Review Gretel & Hansel (2020)

“Tentu, itu hanya mimpi buruk. Keinginan untuk menyingkirkannya sangat nyata. Tapi mengirimnya pergi sendirian di malam hari tak mungkin benar,” – Gretel (Gretel & Hansel).

‘Gretel & Hansel’ (juga dikenal sebagai Gretel & Hansel: A Grim Fairy Tale) adalah sebuah film horor fantasi gelap tahun 2020 berdasarkan cerita rakyat Jerman “Hansel and Gretel” oleh Brothers Grimm.

Film ini disutradarai oleh Oz Perkins, dan diproduksi oleh Fred Berger, Brian Kavanaugh-Jones, dan Dan Kagan, dengan skenario dibuat oleh Rob Hayes. Sophia Lillis dan Sam Leakey memerankan karakter utama kakak beradik ini, bersama Alice Krige dan Jessica De Gouw menjadi penyihir.

Diumumkan pada Oktober 2018 oleh Orion Pictures untuk mengembangkan cerita rakyat Hansel dan Gretel. ‘Gretel & Hansel’ dirilis di Amerika Utara pada 31 Januari 2020 namun baru masuk ke bioskop Indonesia pada 23 Februari 2022.

Sinopsis

Gretel (Sophia Lillis) membawa sang adik Hansel (Sam Leakey) keluar dari rumah, setelah mendapat ancaman dari ibu mereka sendiri. Setelah kematian ayah mereka, Gretel dipaksa mencari pekerjaan agar bisa memenuhi kebutuhan harian keluarganya.

Karena usianya yang masih terbilang muda, sulit bagi Gretel untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Gretel dan Hansel pun pergi dari rumah dan mencoba mencari tempat tinggal mereka sendiri. Mereka mengarungi hutan dengan rasa lapar dan tanpa arah.

Mereka menemukan rumah seorang pemburu (Charles Babalola). Mereka hanya tinggal sebentar karena rasa iba sang pemburu. Gretel dan Hansel melanjutkan perjalanan karena tidak ingin membebani pemburu.

Perjalanan mereka penuh dengan perjuangan, rasa lapar melanda membuat mereka kehilangan arah. Sampai tiba di depan rumah dengan bau makanan yang mengundang. Ternyata rumah tersebut adalah rumah seorang penyihir bernama Holda (Alice Krige)

Sikap Holda yang baik terhadap kakak beradik ini menyimpan banyak misteri yang mengerikan. Holda memberi makan tempat tinggal yang layak, hanya dengan sedikit pekerjaan yang dikerjakan Gretel dan Hansel. Gretel tidak sepenuhnya percaya terhadap Holda dengan segala hal aneh yang ada dalam rumah tersebut.

Emosi kakak beradik tersampaikan

Bagaimana jika kalian diusir dari rumah dan harus mencari rumah sendiri di tengah hutan tanpa adanya petunjuk jelas? Inilah yang dialami Gretel dan adiknya Hansel untuk mencari rumah baru bagi mereka di kala ibunya tidak menginginkan mereka lagi. Peran Sophia Lillis dan Sam Leakey sabagai kakak beradik nampaknya sangat sukses membawa kita dalam situasi yang cukup menyedihkan ditambah mengerikan akan misteri sang penyihir.

Peran Gretel yang lebih dominan mencermikan kakak yang selalu ingin melindungi adiknya. Apalagi sang adik yang begitu polos dimainkan dengan apik, sehingga chemistry dari keduanya langsung menyatu dari awal konflik dalam keluarganya.

Kisah horor kelam misterius

Sepanjang ‘Gretel & Hansel’ misteri yang ada akan terus tersaji. Mulai dari prolog tentang anak yang menjadi kisah mengerikan sendiri dalam hutan. Lalu kisah keluarga Gretel dan Hansel yang terpaksa keluar dari rumah dan menemukan rumah penyihir.

Mulai dari pertemuan Gretel dan Hansel dengan Holda penyihir perempuan yang memiliki rumah mewah, di sinilah kisah misterius dimulai dan terus membuat kita bertanya-tanya. Apalagi kedua kakak beradik ini yang membuat nuansa rumah tersebut makin misterius.

Sosok penyihir dengan ciri khasnya pun tergambar rapi. Mulai dari sifat baik terhadap mangsanya, hingga gelagat mencurigakan terus terpampang hingga akhir laga. Bahkan ketika Gretel ingin menguak rahasia apa yang disembunyikan penyihir, kita akan dibawa dari sudut pandang Gretel yang terus kebingungan walau sudah banyak petunjuk menjadi kunci tujuan sang penyihir.

Sinematograpi horor kelam

Tak salah jika banyak kritik positif terhadap film ini mengenai sinematograpi. ‘Gretel & Hansel’ mengedepankan visual yang kelam dengan latar rumah ditengah hutan yang misterius. Penggunaan latar yang maksimal dengan berbagai prop mendukung juga menambah nilai estetik untuk sebuah horor klasik ini.

Pemilihan latar hutan yang cukup banyak juga membuat tiap misteri selalu tersaji tanpa embel-embel berlebihan. Bahkan peralihan antara dunia nyata dan mimpi yang di alami Gretel menjadi hal menarik lainnya. Bagian-bagian mengerikan pun tak segan ditampilkan, dengan ramuan-ramuan ala penyihir yang akan membuat kalian mual.

Sederhana namun tak membosankan

Di awal kita sudah diperlihatkan prolog cerita yang menjadi pondasi kuat misteri penyihir. Namun sebuah plot besar yang berbeda dari ‘Gretel & Hansel’ berputar dari kehidupan kakak beradik ini. Cukup sederhana dan mudah diikuti, dari mulai keluarnya Gretel dan Hansel dari rumah, hingga menguak misteri mengerikan sang penyihir yang ternyata ingin memangsa anak-anak.

Garis besar yang sederhana ini mungkin akan membuat bosan karena misteri tiada henti. Namun di sisi lain, tiap adegan pendukung baru, menambah ketertarikan kita untuk terus menguak sendiri hal apa yang akan terjadi kepada Hansel dan Gretel ini. Sudut pandang dari Gretel pun tidak memudarkan keseluruhan cerita yang tidak begitu kompleks ini.

Kesimpulan

Film horor tidak selalu mengedepankan teror mengerikan yang membuat jantung terus terpacu. ‘Gretel & Hansel’ ini berhasi lmenyajikan kisah horor klasik yang kelam melalui cerita sederhana yang tetap mebuat bulu kuduk merinding. Karakter kakak beradik yang sukses membawa cerita ini makin misterius dan cukup mengerikan jika dialami seorang anak.

Kisah horor yang tak biasa disampaikan dari misteri sang penyihir. Walaupun karakter dalam film ini sedikit, namun garis besar tersaji cukup rapi dan sederhana. Apalagi dukungan sinematograpi apik menambah nuansa kelam yang misterius sepanjang laga.

Jika kalian merupakan penggemar horor klasik atau tidak ingin horor yang terlalu mengagetkan, ini merupakan film yang tepat. Mengedepankan aspek psikologi horor dan visual yang mengerikan, kisah sederhana kakak beradik ini cukup membuat kalian gigit jari.

Director: Régis Blondeau

Casts: Sophia Lillis, Sam Leakey, Alice Krige, Charles Babalola, Fiona O’Shaughnessy

Duration: 87 Minutes

Score 7.4/10