kehadiran Ed dalam bentuk virtual atau memilih bertahan bersama Ifan yang nyata?