Masuk dalam Top 10 Netflix, mengapa ‘Persuasion’ mendapatkan banyak kritik pedas?
Karya-karya sastra dari novel klasik Inggris telah banyak diadaptasi menjadi sebuah drama, film, dan serial, baik tetap mengikuti aslinya seperti ‘Pride and Prejudice’ (2005), maupun adaptasi yang dimodernisasikan, seperti ‘Bridget Jones’s Diary’ (2001) yang sama-sama diangkat dan terinspirasi dari novel karya Jane Austen, “Pride and Prejudice”.
Sejauh ini, kita sering menemukan berbagai macam karya yang diadaptasi bebas, mulai dari diadaptasi menjadi comedy slaptstick, fantasi, maupun rom-com. Beberapa dari banyaknya adaptasi tersebut justru sukses secara komersial maupun kritikal. Jadi kenapa adaptasi terbaru dari Jane Austen ‘Persuasion‘ di Netflix mendapatkan banyak kritik negatif dan disebut sebagai adaptasi yang gagal?
Kisah ‘Persuasion’ milik Netflix ini dimulai tujuh tahun setelah Anne Elliot (Dakota Johnson) dibujuk untuk memutuskan pertunangannya dengan perwira angkatan laut yang gagah, Frederick Wentworth (Cosmo Jarvis) lantaran dirinya yang dinilai kurang mapan secara finansial. Tapi, Anne Elliot masih menyesali keputusannya dan gagal move on dari kekasih masa lalunya itu.
Ceritanya berkisar pada kembalinya Wentworth, yang sekarang sudah mapan dan kaya. Wentworth, yang masih marah dan terluka oleh keputusan Elliot, mulai merayu yang lain. Keduanya mulai terbujuk untuk bersama yang lain, hingga akhirnya mereka dapat mengutarakan perasaannya kembali.
Namun, sementara adaptasi Netflix lainnya tetap setia pada banyak karya asli Austen, film ini berantakan dengan sentuhan yang dimodernisasi.
Menghancurkan karakter aslinya
Perdebatan untuk film tersebut tampaknya muncul dari gagasan bahwa adaptasi Netflix mengkhianati karya asli Austen. Kritikus dan penonton sama-sama mengeluh bahwa pemeran utama Anne Elliot terlalu berani.
‘Persuasion’ bertujuan untuk memodernisasi novel Austen dengan membuat karakter wanitanya lebih mudah diterima, tetapi justru malah menghancurkan citra dari karakternya.
Austen memiliki banyak karakter wanita yang berapi-api dan independen yang dapat bertahan melawan karakter pria mana pun, di antaranya Marianne Dashwood dari ‘Sense and Sensibility’, Emma Woodhouse dari ‘Emma’, dan Lizzie Bennett dari ‘Pride and Prejudice‘.
Namun, ‘Persuasion’ merupakan kisah yang menarik justru karena Anne bukan salah satu dari wanita-wanita ini. Anne merupakan karakter yang lebih lemah lembut, kurang percaya diri, dengan detail penting yang mendefinisikan seluruh karakternya.
Dakota Johnson justru memberikan gambaran Anne yang percaya diri, blak-blakan, dan mandiri, berbanding terbalik dengan karakter Austen. Jika Anne digambarkan seperti di Netflix, sulit membayangkan bahwa Anne dapat terpengaruh saat diminta mengakhiri hubungannya dengan Wentworth, yang justru melemahkan karakternya untuk berkembang.
Anakronisme yang tidak masuk akal
Kadang, ‘Persuasion’ punya celetukan anakronisme yang tujuannya untuk lelucon, misalnya saat Anne mengatakan bahwa Wentworth membuatkannya “playlist” dari setumpukkan lembaran musik. Tapi, sebagian besar justru tambah menghancurkan ceritanya.
Dialog yang dimodernisasikan sangat tidak selaras dengan dialog yang ada di tahun aslinya, seperti “he’s a ten, I nevert trust a ten”, “if you’re 5 in London, you’re 10 in Bath” dan “now we’re worse than exes — we’re friends.”
Harusnya Netflix membuatnya seperti ‘Clueless’, ‘Bridget Jones’s Diary’, atau adaptasi terobosan baru yang lain. Visinya gagal dalam menjaga ‘Persuasion’ di era regency, sambil membawa dialog yang sangat tidak sejalan secara historis. Hal itu lah yang membuat penggemar bahkan menyebutnya sebagai adaptasi Jane Austen paling gagal.
Namun, bagi mereka yang belum membaca (atau tidak menyukai) novel Jane Austen, ada banyak hal yang disukai tentang adaptasi Netflix yang, jika dilihat sekilas, memberikan rom-com yang menyenangkan dengan lokasi, set, dan kostum yang indah, bersama dengan karakter-karakter yang lucu.
Jadi, meski mungkin bukan film untuk penikmat sastra klasik, ‘Persuasion’ masih merupakan rom-com yang menyenangkan bagi kalangan lain.