Review Monstrous (2022)

film dengan genre thriller supernatural

“You have to let me go, Mom,” – Cody (Monstrous).

 

Pernahkah kalian tidak dapat membedakan bagaimana realitas dan khayalan akibat suatu rasa trauma?

Lewat film ‘Monstrous’ yang disutradarai oleh Chris Sivertson dan ditulis oleh Carol Chrest, para penonton akan dibawa ke dalam kisah bergenre thriller-misteri penuh dengan tanda tanya. 

Dibintangi oleh Christina Ricci, aktris yang juga tampil di serial ‘Yellowjackets’, ia akan berperan sebagai seorang ibu yang rela melakukan apa saja untuk melindungi anaknya dari segala ancaman, baik yang terlihat maupun tidak.

Sinopsis

Laura (Christinna Ricci) dan anaknya, Cody (Santino Barnard), memutuskan untuk pindah rumah ke sebuah tempat terpencil dengan pemandangan kolam di halaman mereka. Mulanya, tidak ada yang aneh dari kepindahannya. Cody harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah, sementara ibunya Laura, mengurus rumah dan bekerja di bagian administrasi perusahaan audit.

© Screen Media

Namun, setiap malam Cody malah selalu berteriak ketakutan dan mengatakan ada monster di “kolam” dekat rumahnya. Ia mengatakan bahwa monster tersebut menghampiri Cody ketika dirinya tertidur. Merasa hanya igauan malam, Laura pun membiarkannya.

Setiap malam, sang anak selalu mengungkit-ungkit tentang monster “kolam”, hingga akhirnya mengatakan bahwa Cody sudah mulai berdamai dan mengerti tentang kedatangan monster tersebut. Sementara Cody mulai paham dengan keberadaannya, Laura justru ketakutan setengah mati ketika melihat sang hantu. Ia pun mencoba untuk menghentikan Cody dan monster untuk terus bertemu.

Bukan film supernatural yang mencekam

Di awali tone cerah, lagu country, dengan visualisasi klasik, film ini mungkin mendapat kesan yang cukup menjamin sebagai film thriller-supernatural. Rumah terpencil yang dikelilingi oleh tanah gersang dan halaman yang berantakan, tak bisa dibayangkan keadaan rumah tersebut pada malam hari.

© Screen Media

Namun, sebagai film yang bergenre thriller atau supernatural, ‘Monstrous’ belum mampu menyampaikan kesan tersebut kepada penonton. Tanpa ada jumpscare atau hal-hal menyeramkan – selain keberadaan monster yang tak jelas, rasa takut dan seram tidak tersampaikan kepada penonton.

Cerita terlalu berjalan lurus dan menimbulkan banyak tanya. Hantu atau monster tersebut dengan cepat dan tiba-tiba saja datang, tanpa ada penjelasan atau waktu agar penonton bisa bernafas.

Alur cerita yang cepat ini mungkin yang menjadi kendala utama bagi penonton. Rasa seram tidak secara perlahan dibangun, digantikan dengan kejadian mendadak yang membingungkan. Jelas saja, jika penonton lebih banyak kebingungan dan meraba-raba alur cerita yang akan disajikan selanjutnya, dibandingkan dengan menikmati suasana seram yang dibangun oleh film.

Tidak dijelaskan siapa sang suami ataupun ibu yang menjadi pemicu rasa trauma Laura. Apakah selama ini Dokter Warren adalah ilusi belaka? Atau memang selama ini ia memutarbalikkan realita agar terlihat sempurna sesuai rencana hidupnya?

© Screen Media

Meski jalan cerita cukup membingungkan, cenderung tidak jelas, dan kurang matang, namun penantian dapat terbalas setelah mengetahui akhir cerita. Sangat wajar apabila Sivertson banyak menutupi alur cerita di bagian awal, karena ia tentu ingin membalas semua – dengan samar, pada bagian akhir. Sayangnya, penonton seperti saya mungkin akan terlanjur resah menunggu Ricci menemukan jalan kebahagiaannya.

Sosok hantu sebagai rasa takut Laura

Sekali lagi, ‘Monstrous’ bukanlah film “hantu” pada umumnya. Jika penonton bingung dengan keberadaan sang monster yang tiba-tiba, maka hal tersebut sebenarnya sederhana saja. Sosok hantu yang terlihat di film tersebut kurang lebih merupakan penjelmaan trauma Laura untuk menghadapi kenyataan.

© Screen Media

Awalnya, Cody merasa takut dengan sosok monster. Ia tidak mengerti dan ingin pulang ke rumah lamanya, yang sangat mirip dengan rumah barunya saat ini. Namun ketika monster tersebut menghampiri dan berbisik kepada Cody, ia akhirnya sadar dan mengerti bahwa perkataan monster “kolam” itu benar.

Cody kerap mengatakan bahwa monster tersebut dilihat di “kolam” belakang rumahnya, padahal jelas-jelas itu adalah danau. Mungkin saja Cody mengatakan hal tersebut karena pikiran yang Laura buat, memaksanya untuk melihat genangan air belakang rumahnya sebagai “kolam”, tempat Cody tenggelam dan tak terselamatkan nyawanya. Rasa trauma itu kemudian muncul lewat sosok monster yang mencoba menyadarkan Laura.

Ketika Cody sudah menerima kenyataan, Laura justru enggan berbicara dan menghadapi sosok monster tersebut. Trauma dan rasa bersalah yang begitu besar membuat Laura merasa Cody selalu ada di sisinya, padahal tidak pernah ada Cody di rumah baru itu.

Terselamatkan oleh Christina Ricci

Sebagai sosok ibu yang sempurna, Christinna Ricci tampil memukau dan melengkapi alur cerita. Kerentanan dan kesedihan Laura sebagai ibu terpancar ketika ia begitu melindungi sosok Cody dari sang suami. Lewat skenario yang tidak menarik ini, Ricci bak penyelamat yang membuat ‘Monstrous’ menjadi “lebih baik terlambat dibandingkan tidak sama sekali.”

© Screen Media

Karakter Ricci seakan-akan membawa hanyut penonton bahwa ia adalah sosok ibu yang normal. Ibu yang kehilangan rumah, pekerjaan, dan kehidupan, akibat suami yang kerap menyakiti anak dan dirinya. Berpegang pada kebaikan dan nasihat neneknya sewaktu kecil, Ricci akhirnya mampu menghadapi kesulitan itu sendirian.

Sayangnya, Ricci memang telah mengalami trauma sejak kecil. Rasa ditinggalkan, tak pernah didengar, dan kematian Cody kemudian memicu pikirannya hingga ia melarikan diri dari kehidupan lama tersebut.

Tidak hanya Ricci yang menjadi penyelamat. Harus diakui bahwa sinematografi di film ‘Monstrous’ cukup apik, disertai dengan design dan gaya busana Laura yang memikat dan mempesona.

Kesimpulan

‘Monstrous’ sepertinya hanya fokus membangun ending yang mengejutkan bagi penonton. Alur cerita yang kering, terbatas, dan terlalu cepat, membuat film ini kehilangan sensasi seram. Meski begitu, memang bukan monster seperti “hantu” yang ingin dijelaskan.

© Screen Media

Kekecewaan ini sedikit terobati dengan akting Ricci dan sinematografi yang cukup baik. Menampilkan sosok ibu sempurna dan balutan pakaian menawan, Ricci sebagai Laura tampil seperti manusia biasa yang ternyata mengalami masa lalu penuh luka.

Film ini telah dirilis di Amerika Serikat pada 13 Mei 2022 oleh Screen Media. Adapun di Indonesia, para pecinta film bisa menyaksikannya di layanan streaming terbaik KlikFilm.

 

Director: Chris Sivertson

Cast: Christina Ricci, Santino Barnard, Don Durrell, Colleen Camp, dan Rachel Edlow.

Duration:  89 minutes

Score: 5.5/10

WHERE TO WATCH

The Review

Monstrous

5.5 Score

‘Monstrous’ sepertinya hanya fokus membangun ending yang mengejutkan bagi penonton. Alur cerita yang kering, terbatas, dan terlalu cepat, membuat film ini kehilangan sensasi seram. Meski begitu, memang bukan monster seperti “hantu” yang ingin dijelaskan.

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 5
  • Entertain 6
  • Scoring 5
  • Story 5.5
Exit mobile version