Review Goddamned Asura (2021)

Penembakan Acak yang Dilakukan Tepat di Hari Ulang Tahun

“Hari itu aku mencapai titik kritis yang membuatku tak tahan lagi,” – Jan Wen (Goddamned Asura)

Hai, Cilers!

Siapa di antara kalian yang menyukai film-film dari Taiwan? Nah, KlikFilm kembali mengeluarkan film terbaru asal Taiwan berjudul Goddamned Asura. Film tersebut rupanya menjadi wakil dari Taiwan untuk ajang penghargaan bergengsi Academy Awards 2023 atau dikenal sebagai Oscars.

Disutradarai oleh Lou Yi-An, ia dikenal akan karya-karyanya yang memiliki humor kelam dengan alur cerita interleaving (menulis di luar urutan atau secara acak-red), yang digerakkan oleh karakter dalam film.

Dia sangat tertarik pada budaya lokal Taiwan, masalah rasial dan sosial yang disebabkan oleh perbedaan kelas dan kesenjangan generasi. Dia mengatakan bahwa Goddamned Asura terinspirasi oleh peristiwa nyata di Taiwan.

© Hope Marketing Entertainment

Sinopsis

Goddamned Asura mengisahkan tentang kehidupan remaja bernama Jan Wen (Joseph Huang) yang terlalu diatur dalam urusan apapun oleh sang ayah. Orang tuanya sudah lama berpisah dan ia hanya berteman dengan seorang lelaki bernama Xu Axing (Devin Pan).

Filmnya dimulai dengan rekaman yang menunjukkan seorang pemuda sedang menembak orang secara acak di pasar malam, film ini berlanjut dengan memperkenalkan protagonis dan ikatan serta masalah yang mengikat mereka.

Jan Wen dan Xu Axing banyak menghabiskan waktunya bermain MMORPG “King’s World” dan membuat webcomic dengan sahabatnya. Pada saat yang sama, tekanan yang dia rasakan cukup kuat, karena ayahnya mengirimnya ke AS untuk belajar sebab dirinya gagal lulus ujian untuk perguruan tinggi lokal yang bagus.

Kemudian ada salah satu reporter investigasi yang menulis cerita tentang pembaruan perkotaan dari kompleks perumahan berpenghasilan rendah, dan pada akhirnya menemukan kasus penembakan acak dan mulai menguliknya.

Lalu ada seorang perempuan bernama Zero (Wang Yu-xuan), yang juga memainkan “King’s World” dan berhadapan dengan masalah keuangan sebab ibunya merupakan pecandu alkohol. Kemudian ada karakter bernama Vita (Peijia Huang), seorang eksekutif yang mencoba mempromosikan video game yang sama, sambil berjuang mempertahankan hubungannya dengan sang tunangan.

Mereka semua saling terhubung satu sama lain pada sebuah takdir yang sama. Lantas, bagaimana kelanjutan hidup mereka ketika insiden pembunuhan acak dilakukan?

Dampak Perpisahan Orang Tua

© Hope Marketing Entertainment

Berdurasi 2 jam, secara garis besar film ini memperlihatkan bagaimana dampak dari perpisahan orang tua kepada anak. Walaupun secara materi semua tercukupi, namun perihal kasih sayang dan kenyamanan, nihil diberikan.

Sang sutradara memadukan kisah nyata yang terjadi di Taiwan dengan kisah baru yang terasa dekat dengan penonton. Memang benar, jika tak semua dampak yang diterima menimbulkan perasaan ingin membunuh orang lain.

Akan tetapi perasaan Jan Wen sudah tidak bisa ditahan, orang tua yang ia sayangi sudah tak dapat menjadi tempatnya bersandar sekaligus berlindung. Semuanya diatur berdasarkan kemauan mereka berdua, tidak pernah memikirikan apakah dirinya akan senang atau tidak.

Generasi saat ini juga tak sedikit yang menderita karena pola asuh yang buruk. Belum lagi soal tekanan masyarakat yang mengharuskan tiap orang mencapai kesuksesan dengan cara yang sangat spesifik, dengan menunjukkan pencapaian apa saja yang sudah diperoleh.

© Hope Marketing Entertainment

Film ini dibagi menjadi tiga bab, pada babak pertama dengan judul Raging Zero, akan mengeksplorasi ketidakbahagiaan sosok tersangka penembakan, Jan Wen. Ayahnya bersikeras agar dia belajar di luar negeri sebagai kesempatan untuk “mengatur ulang hidupnya”.

Sedangkan sang ibu percaya bahwa dia dapat membeli kasih sayangnya, padahal yang Jan Wen inginkan hanyalah diperhatikan. Penderitaannya tercermin dalam webnovel grafis ‘Raging Zero’ yang dia buat dengan sahabat penuh perhatian Xu Axing, yang justru menaruh perasaan khusus kepadanya.

Bab pertama juga mengenalkan semua karakter penting yang akan berada di pasar malam, tempat penembakan acak. Karakter tersebut di antaranya ada seorang jurnalis investigasi bernama Mold (Mo Tzu-yi) yang sedang menulis laporan tentang proyek perumahan sosial.

© Hope Marketing Entertainment

Kemudian ada pegawai negeri Hu Sheng (Lai Hao-zhe) yang hadir dikenal sebagai Shine, di komunitas pemain King’s World; Vita tunangan eksekutif periklanan gila kerja, dan siswi Linlin/Zero yang bekerja sambilan sebagai gamer dan berjuang dengan seorang ibu yang setengah tuli sekaligus pecandu alkohol.

Film ini membutuhkan waktu untuk menjelajahi masing-masing karakter ini, mengungkap beberapa kesamaan yang mereka miliki, termasuk perasaan tidak menjalani kehidupan yang benar-benar mereka inginkan.

Kemudian pada bab kedua yang berjudul Asura Terkutuk, kisahnya mengikuti apa yang terjadi setelah penembakan, dengan Jan Wen yang tidak menyesal di penjara dan berharap dia akan menerima hukuman mati.

Takdir Tak Berubah Meski Ada Kata “Jika”

© Hope Marketing Entertainment

Memasuki babak ketiga, Jan Wen mengatakan jika saja ia tidak melakukan penembakan apakah semuanya akan terasa berbeda. Pada bab 3 dengan judul Jembatan Menuju Hades, diperlihatkan kejadian sebelum penembakan berlangsung.

Menyambung dengan kata “Jika”, kejadian penembakan tidak dilakukan sebab kala itu Jan Wen bertemu dengan orang yang ia sukai, yakni Zero. Keduanya pun semakin dekat dan mulai menjalin hubungan. Tentu saja hal itu berbeda dengan kejadian sebelum ada kata “Jika”.

Tak hanya kisah Jan Wen dan Zero saja yang berubah, kisah Vita dan tunangannya pun tetap berlanjut dengan sedikit kejutan, di mana sesuatu yang ingin dibahas sang tunangan adalah keinginan untuk putus. Vita pun marah dan pergi begitu saja dengan menerima telfon dari atasannya.

Kemudian ia bertemu dengan Mold dan mulai dekat. Segalanya berjalan dengan lancar. Ya, sejauh itu. Sebelum semuanya berubah dan kembali pada takdir yang sudah diciptakan. Sebelum ada kata “Jika”, ada satu korban yang harus meninggal sebab terkena tembakan Jan Wen, yakni tunangan Vita.

© Hope Marketing Entertainment

Saat kata “Jika” terucap, tetap ada korban nyawa dan tentu saja dengan kisah yang berbeda, namun memberikan kejutan lain kepada penonton. Pada akhirnya kisah aslinya kembali seperti semula, Jan Wen menerima hukumannya dan karakter lain mulai melanjutkan hidup mereka. Diulang dan disesali dengan cara apapun, takdir tetap berlaku.

Kesimpulan

Goddamned Asura menjadi salah satu tontonan di KlikFilm yang bisa disaksikan sembari menikmati waktu senggang kalian. Menghadirkan cerita yang tidak begitu berat, namun butuh konsentrasi yang cukup tinggi sebab alurnya disajikan dengan dua arah yang berbeda.

Meskipun hal itu membuat penonton kebingungan, akan tetapi selama kalian tetap mengikuti kisahnya maka kalian akan paham dan mengerti jalan ceritanya mau dibawa kemana. Para karakter yang terlibat dengan solid menampilkan chemistry yang baik dan juga berhasil membangun inti dari cerita film ini.

 

Director: Lou Yi-an

Cast: Joseph Huang, Morning Mo, Peijia Huang, Devin Pan, Wong Yu-xuan, Hoa-zhe Lai

Duration: 114 minutes

Score: 6.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

Goddamned Asura

6.8 Score

Pada malam ulang tahunnya yang ke-18, seorang remaja laki-laki bernama Jan Wen (Joseph Huang) melakukan penembakan acak di pasar malam.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 6
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version