Review Tiger Zinda Hai (2017)

This world started with humanity … and today this world only needs one religion … and that’s humanity – Tiger (Tiger Zinda Hai)

Film ini merupakan sekuel dari film sebelumnya Ek Tha Tiger (2012) yang mencapai kesuksesan luar biasa ketika pertma kali dirilis. Dengan pendapatan mencapai 52 juta dollar Amerika pada pemutaran seluruh dunia, tak heran jika sekuelnya kembali dibuat.

Namun petualangan Tiger (Salman Khan) dan Zoya (Katrina Kaif) tak serta merta langsung terjadi begitu saja. Cerita berseting delapan tahun dari film pertama, dimana Tiger dan Zoya hidup tenang bersama anaknya, Junior di Austria. Ketenangan mereka terganggu ketika di Ikrit, Syria, 40 perawat, 25 orang merupakan warga negara India dan 15 orang warga Pakistan dimana mereka disandera di rumah sakit oleh Abu Usman, pimpinan teroris ISIS yang sedang terluka bersama sejumlah anak buahnya.

Badan intelejen India, RAW lewat kepalanya Shenoy (Girish Karnad) lantas memanggil Tiger untuk menyelamatkan perawat itu dalam waktu tujuh hari sebelum pihak Amerika Serikat meluncurkan serangan udara untuk membunuh Abu Usman (Sajjad Delafrooz). Tiger kemudian membentuk tim berjumlah tiga orang, Azaan, Namit dan Rakesh untuk membantunya disana. Yang tak diketahui Tiger, bahwa istrinya Zoya ternyata juga dipanggil oleh badan intelejen Pakistan, ISI untuk menyelamatkan perawat Pakistan yang ada disana.

Zoya bersama anak buahnya, Abrar dan Javed kemudian bergabung dengan Tiger untuk bersama-sama menyelamatkan semua perawat itu dari tawanan teroris.

Film yang diinspirasi kejadian nyata di tahun 2014 ini memang menarik, terlebih isu teror ISIS yang memang sedang booming akhir-akhir ini. Ali Abbas Zafar walaupun terbilang sutradara baru, baru saja menelurkan film Sultan yang terbilang sukses di tahun 2016 bersama Salman Khan.

Seperti halnya film action India kebanyakan, film ini juga banyak mengambil tempat di luar negeri untuk syutingnya seperti Austria, Abu Dhabi, Maroko dan Yunani. Panorama pegunungan Austria yang bersalju sempat terlihat di paruh pertama film terlihat menarik, sangat kontras dengan latar Abu Dhabi yang didominasi gurun pasir yang menjadi setting kota Ikrit, Syria.

Adegan aksi yang dilakukan Salman Khan dan Katrina Kaif memang sangat prima di film berbujet 15 juta dollar Amerika ini. Beberapa kali adegan berbahaya ala film Hollywood lewat kejar-kejaran mobil atau motor dilakukan, atau adegan akrobatik dari Katrina Kaif ketika close combat memang terlihat berbeda dari film Bollywood kebanyakan.

Adegan aksi yang dikoordinir Tom Struthers (Inception, The Dark Knight, X-Men: First Class) yang menjadi koordinator stunt film ini memang menjadi kredit tersendiri bagi penikmat film action berkelas. Visualisasi nya pun sangat memanjakan mata kita. Hal yang sangat disayangkan mungkin adanya slow motion yang sangat sering dilakukan, bahkan untuk adegan yang dirasa sangat tidak perlu. Adapun untuk aksi ledakan atau tabrakan seperti mengingatkan kita akan film-film laga mandarin tempo dulu, yang terkadang menggunakan multiple scene shot dari berbagai arah.

Untuk film berdurasi 2 jam 41 menit ini, memang terasa seperti film laga Bollywood pada umumnya, tampil dengan nyanyian yang tidak terlalu intens seperti di film pertamanya. Konflik Abu Usman dengan Tiger walaupun terasa minim di awal film, perseteruan mereka mencapai klimaksnya di saat akhir film. Pada akhirnya, pesan moral yang ingin diraih film ini adalah unsur persahabatan kedua negara, India dan Pakistan (yang masih berseteru hingga saat ini) terasa lebih dalam dan emosional.

Director: Ali Abbas Zafar

Cast:  Salman Khan, Katrina Kaif, Girish Karnad, Paresh Rawal, Angad Bedi, Kumud Mishra, Sartaaj Kakkar, Gavie Chahal, Ivan Rodrigues

Duration: 160 Minutes

Score: 7