Review Film Nightmare Alley (2021)

Film Beraliran Noir ala Guillermo del Toro di Sebuah Karnaval

“You don’t fool people, they fool themselves.” – Dr. Lilith Ritter (Nightmare Alley)

 

Sutradara dan penulis asal Meksiko, Guillermo del Toro, telah membuat namanya terkenal di Hollywood dengan menceritakan sejumlah kisah tentang makhluk aneh. Dia pertama kali berhasil mendapatkan perhatian khalayak film secara luas melalui karyanya yang bergaya fabel, ‘Pan’s Labyrinth’ di tahun 2006.

Kemudian selanjutnya, ia terus mengeksplorasi misteri dan segala bentuk hal yang mengerikan dalam film-filmnya, seperti ‘Pacific Rim’, ‘Crimson Peak’ dan ‘The Shape of Water’ yang berhasil memenangkan Oscar.

Kali ini del Toro menghadirkan sesuatu yang berbeda, ia mencoba menghidupkan kembali film bergenre noir (sub-genre dari drama kriminal yang menekankan pada atmosfer pesimisme, sinisme, dan fatalisme-red) yang berjudul ‘Nightmare Alley’.

Film ini diadaptasi berdasarkan novel berjudul sama karya William Lindsay Gresham yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1946. Dan sebenarnya, telah difilmkan sekali sebelumnya pada tahun 1947 ketika film bergenre noir sedang mencapai puncak popularitasnya di era 1940-an.

Sinopsis

Berkisah tentang Stan Carlisle (Bradley Cooper), seorang pria dengan masa lalu kelam dan misterius yang menemukan pekerjaan di sebuah karnaval yang di dalamnya penuh dengan karakter unik, di antaranya ada paranormal bernama Zeena (Toni Collette) dan suaminya, Pete (David Straitham) seorang mentalis, Bos karnaval, Clem (Williem Dafoe), Bruno si kuat (Ron Pearlman) dan gadis listrik Molly (Rooney Mara).

© Searchlight Pictures

Selain bekerja di karnaval, di sana Stan juga belajar cara-cara menjadi seorang mentalis. Ketika bakatnya telah berkembang cukup besar, ia memutuskan untuk keluar dari karnaval tersebut dan memulai karirnya sendiri. Ia pergi bersama Molly ke sebuah kota besar, jauh dari kehidupan karnaval.

Segera pertunjukannya yang sukses, menarik perhatian Lilith Ritter (Cate Blanchett), seorang psikolog yang kemudian menawarinya kesepakatan untuk menipu pasiennya yang kaya.

Berlatar di masa Depresi Hebat

Film ini mengambil latar cerita di masa Depresi Hebat, masa-masa kelam di Amerika ketika perekonomian mengalami kemerosotan yang cukup parah dan banyak orang kehilangan pekerjaannya. ‘Nightmare Alley’ menarik kembali tirai pada aktivitas di balik layar sebuah karnaval keliling.

Sutradara del Toro kembali menggunakan bakat visualnya yang luar biasa ke dalam remake film bergenre noir ini dengan plot cerita kisah penebusan yang tidak biasa. Sehingga menghasilkan film yang cukup memikat perhatian dan menampilkan sisi emosi tentang karakter yang dihantui oleh ingatan masa lalu dan penyesalan.

© Searchlight Pictures

Del Toro melalui filmnya ini seakan ingin menceritakan sebuah kisah moral tentang bagaimana keinginan untuk memperbaiki masa lalu.

Paruh pertama film ini lebih banyak mengambil latar cerita tentang kehidupan karnaval, sedangkan paruh keduanya berlangsung di lingkungan yang lebih mewah. Di sinilah karakter utama memutuskan untuk mengejar target yang lebih kaya daripada tipe orang yang pergi ke karnaval.

Pendekatan yang menegangkan secara lambat

Del Toro lebih memilih pendekatan yang cukup lambat dalam membangun narasinya, ia sengaja memilih plot tersebut untuk membongkar eksplorasi yang menarik dari kesedihan, keserakahan dan rasa bersalah terutama pada diri karakter Stan.

‘Naightmare Alley’ memiliki beberapa performa akting yang cukup menonjol, Bradley Cooper menunjukkan performanya sebagai Stan. Karakternya tidak banyak bicara pada awal-awal film, memberi kesempatan kepada Bradley Cooper untuk melakukan akting yang lebih bernuansa.

Karakternya penuh perhatian, memahami setiap detail kecil untuk berkembang sebagai penipu dan pada akhirnya menjadi seorang mentalis.

Bukan film bergaya Guillermo del Toro

Jika kita telusuri kembali karya-karya dari del Toro kisah-kisahnya bercerita tentang hal-hal menakjubkan baik itu tentang supernatural, seperti ‘Pan’s Labyrinth’ atau ‘The Shape of Water’ atau bahkan film-filmnya yang bercerita tentang kisah horor (‘Crimson Peak’, ‘The Devil’s Backbone’), filmnya tentang vampir (‘Blade II’, ‘Cronos’) atau film bergenre anti heronya, yaitu ‘Hellboy’ dan ‘Hellboy II: The Golden Army’.

Lebih menarik perhatian dari semuanya itu adalah penggunaan monster atau pun makhluk aneh oleh del Toro. Mereka dilihat sebagai metafora untuk kebaikan, kejahatan, cinta, kesalahpahaman atau untuk apapun yang dibutuhkan dalam cerita.

© Searchlight Pictures

Tapi di ‘Nightmare Alley’, del Toro lebih memilih cerita yang lebih membumi dalam kenyataan. Di mana karakter-karakter di dalamnya banyak terlibat dalam penyesatan dan khayalan.

Del Toro memunculkan suasana seperti mimpi lebih tepatnya sebuah mimpi buruk. Seperti saat Stan tertidur di bus, meninggalkan reruntuhan-reruntuhan kehidupan masa lalu di kaca spion dan terbangun di karnaval di mana dia akan menemukan kembali dirinya. Secara pasti, monster-monster dalam film ini jelas-jelas adalah manusia.

Interior bergaya art deco

Del toro dikenal sebagai seseorang yang piawai dalam menciptakan visualisasi yang unik, visualisasi yang ia ciptakan di layar lebar adalah bagian dari lingkungan di sekitar kita dan juga sekaligus dunia yang berbeda, yang muncul dari imajinasinya.

Dalam filmnya ini, ia menciptakan desain set dan kostum dan melalui cara kameranya meluncur di sekitar setiap ruang yang dihias dengan cermat. Dari kantor psikolog Lilith Ritter hingga taman luas yang disapu salju di rumah seorang taipan. Sebagian besar interior didominasi dengan gaya art deco.

Kesimpulan

‘Nightmare Alley’ adalah cerita tentang kebangkitan dan kejatuhan seorang penipu, di dalamnya berisikan kisah peringatan, alegori, ambisi, keangkuhan dan keputusasaan.

 

Director: Guillermo del Toro

Cast: Bradley Cooper, Rooney Mara, Cate Blanchet. Ron Pearlman, Wilem Dafoe, Toni Collette, David Strathaim, Richard Jenkins, Mary Steenburgen, Tim Blake Nelson, Holt McCallany, Clifton Collins Jr

Duration: 150 minutes

Score: 7.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Nightmare Alley

7 Score

Berkisah tentang Stan Carlisle (Bradley Cooper), seorang pria dengan masa lalu kelam dan misterius yang menemukan pekerjaan di sebuah karnaval yang di dalamnya penuh dengan karakter unik, ada paranormal bernama Zeena (Toni Collette) dan suaminya, Pete (David Straitham) seorang mentalis, Bos karnaval, Clem (Williem Dafoe), Bruno si kuat (Ron Pearlman) dan gadis listrik Molly (Rooney Mara).

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version