Review The 24 Hour War (2016)

“It was the greatest rivalry in the history of racing” (The 24 Hour War, 2016)

Lebih tepatnya film 24 Hour War disebut film dokumenter. Dokumenter ini disutradarai oleh Nate Adams dan Adam Carolla. Rilis pertama kali tahun 2016, kalian bisa menonton kembali serunya balapan 24 jam penuh di KlikFilm. Untuk versi modern sinematik, kalian juga bisa menyaksikan film Ford vs Ferrari (2019)

Sinopsis

Pada awal tahun 1960-an, Henry Ford II dan Enzo Ferrari beradu cepat dalam gengsi dalam balapan terkenal sepanjang sejarah, yaitu Le Mans. Pertempuran epik ini membuat para pembalap kehilangan nyawa mereka, dinasti keluarga hampir runtuh, dan pengembangan mobil balap baru yang mengubah dunia balap.

Sejarah awal mula pertarungan gengsi

Kadang-kadang penonton lupa bahwa ini sebenarnya adalah film dokumenter dan terjebak dalam aksi. Adam Carolla berhasil menampilkan seperti itu dalam film ini, sebuah prestasi yang tidak kalah mengagumkannya dengan para insinyur yang membuat mobil-mobil yang dipamerkan dalam cerita.

Hal ini dicapai dengan penggunaan visual godaan yang paling agresif yang dapat diingat oleh penonton dengan editing yang sangat baik. Meskipun campuran yang dibahas yang berbeda berbicara tentang hal-hal yang berbeda, bagi penonton tampaknya satu suara menceritakan kisah A ke B yang berkesinambungan, dari awal hingga akhir.

Adapun ceritanya sendiri memang ikonik karena menandai berakhirnya era, seperti yang dijelaskan dalam film. Mungkin dan bahkan diinginkan untuk memasuki perlombaan dengan paket pembangunan “pabrik” yang secara teori bahkan para pekerja yang tidak bekerja pun dapat memesan dari dealer lokal mereka.

Bukan kisah para pembalap

Cara brilian yang juga dikerjakan Corolla adalah bahwa ia secara brilian berhasil membujuk penonton untuk mengabaikan bahwa ini benar-benar kisah David dan Goliath. Ford mungkin bisa saja membeli Italia sendiri setelah Ferrari menolak tawarannya. Dan memungkinkan kalian untuk berpikir bahwa kedua pesaing ini mungkin seimbang. Hal ini juga meningkatkan drama.

Akhirnya, waktunya kudeta memungkinkan untuk memiliki kepribadian yang sama yang berada di tengah-tengah aksi muncul di kamera seperti pada tahun 2019, yang sekali lagi membuat ini semua lebih dramatis.

Ford versus Ferrari – Amerika versus Italia

Semua orang menyukai perlombaan dan kompetisi yang bagus dan film ini mengaturnya dengan baik. Dengan banyak cerita yang relevan dan mudah diikuti dari kedua sisi Atlantik. Sangat menarik untuk mendengar perbedaan perspektif dari dua rival yang disorot dalam film ini, tidak lain adalah 2 brand besar Ford dan Ferrari.

Ferrari menjadi spesialis dalam bidang balap yang menjual mobil konsumen untuk tetap bertahan, sementara Ford terlibat dalam balap untuk membantu menjual mobil-mobil utamanya.

Kisah ini menyoroti tahun-tahun sukses Ford, pada tahun 1960-an, ketika teknologi dalam industri mobil telah jauh meninggalkan perang dan desain bergerak maju dengan pesat. Teknologi menjadi pusat perhatian tanpa mengalahkan drama. Kita belajar tentang kurangnya keselamatan dan seberapa sering pembalap dan penonton terbunuh oleh olahraga ini.

Cerita ini mengabaikan fakta bahwa meskipun Ford akhirnya berhasil meraih kemenangan di Le Mans dan berhasil di balapan lain, dalam hal kesuksesan, tidak ada pabrikan yang dapat menyaingi rekor Porsche. Fakta sejarah tersebut tersembunyi dengan baik di dalam film.

Kesimpulan

Film ini mengatur drama yang berkaitan dengan beberapa tahun dengan sangat baik, tetapi sama sekali bukan gambaran yang berlebihan tentang persaingan di Le Mans. Tidak ada penyebutan tentang peran perintis dan kesuksesan awal Bentley atau Jaguar. Anggap saja ini sebagai cuplikan sejarah yang selektif.

Director: Nate Adams & Adam Carolla

Cast: Charlie Agapiou, Mario Andretti, A.J. Baime

Duration: 109 minutes

Score: 8.0/10