Dua pesepakbola abad ke-19 yang berbeda kelas menghadapi gejolak profesional dan pribadi untuk mengubah permainan dan Inggris selamanya (The English Game).
Mungkin serial bergenre drama olah raga ini bisa menjadi obat penawar rindu bagi kalian penggemar sepakbola yang akhir-akhir ini galau akibat penundaan banyak liga sepakbola di Eropa, khususnya Liga Premier Inggris (EPL), akibat merebaknya dan makin meluasnya pandemik Covid-19.
Drama miniseri ini sendiri bisa juga dibilang merupakan biopik dari pe-sepakbola di era Victoria yaitu Fergus Suter, Jimmy Love, dan Arthur Kinnaird yang pada akhirnya mempengaruhi sepakbola modern seperti yang kita kenal sekarang ini.
Walaupun sosok asli Jimmy Love menghilang misterius pada 1879, sosok ini diceritakan bersamaan dengan temannya, Fergus Sutter di serial ini. The English Game yang saat ini diputar di Netflix ini ditulis oleh Julian Fellowes yang sebelumnya telah sukses berperan dalam serial “Downtown Abbey”.
The English Game sendiri menceritakan sejarah perkembangan sepakbola di Inggris, yang tadinya hanya sekedar permainan untuk hobi lalu berkembang ke tingkat amatir dan pada akhirnya meningkat lagi menjadi ke permainan profesional seperti yang dapat kita lihat pada saat sekarang ini.
Kisah ini sendiri terinspirasi dari peristiwa kehidupan nyata, mengikuti kisah Fergus Suter (Kevin Guthrie) pemain sepakbola kelahiran Skotlandia, Jimmy Love dan yang diakui sebagai pemain sepakbola profesional dalam sejarah sepak bola di Inggris.
Suter bersama dengan temannya Jimmy Love (James Harkness) melakukan peerjalanan dari Glasgow ke Darwen, di mana mereka telah direkrut untuk membantu Darwen FC lolos ke semifinal Piala FA.
Di sisi lain, cerita berfokus pada Arthur Kinnaird (Edward Holcroft) yang adalah seorang bangsawan kaya dan juga merupakan pemain sepak bola dan bermain untuk Old Etonians (saat itu klub tersebut mendominasi liga sepak bola selama bertahun-tahun), Arthur Kinnaird juga merupakan anggota dewan FA dan sekaligus menjabat sebagai ketuanya. Arthur kemudian dikenal secara luas sebagai selebriti sepak bola yang pertama. Mungkin seperti yang kita lihat pada David Beckham pada saat sekarang ini.
Football Association atau yang lebih dikenal dengan FA, telah terbentuk pada tahun 1870 untuk membentuk ‘hobi’ yang sebelumnya gaduh menjadi permainan yang lebih beradab, dengan aturan-aturan dan wewenang untuk menjadi hakim permainan antar klub sepak bola.
Sedikit resensinya, James Walsh (Craig Parkinson), pemilik sebuah pabrik kapas, tidak ingin melihat timnya dikalahkan. Secara dengan diam-diam, ia membayar Fergus Suter dan Jimmy Love. Mungkin hal ini terasa cukup aneh jika kita melihat fakta tersebut pada jaman sekarang ini, tapi dilihat dari kacamata sejarah perkembangan sepak bola pada masa awalnya adalah pertandingan amatir.
Tidak ada satu pun pemain sepak bola yang bermain untuk Darwen yang dibayar untuk permainan mereka. Jadi boleh dibilang mereka adalah pemain bayaran pertama dalam sejarah sepak bola di Inggris, yang selanjutnya bagi banyak orang, sepak bola itu sendiri terus akan berkembang sehingga bisa menjadi karier profesional.
Dalam The English Game, ceritanya akan berfokus pada menjelang final Piala FA tahun 1879, sebuah kejuaraan final yang menceritakan asal muasal permainan seperti yang kita kenal sekarang dan orang-orang yang mengubah permainan menjadi lebih baik.
Seperti diceritakan dalam miniseri yang terdiri dari 6 episode ini, Old Etonians adalah klub sepak bola yang lebih mengandalkan fisik dan permainannya cenderung keras dan kasar, Mereka terkenal dengan tekel yang kadang cenderung mengarah brutal sampai terkadang lawannya bisa cedera cukup parah.
Berbeda dengan rivalnya, Darwen mereka justru lebih mengandalkan teknik dan juga taktik dalam bermain. Apa lagi setelah mereka kedatangan pemain baru asal Skotlandia, Fergus Suter dan Jimmy Love.
Mereka berdua selanjutnya membantu mengembangkan dan sekaligus mengajarkan taktik dan teknis bermain seperti yang kita lihat pada permainan sepak bola modern sekarang ini.
Fergus Suter sendiri sebenarnya tercatat sebagai salah satu dari beberapa pemain sepak bola asal Skotlandia pada jaman itu yang mengembangkan taktik tim dengan pola permainan melalui passing-passing cepat untuk mengecoh lawannya para pemain Inggris yang rata-rata bertubuh lebih besar.
Sebetulnya inti dari miniseri keluaran Netflix ini sendiri adalah kekontrasan antara karakter permainan sepak bola Fergus Suter dan Arthur Kinnaird dengan memakai premis cerita yang cukup klasik dimana sebuah tim olah raga underdog yang pada awalnya mengalami kekalahan dengan lawan, di mana sang lawan tersebut tentunya mempunyai berbagai resources yang lebih baik dan selanjutnya dengan tekad persatuan dan juga pantang menyerah akhirnya bisa memenangkan pertandingan.
Tapi The English Game bukan hanya sekedar cerita tentang sepak bola itu sendiri tapi juga dikemas dalam kemasan drama yang menghadirkan kisah kehidupan pribadi para pemain. Termasuk kisah antara Arthur dan istrinya, Alma (Charlotte Hope) yang berjuang agar pernikahannya tetap berhasil setelah mengalami keguguran bayinya.
Juga ada kisah romansa antara Suter dan Martha (Niamh Walsh), seorang ibu tunggal dan aktivis buruh, lalu diikuti kisah cinta antara Jimmy Love dan Doris (Kerrie Hayes). Ditambah lagi dengan konflik antara ayah dan anak yang dialami Suter dan ayahnya yang alkoholik, antara Arthur dan ayahnya Lord Kinnaird yang ‘dingin’.
Selain menampilkan tema tentang konflik keluarga dan kisah romansa. Miniseri dari Netflik yang bergenre drama olahraga ini juga menampilkan kehidupan dan dinamika masyarakat kelas pekerja pada jaman itu termasuk kisah tentang pemogokan buruh yang terjadi akibat pemotongan upah dan juga kisah tentang persaingan ‘kelas’ antara kelas atas dan kalangan pekerja yang tentunya diwakili lewat klub sepak bola di mana Old Etonians FC itu sendiri merupakan perwakilan klub sepak bola dari kalangan atas dan Darwen sendiri mewakili kelas bawah alias buruh.
Drama yang menampilkan tentang kisah cinta, peran sebagai ayah, kontruksi sosial dan klasisme di masa yang sedang mengalami perubahan (kisah ini diceritakan pada akhir era Victoria), berhasil membangkitkan ketegangan, keputusasaan sekaligus harapan.
Sejumlah karakter memiliki peran unik, eksentrik dan juga kompleks, menjadi suatu daya tarik tersendiri untuk terus menonton kelanjutan cerita bersambung ini. Para karakter perempuan di serial ini, meski pun bukan bagian penting dari kisah sepak bola, tapi kisah mereka tak sekedar kisah pendamping belaka tetapi juga berkisah tentang kekuatan, cita-cita dan aspirasi perempuan yang mulai menggelora dalam era tersebut.
Tak hanya karakternya saja yang unik, serial ini berhasil menghadirkan nuansa masa lalu yang kental, begitu pula dengan desain kostumnya yang otentik, bahkan serial ini juga berhasil ‘menangkap’ euforia dari sepak bola kala itu, mulai dari keriuhan pertandingan, suasana penuh semangat dalam latihan sepak bola dan tentunya kerusuhan ala-ala hooligan.
Tampaknya serial ini telah melakukan yang terbaik untuk menggabungkan keduanya sehingga baik penggemar sepak bola itu sendiri dan penggemar drama sama-sama antusias untuk menontonnya.
Director: Birgitte Staermose, Tim Fywell
Casts: Edward Holcroft, Kevin Guthrie, Charlotte Hope, Niamh Walsh, Craig Parkinson, James Harkness, Ben Batt, Sam Keeley, Gerard Kearns, Kate Phillips, Kate Dickie, Anthony Andrews, Henry Lloyd-Hughes
Duration: 6 Episodes
Score: 7.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
The English Game
Drama miniseri ini sendiri bisa juga dibilang merupakan biopik dari pe-sepakbola di era Victoria yaitu Fergus Suter, Jimmy Love, dan Arthur Kinnaird yang pada akhirnya mempengaruhi sepakbola modern seperti yang kita kenal sekarang ini. Walaupun sosok asli Jimmy Love menghilang misterius pada 1879, sosok ini diceritakan bersamaan dengan temannya, Fergus Sutter. Serial yang saat ini diputar di Netflix ini ditulis oleh Julian Fellowes yang sebelumnya telah sukses berperan dalam serial “Downtown Abbey”. Buat kamu pecinta sepakbola, tak ada salahnya menonton film ini di Netflix.