‘Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang’ Tampilkan Timeline Acak

Sutradara JJJLP, Angga Dwimas Sasongko, mengungkapkan alasannya memilih tema penceritaan yang baru. 

Review Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang (2023)

© Visinema Pictures

‘Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang’ menjadi film drama dengan penceritaan yang terbilang baru dan cukup menarik. 

 

Awal Februari ini, Visinema Pictures merilis film sekuel sekaligus spin-off dari film ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ yang dirilis pada 2019 lalu. Film kedua ini kembali ditulis oleh Marcella FP tentang kehidupan Aurora, si anak tengah yang diperankan oleh Sheila Dara, di kehidupan barunya di London. Intrik keluarga dan persahabatan berpadu dengan bagaimana kehidupan merantau si anak tengah yang ingin dianggap dan memiliki keputusan sendiri. 

Selain kembali menampilkan tiga bersaudara, Awan (Rachel Amanda), Angkasa (Rio Dewanto), dan tentu Aurora (Sheila Dara), film ini juga menampilkan tiga pemain baru yang menarik perhatian, yaitu, Lutesha, Jerome Kurnia, dan Ganindra Bimo. 

Selain kembali membawa cerita drama di tengah banyaknya film-film Indonesia bergenre horor, ‘Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang’ juga membawa alur penceritaan yang unik. Angga Sasongko menyatakan bahwa ia dan tim memiliki kesadaran penuh untuk membuat timeline acak di film ini. 

© Visinema Pictures

“Kami, saya dan Ipang, menulis ini dengan kesadaran timeline nya acak, karena dengan menggunakan timeline acak ini, kami bisa mengidentifikasi, oh ini masa lalu dan ini masa sekarang,” ungkap Angga Sasongko. 

Jika di film lain memiliki penanda di tiap perbedaan masa, seperti tone warna yang berubah, di film ini tidak terlihat bagaimana alur berpindah dari satu masa ke masa yang lain. Tidak ada perubahan warna, maupun tulisan yang menyebutkan perpindahan timeline cerita, sehingga inilah yang akhirnya membuat JJJLP menjadi film yang cukup menarik. 

“Gaya penceritaan ini kami pilih karena kami mau coba gaya penceritaan dimana orang tidak perlu memahami garis waktu, tapi bagaimana semenjak film mulai hingga berakhir, penonton diajak terlibat dengan karakternya. Sehingga alur cerita itu disusun berdasarkan development karakternya,” tambah Angga Sasongko.

Menurut Angga Sasongko, film ini memang ditujukan untuk bagaimana diawal penonton memposisikan diri mereka di karakter Awan dan Angkasa, namun berkembang seiring berjalannya film dengan timeline acak yang dibuat Angga Sasongko.

Exit mobile version