Mitos dari Kalimantan ini menggambarkan sosok Kuyang sebagai sosok perempuan berambut panjang yang kepalanya beterbangan di malam hari dengan organ menjuntai
Mitos ini kini diihadirkan lewat film horor Indonesia terbaru, Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai atau lebih singkatnya kita sebut Kuyang. Film ini telah dirilis di semua bioskop Indonesia mulai 7 Maret 2024.
Film yang mengangkat mitos dari Kalimantan ini hadir dalam sosok hantu terbang dengan kepala dan organ menjuntai memang sudah dikenal luas. Bahkan sosok ini banyak hadir di daerah lain dengan nama berbeda.
Tapi bagaimanakah sosok Kuyang itu sebenarnya? Cineverse akan coba menjelaskan sosok ini yang diambil dari beberapa sumber.
Sosok Kuyang ini seringkali digambarkan sebagai perempuan dengan rambut panjang dengan organ tubuh tergantung sambil beterbangan. Organ tubuh yang dimaksud merupakan organ dalam tubuh seperti jantung, hati, usus dan ginjal.
Seperti dilansir dari buku Kumpulan Kisah Nyata Hantu di 13 Kota karya Argo Wikanjati, Kuyang biasa mendatangi seorang perempuan yang hamil besar dan mengusap perutnya.
Orang Banjar juga yakin bahwa Kuyang takut dengan bawang merah, terlebih dengan bawang merah tunggal. Selain itu, makhluk jadi-jadian ini juga takut dengan cermin, sisir, pisau dan rumput jariangau. Untuk menghindari gangguan Kuyang, orang-orang sering meletakkan benda-benda tersebut di dekat seorang ibu yang baru melahirkan atau bayi yang baru dilahirkan.
Ketika Kuyang ini sedang terbang, selalu muncul dengan bola api yang mengikutinya dari belakang. Sosok ini seringkali digambarkan dengan dua taring di sebelah kiri dan kanan mulutnya.
Kuyang disebut-sebut merupakan makhluk jadi-jadian dari seseorang yang mempelajari ilmu hitam, dan untuk meningkatkan kekuatannya, orang tersebut akan melakukan ritual pelepasan kepala dan mencari mangsanya di malam hari.
Hal itu dilakukannya demi mendapatkan muka yang terlihat awet muda dan bisa bertahan lama. Beberapa sumber menyebut kalau pada malam hari kuyang seringkali mencari darah bayi yang baru lahir, atau darah yang dikeluarkan wanita saat melahirkan, serta darah dalam pembalut bekas menstruasi.
Agar korbannya tidak curiga, Kuyang biasanya mampu merubah dirinya menjadi seekor kucing atau menjadi burung. Namun, di siang hari, kuyang bisa kembali berwujud dan berperilaku normal seperti halnya manusia biasa. Ia pun mampu berbaur dengan masyarakat biasa dan baru berubah ketika malam hari.
Sosoknya seperti manusia ketika siang hari dan berbaur dengan masyarakat, namun ketika malam hari ia menjelma menjadi hantu yang menyeramkan.
Ciri-ciri Kuyang yang dpercaya orang selama ini:
1. Mempunyai tanda lingkarang hitam atau merah pada lehernya
Karena sosok ini sering melepas kepalanya di malam hari, sudah pasti meninggalkan bekas tanda melingkar di sekitar leher berwarna hitam atau merah.
Untuk menyembunyikan bekas ini, maka orang tersebut akan menutupnya dengan selendang atau kain. Terkadang menggunakan aksesori tersebut secara berlebihan di saat kondisi cuaca tidak sesuai dengan apa yang dikenakannya. Tanda-tanda itu bisa menjadi salah satu indikasinya.
2. Berperilaku aneh saat melihat bayi
Bila orang normal melihat bayi sebagai sosok yang lucu dan menggemaskan. Lain halnya dengan Kuyang. Ia melihat bayi justru sebagai calon mangsanya. Meskipun sedang berada dalam sosok manusia normal, tubuhnya secara natural akan berperilaku aneh jika dihadapkan dengan bayi.
Bayi yang katanya lebih peka bila dibandingkan manusia dewasa, akan merasakan anomali tersebut dan menangis ketakutan sebagai responsnya.
3. Menghindari bulu landak, bawang putih dan bawang merah
Sama seperti makhluk halus lainnya, Kuyang memiliki hal yang ditakuti. Warga lokal percaya bahwa membakar paku, menggunakan bulu landak, sapu lidi serta menancapkan bawang merah dan putih ke jarum di sekeliling rumah dapat mengusir sosok ini.
4. Kabur dari lantunan ayat suci
Sama seperti paku, lantunan ayat suci dari Al-Qur’an memiliki dampak pengusiran yang sama pada sosok ini. Ketika mereka mendengar lantunan tersebut di siang hari, mereka otomatis akan merasa gelisah. Ini merupakan dampak dari ritual yang mereka jalani dengan iblis atau roh jahat lainnya.
Umumnya, orang Banjar juga menggunakan tali ijuk sebagai tali ayunan bayi yang di-pukung (dibedong sehingga menutup bagian leher dan hanya kelihatan bagian wajah-kepala). Tujuannya, untuk mencegah dan menghindari gangguan kuyang dan makhluk halus.
Sebab, konon katanya, kuyang dan makhluk halus itu takut dengan tali ijuk. Untuk itu, ijuk juga dipakai sebagai dinding atau pelindung rumah. Caranya dengan mengikatkan tali ijuk tersebut di sekeliling bagian atas rumah.
Biasanya, kuyang yang melayang bersama organ tubuhnya itu akan tersangkut di tali ijuk yang terpasang di atap dan dedak bisa menempel di organ-organ dalam miliknya. Oleh sebab itu, orang-orang zaman dulu sering meletakkan dedak atau tali ijuk di atap rumah.
Demikian dikutip dari buku Hantu: dari Suster Ngesot sampai Sundel Bolong tulisan @urbanlejen. Untuk membunuh Kuyang, seseorang harus menemukan tubuh bagian bahwa yang ditinggalkannya. Setelah mendapatkannya, orang harus memasukkan benda-benda tajam di sambungan lehernya.
Hal itu akan membuat kuyang tidak bisa menyatu kembali dengan tubuhnya dan akan membuatnya mati lemas.
Masih dikutip dari buku tersebut, menurut cerita, kuyang di Kalimantan punya minyak sakti yang disebut Minyak Kuyang, dalam bahasa setempat disebut Langa Kawiyang atau Minyak Kawiyang, Minyak Sumbulik atau Minyak Kuyang.
Konon katanya, minyak tersebut adalah sumber kesaktian kuyang. Menurut mitos, manusia biasa yang terkena Minyak Kuyang itu bisa berubah menjadi mahkluk tersebut.
Apakah yang disebut di atas sesuai dengan filmya? Tonton film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai yang sekarang hadir di semua bioskop di seluruh Indonesia.