Menguak Apa Makna Sewu Dino Sesungguhnya

Santet kejam yang membantai habis sampai garis keturunan keluarga terakhir dalam waktu 1000 hari

Menguak Apa Makna Sewu Dino Sesungguhnya

© Simpleman

Sewu Dino merupakan novel horor karya dari Simpleman, yang dialihwahanakan ke dalam bentuk layar lebar dengan judul yang sama. Untuk kali keduanya, karya penulis misterius yang enggan mengungkapkan identitasnya ini, diangkat ke dalam bentuk film.

Menjelang rilis film Sewu Dino, Cineverse coba membedah sedikit makna Sewu Dino sesungguhnya yang kita pahami dari novel. Sebelum Sewu Dino, karya dari Simpleman yang viral lebih dahulu lewat salah satu platform media sosial dan kemudian diterbitkan dalam bentuk buku adalah “KKN di Desa Penari’ yang kemudian diangkat menjadi film dengan judul yang sama dan menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia dengan hampir menembus angka 10 juta penonton.

Sekarang ini lewat karyanya yang masih berbau klenik dan horor yang juga viral lewat salah satu media sosial, Sewu Dino hadir sebagai salah satu film untuk menyambut lebaran di tahun 2023. Sewu Dino atau juga sering kali disebut juga dengan Sewu Dina (bahasa Jawa) yang artinya “1000 hari”. Oleh Simpleman, cerita dalam novelnya tersebut diakuinya diangkat dari kejadian nyata, Sewu Dino sendiri dalam kisah tersebut merupakan salah satu ilmu teluh atau santet yang paling berbahaya.

Saking berbahayanya, teluh ini membuat ngeri bahkan bagi para pemuja ilmu hitam sekalipun. Oleh karena, Sewu Dino merupakan santet yang dapat membantai habis garis keturunan sampai tidak ada yang tersisa dalam kurun waktu 1000 hari (kurang lebih 3 tahun). Sehingga ilmu hitam ini dianggap sebagai teluh yang paling keji, brutal dan paling hitam di antara ilmu-ilmu sejenisnya.

Selain itu pula, bagi orang yang mengirimkan santet ini kepada musuh-musuhnya, ia harus bersiap menerima konsenkuensi yang tak kalah mengerikan, ia harus bersiap diri dengan mengorbankan nyawanya sebagai imbalannya. Dikisahkan dalam bukunya, yang menjadi korban dari santet mengerikan ini adalah keluarga besar Atmojo. Berbagai cara dilakukan oleh keluarga Atmojo untuk menangkal santet ini.

Dari sekian banyak cara ditemukan yang paling besar kemungkinannya untuk menangkalnya adalah dengan mencari dan menemukan “pasak jagor”. Ini merupakan medium untuk mengirimkan santet berwujud boneka kayu yang diisi sesuatu dan kemudian dililit dengan rambut sebagai pengikat antara pengirim dan penerima. Setelah menemukan pasak jagor, syarat berikutnya adalah menemukan orang dengan garis weton yang sama dengan sang pengirim santet. Weton adalah hari lahir seseorang dengan pasarannya yang terdiri dari Legi, Pahing, Wage, Pon dan Kliwon.

Setelah itu pasak jagor tersebut harus dililit dengan rambut orang yang bersedia menjadi tumbal dari santet tersebut, sehingga orang yang terkena santet itu (dalam kisah Sewu Dino yang terkena santet ini adalah Dela Atmojo, keturunan terakhir keluarga Atmojo) berbagi sakit satu sama lainnya dan meringankan penderitaan sang penerima santet. Selanjutnya karena mempunyai garis weton yang sama dengan pengirimnya, ia juga akan merasakan efek yang sama yang menyakitkan dari santet yang ia kirim, sehingga ia tidak dapat mengirimkan santetnya lagi.

Sewu Dino merupakan sebuah kisah kelam buah dari upaya balas dendam yang dalam hal ini dilakukan oleh seseorang bernama Sabdo Kuncoro. Sabdo adalah keturunan terakhir dari keluarga Kuncoro, keluarganya tersapu habis akibat lebih dahulu dibantai oleh santet yang sebelumnya yang dikirimkan oleh keluarga Atmojo. Nama santet itu adalah “Janur Ireng” yang juga merupakan prekuel dari Sewu Dino.

Oleh karena menanggung kepedihan yang amat sangat karena seluruh keluarganya telah meninggal, termasuk istrinya, Intan Kuncoro yang sedang mengandung, ikut terbunuh akibat santet Janur Ireng tersebut. Sabdo Kuncoro menjadi nekat mengirimkan santet sadis tersebut kepada musuhnya dengan jaminan nyawanya sendiri. Sabdo memang sudah tidak punya tujuan hidup lagi selain membalas dendam, dan memilih mati karena merana ditinggal orang yang dia cintai.

Exit mobile version