“Salah atau benar itu cuma perkara siapa yang paling banyak ngomong!” – Muklas (Budi Pekerti, 2023)
Salah satu film Indonesia terbaik di tahun ini ahirnya telah bisa kita tonton mulai 2 November 2023. Budi Pekerti atau di luar dikenal dengan judul Andragogy, sebelumnya tayang perdana di Festival Film Internasional Toronto 2023 selama program Discovery pada 9 September 2023.
Film ini kemudian menjadi film pembuka Jakarta Film Week 2023 pada 25 Oktober 2023. Selain di dua festival tersebut, Budi Pekerti juga diputar pada SXSW Sydney 2023 yang berlangsung pada 15-22 Oktober 2022.
Baru-baru ini Budi Pekerti juga meraih rekor tersendiri dengan mendapatkan 17 nominasi di ajang Piala Citra 2023, termasuk untuk kategori Film Terbaik.
Bila kita telaah lebih jauh, Andragogy atau Andragogi dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai ilmu mengajar orang dewasa atau membantu orang dewasa untuk belajar.
Kata ini didasarkan pada konsepsi humanistik tentang pembelajaran mandiri di mana peserta didik memiliki peran aktif dalam mengarahkan proses pembelajaran.
Apakah judul ini akan sejalan dengan narasi yang dikembangkan Wregas dalam film terbarunya? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Berlatar di Yogyakarta saat pandemi melanda Indonesia, Bu Prani (Sha Ine Febriyanti), seorang Guru BP (Bimbingan Penyuluhan) di sebuah sekolah, terlihat sedang mengajar muridnya secara daring.
Bu Prani juga merupakan seorang ibu dari dua anak, Muklas (Angga Yunanda) dan Tita (Prilly Latuconsina). Sedangkan suaminya, Didit (Dwi Sasono) mengalami depresi berat karena pandemi menghancurkan semua usaha yang ia jalani dan harus menjalani konsul dengan rutin dengan psikolog.
Sedangkan kedua anaknya, Muklas menjadi YouTuber dan mulai mendapatkan endorsan dari beberapa produk. Sedangkan Tita berjualan baju bekas lewat medsos. Kesibukan kedua anaknya membuat Bu Prani harus mengurus suaminya seorang diri.
Suatu hari, ia ingin membelikan kue putu yang terkenal di sebuah pasar. Setelah mendapatkan nomor antrean, ia melihat ada pelanggan yang mencoba mengambil nomor antreannya kepada salah satu orang yang sudah mengantri di awal.
Hal tersebut membuat Bu Prani beradu mulut dengan pelanggan itu dan menjurus kasar. Setelah keduanya saling memaki, tak disangka pertengkaran itu viral di dunia maya dengan sejumlah video yang diunggah pengunjung lain dan sontak menjadi tren.
Anaknya yang melihat hal itu mencoba memberi solusi untuk membuat video disclaimer agar orang tidak salah paham terhadap peristiwa tersebut.
Namun, video tersebut ternyata hal tersebut tak sesuai yang ia harapkan. Reaksi balik yang diharapkan ternyata berekses negatif, hingga membuat keluarga dan karirnya di sekolah terancam.
Bu Prani dan anak-anaknya mendapat tekanan dari sekeliling mereka. Sejumlah alumni dari sekolah yang pernah diajar juga mendukung Bu Prani karena apa yang ia ajarkan selama ini membuat murid-muridnya berhasil dalam karirnya. Lewat video yang diunggah, sejumlah murid memberi testimoni tentang kebaikan Bu Prani.
Salah satu muridnya, Gora (Omara N. Esteghlal) juga memberi kesaksian lewat sebuah video tentang kebaikan Bu Prani yang lagi-lagi mendapat sorotan negatif dari netizen. Apa yang seharusnya dilakukan Bu Prani dan keluarganya agar masalahnya bisa terselesaikan?
Narasi yang sangat relate dengan kehidupan kita saat ini
Budi Pekerti secara tidak langsung memberi gambaran kepada kita bagaimana media sosial ternyata bisa berdampak positif ataupun negatif terhadap seseorang. Bahkan ucapan kita sehari-hari pun bisa dipelintir menjadi sesuatu yang berbeda dari apa yang kita maksud.
Wregas dengan lihainya membawa problematika sosial yang sekarang makin sering kita lihat di masyarakat ke layar lebar dan dieksekusi dengan sangat baik.
Berlatar pandemi, di mana semua orang memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk berinteraksi satu sama lain, kita akan melihat bagaimana sebuah video yang diunggah bisa merubah stigma penontonnya menjadi dua sisi mata uang tanpa melihat benar atau tidaknya hal yang coba disampaikannya.
Eksposisi karakternya sangat unik dan menarik penggambarannya
Semua karakter utama yang bermain di Budi Pekerti di luar dugaan sangat unik juga menarik, karena masing-masing karakter utamanya digambarkan secara seimbang.
Sha Ine Febriyanti yang selalu tampil menawan dalam tiap film yang dibintanginya, mampu menjadi karakter guru sekaligus ibu yang sabar dalam permasalahan yang terjadi. Ia juga tegas terhadap aturan yang ada, termasuk saat masalah video viral ini menjadi tren.
Angga Yunanda dan Prilly Latuconsina juga bermain sangat baik di film ini. Angga bahkan bisa keluar dari karakter yang selama ini ia perankan dalam film-film sebelumnya dan tampil jauh berbeda.
Begitu pula dengan Prilly yang mampu mengimbangi Angga dan Sha Ine dengan karakternya yang menjadi penengah konflik dari ibunya dan sang kakak.
Pengecualian untuk karakter Didit, suami Bu Prani yang digambarkan penuh misteri. Bagaimana karakter yang digambarkan menderita bipolar ini kemudian bisa memperoleh kesadarannya kembali secara normal tanpa penjelasan yang cukup logis.
Kita hanya mendapat gambaran dari obat-obatan yang (mungkin) telah dikonsumsinya. Sedikit menganggu, namun sekali lagi kita kembalikan lagi kepada interpretasi penonton.
Salah satu karakter di luar keluarga itu dan mencuri perhatian adalah Gora. Di luar dugaan, Gora yang ikut konsul bersamaan dengan Didit ini justru memendam sesuatu yang baru terungkap setelah video Bu Prani viral.
Penggambaran karakter Gora ini sangat out of the box, dan Omara N. Esteghlal sangat luar biasa dalam memerankan karakter yang satu ini.
Kesimpulan
Dengan narasinya yang relate dengan kehidupan kita sehari-hari, Budi Pekerti memberi pelajaran yang sangat penting kepada kita menyangkut perilaku yang terkadang sering disalahartikan.
Pada akhirnya, kepasrahan menjadi satu-satunya jalan penutup konklusi yang berakhir pahit ini. Di saat semua jalan menemui kebuntuan, mungkin inilah jalan terbaik untuk mengakhiri polemik yang ada.
Memang dibutuhkan kesabaran yang tinggi, dan tampaknya Bu Prani sudah siap menghadapi itu semua. Dengan penuh kelegaan hati, ia meninggalkan warisan yang selalu akan dikenang para muridnya.
Sebuah ‘refleksi’, bukan hukuman, agar para muridnya selalu ingat akan kesalahan yang telah mereka lakukan. Ingatan itulah yang mengantarkan Bu Prani dengan penuh keharuan dari anak didiknya selama ini.
Director: Wregas Banuteja
Cast: Sha Ine Febriyanti, Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, Dwi Sasono, Omara N. Esteghlal, Ari Lesmana, Annisa Hertami, M.N. Qomaruddin, Sekar Sari
Duration: 110 Minutes
Score: 8.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Budi Pekerti
Budi Pekerti mengisahkan saat video pertengkaran Bu Prani menjadi viral, ia menghadapi reaksi balik yang membahayakan karier dan keluarganya.