Review A Banquet (2022)

Kisah Seorang Remaja yang Mengalami Kejadian Supernatural Mengerikan yang Mengubah Hidupnya dan Keluarganya

“I can feel what’s coming for us, it’s just darkness, mom, for everyone,” – Betsy Hughes (A Banquet).

 

Masa remaja identik dengan krisis identitas yang seringkali membuat mereka mudah terpengaruh dan memiliki emosi yang tidak stabil. ‘A Banquet’, sebuah film drama psikologi yang mencoba mengungkap bagaimana mudahnya seorang remaja untuk terpengaruh dengan hal yang baru ia temui di tengah perasaannya yang naik dan turun.

Sebuah kejadian mengerikan yang mengganggu psikologisnya dan membuatnya tidak bisa makan. 

Film ini disutradarai oleh Ruth Paxton, seorang pembuat film asal Skotlandia yang menjadikan ‘A Banquet’ sebagai film feature pertamanya. Ia sebelumnya pernah membuat film pendek berjudul ‘Paris/Sexy’ yang berhasil terpilih untuk di tayangkan di Edinburgh International Film Festival ke 64. 

‘A Banquet’ dibintangi oleh Sienna Guillory, Jessica Alexander, Ruby Stokes, Kaine Zajaz, dan Lindsay Duncan. ‘A Banquet’ ditayangkan perdana pada September tahun lalu di Toronto International Film Festival. 

Sinopsis

‘A Banquet’ berfokus pada sebuah keluarga yang kehidupannya berubah setelah sebuah kejadian aneh mengganggu salah satu anak perempuannya. Holly Hughes (Sienna Guillory), seorang istri yang pengertian dan sabar harus menghadapi kenyataan bahwa suaminya yang sedang sakit parah memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Betsy Hughes (Jessica Alexander) dan Isabelle Hughes (Ruby Stokes) akhirnya harus menghadapi hari harinya tanpa seorang ayah. Kesedihan yang mereka rasakan juga bertambah seiring waktu, ketika tabungan Holly semakin menipis.

Betsey, sebagai anak tertua, juga harus menghadapi berbagai masalah remaja yang membuatnya semakin merasa sedih. Saat pesta dan sedikit mabuk, ia melihat sebuah bulan merah dan ia tiba tiba menghilang masuk ke dalam hutan.

Setelah itu, kehidupannya berubah. Ia tidak lagi makan dan tidak bisa makan, sesuatu mengganggunya. Ia sering terlihat menatap ke atas dan termenung. Kadang, ia mengatakan hal hal yang tidak masuk akal tentang bintang bintang dan akhir zaman. Lalu, bagaimana upaya yang dilakukan Holly dan Isabelle untuk kesembuhan Betsy? Apa yang terjadi?

Penyakit atau kutukan? 

Dalam film, Holly berusaha menyembuhkan Betsy dengan membawanya ke dokter dan rutin menimbang berat badan Betsy. Betsy tidak makan hampir berbulan-bulan, ia bahkan tidak bisa makan satu butir kacang polong.

Tidak ada yang dikatakan dokter karena semua hasil pemeriksaan menunjukkan Betsy baik-baik saja. Bahkan sains tidak bisa menjawabnya, ini bukan sebuah eating disorder

Kejadian aneh yang dialami Betsy pada suatu malam ternyata mengakibatkan semua ini. Penonton dibawa menunggu sembari menebak nebak apa yang sebenarnya dialami Betsy malam itu.

© IFC Midnight

Namun, hal yang disayangkan adalah bagaimana film ini menghadirkan cerita supranatural, yang dilempar begitu saja oleh penulis cerita, membiarkan interpretasi dan teori begitu saja ke penonton.

 Ketika akhirnya penonton memahami yang terjadi, rasanya masih ada hal yang menjadi pertanyaan, walaupun penggambarannya sangat jelas diungkapkan. 

Bukan mengerikan, cenderung bersimpati

Walaupun masih dalam kategori horor supranatural, namun film ini cenderung menghadirkan cerita bagaimana Holly sebagai Ibu Betsy dan Isabelle yang harus menghadapi hal-hal berat dalam hidupnya.

Kehilangan suaminya, penyakit Betsy, finansial yang semakin buruk, dan hubungan keluarga yang tidak begitu akrab, memunculkan rasa simpati yang mendalam untuk Holly.

© IFC Midnight

Penonton menjadi berada pada posisi dimana mengkhawatirkan Holly, daripada sebuah kekuatan supernatural yang dialami Betsy, walaupun hal ini menjadi fokus utama film. 

Tidak bisa dikatakan juga bahwa semua yang menonton akan merasakan empati yang mendalam bagi Holly, namun, seiring jalannya cerita, dan banyaknya sudut pandang Holly serta emosinya yang tersampaikan kepada penonton dengan baik, menghasilkan sebuah kekhawatiran yang lebih kuat untuk Holly daripada Betsy. 

Akting emosional didukung skoring

‘A Banquet’ berfokus pada hubungan keluarga dari seorang ibu dan dua anaknya. Namun yang menonjol disini adalah Betsy dan keadaan supernatural yang ia alami, serta Holly yang menjadi orang tua tunggal dari dua anak perempuan.

Holly yang dilanda tumpukan masalah harus bisa menyampaikan emosinya kepada penonton agar jalan cerita dapat tersampaikan dengan baik. 

© IFC Midnight

Untungnya, Sienna Guillory berhasil memerankan sosok ibu yang sedang berusaha dan mencoba menemukan jalan keluar dari masalahnya.

Chemistry yang terjalin antara ia dan Jessica Alexander (Besty) mampu menyampaikan perasaan dan bonding yang kuat antara ibu dan anak. Tidak lupa, pemeran June (Lindsay Duncan), sebagai ibu dari Holly, yang menghadirkan suasana mengerikan dari cerita ceritanya, membuat suasana dalam konflik keluarga ini menjadi semakin gelap.

Kesimpulan

‘A Banquet’ adalah sebuah film psikologi horor yang mungkin lebih cenderung ke dalam drama. Permainan jalan cerita yang menarik di awal, membuat penonton menebak-nebak apa yang terjadi.

Akting para pemain pun memiliki chemistry yang cukup kuat, teritama antara Sienna Guillory (Holly) dan Jessica Alexander (Betsy) sebagai ibu dan anak. Ditambah scoring yang pas, menambah ketegangan pada tiap adegan film.

Sayangnya, penonton harus menghadapi ambiguitas dalam menginterpretasikan konflik dalam film. Penulis dan sutradara memberikan sebuah penjelasan gamblang di dalam film tentang apa yang terjadi, namun hal ini pun menambah pertanyaan baru.

Selain itu, akibatnya, film ini kehilangan esensinya sebagai film horor supernatural menjadi drama. 

 

Director: Ruth Paxton

Casts: Sienna Guillory, Jessica Alexander, Ruby Stokes, Kaine Zajaz, dan Lindsay Duncan

Duration: 97 minutes

Score: 6.6/10

WHERE TO WATCH

The Review

A Banquet

6.6 Score

Kehidupan seorang remaja berubah ketika ia mengalami sebuah kejadian supranatural mengerikan yang membuatnya tidak bisa makan. Berat badannya yang stabil, membuat ibunya kebingungan dan berusaha sekeras tenaga untuk mencari tahu apa yang terjadi pada putri kesayangannya. Konflik keluarga lainnya juga muncul seiring jalannya cerita.

Review Breakdown

  • Acting 6.6
  • Cinematography 6.6
  • Entertain 6.6
  • Scoring 6.6
  • Story 6.6
Exit mobile version