Jessica Chastain Beri Pidato Menyentuh di Ajang Oscar 2022

Memenangkan Best Actress di ajang Oscar, Jessica Chastain memberi pidato menyentuh tentang isu-isu krusial.

 

Jessica Chastain memenangkan piala Oscar untuk kategori aktris terbaik untuk penampilannya sebagai teleevangelist dan ikon queer, Tammy Faye Bakker, dalam film biografi ‘The Eyes of Tammy Faye.’

Mendapatkan kesempatan tersebut, Chastain kemudian memberikan pidato menyentuh tentang isu-isu krusial sehubungan dengan perannya sebagai Tammy Faye. Dalam pidatonya tersebut, Chastain berbicara tentang pencegahan bunuh diri dan isu identitas, seperti LGBTQ+ dan Transgender.

Dalam pidatonya, Chastain mengatakan:

“Right now, we are coming out of some difficult times, [where we were faced with] love, trauma and isolation, and so many people out there feel hopelessness and they feel alone.”

“Saat ini, kita ‘keluar’ di masa-masa sulit, [di mana kita dihadapkan dengan] cinta, trauma, dan isolasi, dan begitu banyak orang di luar sana yang merasa putus asa dan merasa sendirian.”

Di tengah pandemi, ada beragam emosi yang kita hadapi saat ini. Banyak masyarakat di luar sana pasti merasa putus asa dan kesepian hingga menyebabkan depresi dan bunuh diri.

Dengan tingginya jumlah kematian akibat bunuh diri di Amerika Serikat, tentunya hal tersebut harus menjadi perhatian semua orang.

“It’s touched many families, it’s touched mine, and especially members of the LGBTQ community, who oftentimes feel out of place with their peers.”

“Hal ini menyeret banyak keluarga, itu menyentuh saya, dan terutama anggota komunitas LGBTQ, yang seringkali merasa tidak merasa cocok dengan rekan-rekan mereka.”

Tidak hanya manusia biasa, para LGBTQ+ juga tentu merasa sangat kesulitan dengan dunia yang penuh diskriminasi terhadap keberadaan mereka.

Chastain merasa, ia dan seluruh masyarakat Amerika sedang dihadapkan dengan undang-undang yang diskriminatif dan fanatik dengan tujuan untuk memecah belah masyarakat lebih jauh.

Ia merasa perlu untuk bersuara atas keprihatinan yang ia rasakan di negaranya, karena adanya kekerasan, kejahatan, dan kebencian yang ditujukan pada warga sipil tak berdosa di seluruh dunia.

Hal ini merujuk pada RUU ‘Don’t Say Gay’ di Negara Bagian Florida yang membatasi diskusi topik orientasi seksual dan indentitas gender, terutama tentang LGBTQ+.

Pada hari yang sama RUU itu disahkan, legislator Georgia mengusulkan RUU yang juga akan melarang diskusi tentang identitas gender dan orientasi seksual di sekolah swasta yang menerima dana negara.

© Searchlight Pictures

Chastain kemudian melanjutkan pidatonya dengan menghubungkan sosok Tammy Faye Bakker, penyanyi, pembawa acara talk show, dan publik figur yang menginspirasi.

“I’m inspired by her compassion and I see it as a guiding principle that leads us forward, and it connects us all in the desire that we want to be accepted for who we are, accepted for who we love and to live a life without the fear of violence or terror. For any of you out there who do, in fact, feel hopeless or alone, I just want you to know that you are unconditionally loved for the uniqueness that is you.”

“Saya terinspirasi oleh belas kasihnya dan saya melihatnya sebagai panduan yang membawa kita ke depan, yang menghubungkan kita semua dalam harapan bahwa kita ingin diterima apa adanya dan menjalani hidup tanpa rasa takut akan kekerasan atau teror. Untuk siapa pun di antara kalian di luar sana, yang pada kenyataannya, merasa putus asa atau sendirian, saya hanya ingin kalian tahu bahwa kalian selalu dicintai karena keunikan yang kalian miliki.”

Pidato Chastain disambut hangat oleh semua yang datang ke ajang Academy Awards. Tidak lupa, ia juga berterima kasih kepada seluruh tim produksi dan kreatif, karena telah memberikan kesempatan untuk mengenal dan memerankan sosok Tammy Faye.

Tidak hanya Chastain, Mila Kunis juga angkat suara dalam polemik yang menjadi sorotan dunia, yaitu perang antara Ukraina dan Rusia.

Selain itu, Ariana DeBose yang kembali memenangkan piala untuk perannya sebagai Anita di ‘West Side Story’, juga menyuarakan aspirasi dan semangatnya untuk para queer wanita kulit berwarna, yang juga memiliki keturunan Latin.

Exit mobile version