Review Blood Quantum (2019)

Blood Quantum Menceritakan Tentang Saat Zombie Apocalypse Menyerang Suku Indian

blood quantum

© KlikFilm

“Just like the dog, just like the fish, the dead are coming back to life.” – Gisigu (Blood Quantum).

Sebuah film terbaru dari KlikFilm dihadirkan dengan sedikit berbeda. Film berjudul “Blood Quantum” ini sempat ditayangkan di ajang Toronto International Film Festival (TIFF) 2019), dan hadir dengan nuansa berdarah-darah (gore), yang menghiasi keseluruhan film dari awal hingga akhir.

Film fitur kedua dari Jeff Barnaby setelah sukses pertama kali lewat film “Rhymes for Young Ghouls” (2013) ini dibuka dengan pepatah Indian kuno yang membuat kita bergidik membacanya. Pepatah itu sebagian kurang lebih berbunyi seperti ini, ‘Berhati-hatilah, jangan membuat perjanjian dengan penghuni tanah yang kamu masuki, akan terjadi banyak hal yang menakutkan.’

Sebuah pembuka film yang membuat penasaran pastinya. Memang benar, 30 menit pertama, kita diajak kembali ke tahun 1981 ke sebuah reservasi Indian Mi’gmaq Red Crow, di mana Gisigu (Stonehorse Lone Goeman) yang sedang memotong ikan salmon yang sudah dibelah dan dibuang isi badannya, tiba-tiba dikejutkan karena ikan itu menggelepar seperti layaknya ikan hidup. Sementara itu, kepala polisi yang juga anaknya, Traylor (Michael Greyeyes), menemukan hal yang sama pada anjing temannya yang hidup lagi, setelah ia tembak sebelumnya karena sakit.

© KlikFilm

Traylor kemudian ia mendapat laporan kalau kedua anaknya, Joseph (Forrest Goodluck) dan Lysol (Kiowa Gordon) dipenjara karena mabuk, dan kedua anaknya mendapati hal serupa di dalam sel yang mereka tempati bersama tahanan lainnya. Mantan istri Traylor, Joss (Elle-Máijá Tailfeathers), yang merupakan seorang perawat, mendapati laporan kalau di kotanya sedang banyak kasus penggigitan oleh orang, dan merubah orang yang tergigit menjadi zombie.

Merebaknya kasus mayat hidup atau biasa kita kenal dengan zombie ini ternyata melemparkan timeline film hingga enam bulan sesudahnya.

Enam bulan setelah wabah zombie merajalela dan melenyapkan populasi bumi, suku Mi’gmaq Red Crow ternyata kebal terhadap virus zombie ini, dan mereka membuat tempat seperti benteng atau shelter yang dijaga ketat dan memutuskan apakah mereka akan memasukkan orang-orang non pribumi untuk berlindung dari serangan zombie itu bersama mereka atau tidak.

Tema zombie apocalypse seperti ini memang sangat umum dan sudah banyak diangkat ke layar lebar dengan versinya masing-masing. Namun film ini mampu mendalami karakter pemainnya satu per satu, sehingga konflik yang mereka alami, dengan segera akan kita ketahui dengan gamblang.

Scene ketika mereka berada di tempat shelter itu lah yang membuat suasana film ini serasa menonton serial ‘The Walking Dead’, di mana beberapa karakter utamanya lebih intim dalam bernarasi. Terutama yang dilakukan Joseph dan Lysol juga Joseph kepada Charlie (Olivia Scriven), pacarnya yang tengah hamil. Sebuah percakapan yang menentukan kemana arah film ini nantinya.

Karakter yang berperan dalam film ini memang sangat kuat, namun sayangnya berjalan agak lambat, walaupun hal itu bagus agar emosi karakternya bisa didapat, dan menariknya lagi ada sekilas animasi menarik antar scene yang tak lazim ditemukan dalam film seperti ini.

© KlikFilm

Elemen gore-nya sendiri memang sangat powerful dan meyakinkan. Visualisasi dari kebrutalan bertubi-tubi tanpa henti, dengan darah dan isi perut terburai, menjadi pemandangan umum dalam film yang diambil dari sudut pandang Suku Indian Mi’gmaq Red Crow ini.

Namun semua elemen positif tersebut agak sedikit terganggu dengan tensi ketegangan yang sayangnya kurang begitu menarik. Semua serba sepotong-potong, tanpa adanya sequence panjang untuk adegan utama atau klimaks, yang biasanya menjadi nilai jual dari sebuah film.

Untuk plotnya sendiri memang agak sedikit mengendor jelang film usai, perlawanannya pun terasa anti-klimaks, tanpa kita ketahui mau kemana film ini nantinya.

Yang patut menjadi catatan penting adalah, “Blood Quantum” berani membuat ceritanya sendiri dari perspektif sosialnya yang kental dan tak kita sangka sebelumnya. Sebuah pondasi bagus untuk membuat film yang biasanya tak lebih dari sekedar hit and survive belaka. Terlebih isu disfungsi keluarga yang ditonjolkan, sangat menarik dan menjadi konflik tersendiri yang menambah bobot cerita secera keseluruhan.

Beberapa poin yang telah disebut rasanya cukup pantas membuat film ini untuk ditonton, terutama bagi kalian penyuka film bertema zombie yang sarat elemen gore, yang tahun ini belum terlalu banyak keluar di pasaran.

 

Director: Jeff Barnaby

Casts: Michael Greyeyes, Forrest Goodluck, Kiowa Gordon, Elle-Máijá Tailfeathers, Olivia Scriven, Stonehorse Lone Goeman, Brandon Oakes, William Belleau, Devery Jacobs, Gary Farmer

Duration: 96 Minutes

Score: 6.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Blood Quantum

6 Score

Bagaimana jika zombie apocalypse menyerang suku Indian Mi'gmaq Red Crow, Bisakah mereka lolos dari hal tersebut? Atau malah mereka menjadi korban keganasan banyak zombie? Film bertema zombie ini sudah bisa kalian saksikan di KlikFilm.

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 6
  • Entertain 6
  • Scoring 6
  • Story 6
Exit mobile version