Review Memory Box (2021)

Rasa Penasaran yang Berujung pada Terkuaknya Kisah Kelam di Masa Lalu

“Ini kenangan buruk, ibumu tak akan suka jika melihatnya,” – Teta (Memory Box)

Hai, Cilers!

Malam perayaan Natal sering diisi dengan kegiatan menyenangkan bersama keluarga dekat, mulai dari memasak makanan banyak yang lezat, saling bertukar hadiah, memainkan permainkan menyenangkan, ataupun bercengkrama hangat bersama kekasih serta para sahabat.

Namun, berbeda dengan yang ada di Memory Box, tepat pada malam Natal sebuah keluarga yang terdiri dari seorang Nenek yang biasa dipanggil Teta, seorang ibu dan seorang anak, kala itu menerima sebuah paket dari kawan lama di masa lalu.

Berbeda dengan antusias sang anak, neneknya yang melihat siapa pengirimnya langsung memutuskan untuk menyembunyikan kotak tersebut dan memilih menutup rapat mulutnya.

© Abbout Productions

Berbekal dengan rasa penasaran, secara diam-diam anak yang bernama Alex (Paloma Vauthier) memilih membukanya, dan kejadian kelam di masa lalu pun akhirnya terkuak.

Gagasan utama dari Memory Box, ternyata didasarkan oleh kisah nyata sang penulis skenario sekaligus sutradara, Joana Hadjithomas, yang sempat tinggal di Beirut selama perang Lebanon. Kala itu ia selalu berkomunikasi dengan sahabatnya yang pindah ke luar negeri, dengan menggunakan surat, kaset, dan buku catatan.

Sinopsis

Film ini mengisahkan tentang sebuah ingatan kelam yang tidak ingin diingat kembali. Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku pada anggota keluarga lainnya yang merasa penasaran dan memilih menyelami ingatan tersebut.

Semuanya bermula pada saat malam Natal, sebuah keluarga yang terdiri dari seorang Ibu bernama Maia (Rim Turki) dan anak perempuannya, Alex (Paloma Vauthier) yang tinggal di Montreal, mendapat kiriman tak terduga dari pengirim tanpa nama. Ketika dibika, kotak itu berisi buku catatan, kaset dan foto-foto berlatar di Beirut, Lebanon, tahun 1980-an.

Melihat isi tersebut, sang ibu menolak untuk membukanya lebih jauh dan memilih untuk meninggalkan kotak tersebut. Ternyata isi dari kotak itu mengingatkannya kembali pada ingatan kelam yang sudah lama ia kubur dan ia lupakan.

Namun, berbeda dengan sang anak perempuan yang justru merasa tertarik dan memilih untuk membacanya dan mengikuti kisah yang ada di buku, kaset serta foto tersebut sembari membayangkan kejadian yang terjadi pada kala itu.

Bagaimana kisah kelanjutan Alex ketika membaca semua kenangan dari ibunya?

Kilas balik yang menyenangkan sekaligus menyedihkan

© Abbout Productions

Sesuai dengan judulnya, Memory Box, film ini menampilkan kilas balik masa lalu dengan porsi yang banyak dan hampir menyeluruh. Berbeda dengan kebanyakan film yang menampilkan kilasan balik dengan memberikan keseluruhan masa lalu, film ini menyajikannya dengan berbeda dan hanya mengandalkan kumpulan foto-foto yang diambil pada masa lampau.

Sang sutradara memadukan kenangan tersebut dengan cara yang menyenangkan, didukung rekaman suara yang diputar sebagai sosok narator, lalu visual yang diperlihatkan hanya berupa slide ratusan foto yang digerakkan dan dihidupkan dengan tambahan efek-efek menarik.

Selain itu, kenangan yang ditampilkan juga disesuaikan dengan pemilihan musik dan irama yang benar-benar menyenangkan. Penonton akan betah menyaksikan film ini karena begitu menariknya kilas balik yang divisualisasikan.

© Abbout Productions

Tak hanya menyenangkan saja, kisah masa lalu yang diceritakan ternyata menyimpan banyak kesedihan. Ibu dari Alex ternyata menyimpan semuanya dalam buku catatan dan beberapa rekaman serta foto yang kembali mengingatkannya pada peristiwa mengerikan yang berhasil merenggut nyawa ayah, saudaranya, sahabat serta kekasihnya.

Kejadian yang membuatnya terpaksa pindah dan mengubur semua ingatan kelam agar ia dan ibunya yang masih hidup, bisa melanjutkan kehidupan dengan damai.

Perang selalu menyisakan dampak traumatis mendalam

Dampak dari perang yang terjadi, selain menimbulkan kerusakan fisik berupa hancurnya gedung-gedung, rumah, hingga sekolah, juga menghancurkan mental para penduduk lokal.

© Abbout Productions

Banyak masyarakat yang harus kehilangan nyawanya akibat dari serangan yang selalu diberikan secara mendadak dan terus menerus. Banyak keluarga yang harus kehilangan anggota keluarga mereka sehingga menyebabkan dampak pada psikis dan membuat mereka yang bertahan mengalami trauma mendalam.

Kesehatan mental adalah hal yang paling sulit untuk disembuhkan, butuh waktu yang sangat lama dan dukungan penuh dari orang-orang terdekat agar bisa kembali pulih.

Sedikit saja mereka menemukan potongan ingatan yang ingin mereka kubur dari sebuah benda di masa lalu, maka semua ingatan buruk itu akan kembali masuk secara paksa dan lagi-lagi merusak kesehatan mental yang sudah dipulihkan.

© Abbout Productions

Pengembangan karakter yang ‘biasa saja’

Cerita yang kuat akan pesan mendalam tentang dampak dari perang bagi kesehatan mental, sajian kilas balik yang menyenangkan, skoring serta visual yang mendukung, harus ditandai dengan minimnya eksplorasi setiap pemain dalam melakukan penjiwaan yang memukau.

Semua pemain tampil dengan ‘biasa saja’, kecuali sosok ibu Alex dikala muda yang diperankan oleh Manal Issa. Karakter tersebut berhasil ditunjukkan Manal Issa dengan pribadi yang penuh dengan kesenangan remaja, pemberontakan kecil, persahabatan yang erat, hingga menemukan sosok pria yang dicintai.

Sayang, semua itu hanya berputar pada masa lalu yang menampilkan sosok Manal Issa aja, selebihnya tidak ada keterkaitan emosi yang penuh dari para pemain pada setiap kisah yang disajikan. Minimnya emosi ini membuat penonton akan sedikit bingung untuk menerjemahkan maksud dari emosi yang mereka tampilkan itu apa?

© Abbout Productions

Tapi, hal ini tidak menjadi kekurangan besar yang membuat penonton harus mempertimbangkan ulang untuk menyaksikan film ini. Karena masih banyak nilai plus yang menjadi kekuatan positif yang bisa penonton ambil dari Memory Box.

Kesimpulan

Memory Box adalah film yang menyenangkan untuk disaksikan, kilas balik yang disajikan pun ditampilkan dengan perpaduan musik asik yang penuh dengan hal-hal menarik dan menambah nilai plus dari film ini.

Meski begitu, segala kesenangan yang diberikan juga diimbangkan dengan kesedihan yang mendalam tentang dampak dari perang yang terjadi.

© Abbout Productions

Bagaimana sebuah keluarga harus mengalami perpisahan selamanya karena salah satu anggota keluarga telah lebih dulu pergi selamanya akibat dari serangan tak terduga. Keputusasaan, amarah, kesepian, rasa takut, dan kebimbangan, semuanya ditampilkan dengan porsi yang imbang dan sesuai.

Walaupun penampilan para pemain masih terbilang biasa saja, tidak ada pendalaman yang begitu memukau sehingga emosi serta pesan yang disampaikan hanya tersalurkan lewat cerita yang kuat akan makna mendalam disetiap kisahnya.

Memory Box sudah bisa disaksikan di KlikFilm sejak 1 April lalu. Jadi, kalau kalian penasaran dengan kisahnya langsung buka aplikasinya dan pastikan kalian sudah berlangganan ya, Cilers!

 

Directors: Joana Hadjithomas, Khalil Joreige

Casts: Rim Turki, Manal Issa, Paloma Vauthier, Hassan Akil, Rabih Mroueh, Clémence Sabbagh

Duration: 101 minutes

Score: 7.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Memory Box

7 Score

Film ini mengisahkan tentang sebuah ingatan kelam yang tidak ingin diingat kembali. Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku pada anggota keluarga lainnya yang merasa penasaran dan memilih menyelami ingatan tersebut.

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 7
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version