Review Film Dokumenter Maestro Indonesia – Sulianti Saroso (2022)

'Maestro Indonesia' kali ini mengajak kita mengenal lebih jauh tentang siapa Sulianti Saroso sebenarnya.

review maestro indonesia – sulianti saroso (2022)

© Miles Films

Peluncuran film dokumenter ‘Maestro Indonesia’ edisi 5 dan 6 kali ini dibuat dengan kolaborasi antara Pembangunan Jaya dan Miles Films, dan mengulas kisah tokoh nasional yang sudah menjadi ikon di bidangnya.

 

Industri perfilman Indonesia semakin banyak menampilkan karya-karya yang tidak hanya menghibur namun juga mampu memberikan insight baru melalui cerita yang diangkat di dalamnya.

Terlebih pada film dokumenter yang berfokus pada perjuangan hidup seseorang hingga mampu memberikan kontribusi positif untuk masyarakat Indonesia.

Maestro Indonesia‘ merupakan film dokumenter web-series, yang menceritakan tentang pengalaman hidup dari tokoh-tokoh inspiratif yang pada masanya telah menunjukkan sikap dan karya penuh inovasi, kerja keras, kepedulian sosial, kejujuran, juga kepatutan, dan kegigihan.

Dengan hadirnya film dokumenter ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya dalam membangun Indonesia sesuai bidangnya

Film ‘Maestro Indonesia’ yang disutradarai oleh Riri Riza dan produser Mira Lesmana ini telah mulai diproduksi sejak tahun 2016, dengan menunjuk aktor Nicholas Saputra sebagai naratornya.

Kali ini ‘Maestro Indonesia’ mengulas sosok Profesor Dokter Sulianti Saroso, MPH, PhD yang sangat berjasa dalam bidang kesehatan dan penanganan wabah menular pada masanya. Ia merupakan inspirasi bagi para epidemiolog di Indonesia.

Namanya bahkan diabadikan menjadi nama rumah sakit di bilangan Jakarta Utara yakni Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dan memiliki peran penting dalam penanganan COVID-19 di awal pandemi.

Sinopsis

Di episode Prof.Dr.Sulianti Saroso, MPH, PhD, kita akan sedikit mengulas latar belakang dari tokoh yang dikenal sebagai inspirasi bagi para epidemiologi di Indonesia.

Dalam fase 1945–1949 di mana Indonesia masih dalam suasana mempertahankan kemerdekaan, Sulianti Saroso memimpin perempuan-perempuan untuk menyampaikan obat-obatan dan makanan kepada para pejuang di garis depan.

Hingga kini ia dikenang karena dua terobosan barunya yaitu di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular, serta keluarga berencana (KB). Sampai akhir hayatnya, beliau terus terlibat dalam persoalan kesehatan masyarakat. Bahkan aktif sebagai konsultan untuk lembaga internasional WHO dan UNICEF

Konsep dokumenter yang ditampilkan dengan visual modern

Bagi sebagian orang, menyaksikan film genre dokumenter atau film yang bercerita tentang sosok bersejarah mungkin terasa membosankan. Namun kesan ini tak akan kalian temui dalam Maestro Indonesia episode Sulianti Saroso.

Konsep dokumenter yang biasanya kental dengan nuansa kuno dan juga pencahayaan remang-remang yang membuat film terkesan lama, tidak akan kalian jumpai dalam film ini.

Pengambilan gambar selama proses wawancara maupun sebagai latar saat narator yakni Nicholas Saputra membacakan rekam jejak Sulianti Saroso terlihat sangat modern dan estetik.

© Miles Films

Identik dengan warna putih dan pencahayaan yang hangat membuat nuansa nyaman bagi para penonton selama mengikuti film tersebut.

Walaupun beberapa kali film juga menampilkan foto-foto lama dari Sulianti Saroso, namun penempatan foto dan juga penambahan keterangan malah justru menambah nilai keestetikaan dari visual keseluruhan film.

Pergantian visual dalam film yang sejalan dengan penyampaian alur rekam jejak Sulianti Saroso sangat pas karena dinilai tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat pula.

Rekam jejak dinarasikan secara ringan dan rapih

Film menggunakan narator dan juga narasumber sebagai sosok yang menyampaikan rangkaian kisah hidup Sulianti Saroso. Sosok narasumber sendiri terdiri atas orang-orang dari berbagai kalangan mulai dari keluarga, sejarawan, dan juga epidemiolog.

Berfokus pada pencapaian-pencapaian beliau semasa hidupnya, film mengemasnya dengan alur yang terstruktur dan berurutan.

© Miles Films

Memadukan sudut pandangan dari sejarawan dan juga epidemiolog menjadi nilai tambah karna dinilai membuat pembawaan kisah menjadi sangat kaya. Selain itu sang narator yakni Nicholas Saputra, juga membawakan kisah hidup beliau dengan diksi atau pemilihan kata yang mudah dimengerti.

ApMenggunakan artikulasi dan ritme seimbang yang dipadukan dengan latar musik ringan membuat nyaman penonton yang mendengarkan kisah dari fim dokumnter ini.

Tak hanya menelisik peran dalam masyarakat namun juga keluarga

Dalam film sendiri secara garis besar memang bercerita mengenai peran Sulianti Saroso bagi negara Indonesia. Namun terdapat bagian dalam film yang juga membahas mengenai peran beliau bagi keluarga terutama kedua putri beliau.

Melalui wawancara dengan kedua putrinya diketahui bahwasannya Sulianti Saroso merupakan sosok ibu yang hebat dalam mengurus keluarga dan ibu yang selalu menaruh perhatian besar pada anak-anaknya.

© Miles Films

Seperti yang kita tahu sering kali wanita karier dianggap melepas tanggung jawabnya sebagai seorang ibu rumah tangga, tidak mengurus anaknya dan bahkan dianggap menelantarkan keluarganya.

Namun, sosok Sulianti Saroso membuktikan bahwa karier tidak menghambat seorang wanita untuk tetap bertanggung jawab atas keluarganya dan anak-anaknya. Hal ini justru malah menunjukan seberapa hebatnya kartini kita, ditengah kesibukannya berbakti pada negeri beliau masih dapat menjadi sosok panutan bagi anak-anak beliau.

Sosoknya dianggap sangat relevan saat ini

Sosok-sosok seperti Sulianti Saroso merupakan sosok yang sangat dibutuhkan di kondisi seperti ini, sosok dengan sikap kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi. Tidak hanya yang berprofesi sebagai Dokter, Tenaga Kesehatan, Epidemiolog, ataupun Ilmuwan. Tidak hanya yang muda ataupun yang tua. Melainkan segala lapisan masyarakat yang memang ingin memberikan kontribusinya, ingin membantu sesamanya, ingin menguatkan yang lainnya.

Berangkat dari pengabdian beliau di masa sebelumnya, film mengharapkan bahwa dalam menghadapi persoalan pandemi sekarang ini kita dapat menjadikan pengalaman beliau sebagai pelajaran untuk melangkah kedepannya.

Bahwa dalam merumuskan kebijakan pegendalian pandemi dibutuhkan kerjasama dari semua elemen masyarakat. Dan harus ada orang yang dengan berani mengingatkan dan menyampaikan rumusan tersebut kepada pemerintah.

Kesimpulan

Episode film dokumenter ‘Maestro Indonesia’ Sulianti Saroso bisa kita saksikan di kanal YouTube Pembangunan Jaya dan Miles Films. Meski diceritakan dengan konsep dokumenter, narasi yang dituturkan oleh aktor Nicholas Saputra, serta wawancara dan visualisasi yang menarik membuat penonton betah mengikuti film dokumenter dengan durasi sekitar 20 menit ini.

 

Director: Riri Riza

Cast: Nicholas Saputra, Irma Hidayana, M.P.H., Ph.D., Martina Safitry, S.S., M.A., Dr. Masdalina Pane, S.K.M., M.Epid., Anindita Rosyanti Saroso, Prof. Dr. Haryono Suyono, M.A., Ph.D., Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

Duration: 19 Minutes

Score: 7.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

Maestro Indonesia – Sulianti Saroso

7.8 Score

Profesor Dokter Sulianti Saroso, MPH, PhD, yang dikenal sebagai inspirasi bagi para epidemiologi di Indonesia. Dalam fase 1945 – 1949 di mana Indonesia masih dalam suasana mempertahankan kemerdekaan, Sulianti Saroso memimpin perempuan-perempuan untuk menyampaikan obat-obatan dan makanan kepada para pejuang di garis depan.

Review Breakdown

  • Cinematography 7.8
  • Entertain 7.8
  • Scoring 7.8
  • Story 7.8
Exit mobile version