Review The Ghost Station (2022)

Kematian Misterius di Stasiun Kereta Oksu yang Dieksekusi Terburu-buru

the ghost station ed3

© Smile Entertainment

“I’m trying to find something. I think he went there to find a well,” – Na-young (The Ghost Station)

Bioskop Indonesia akan kedatangan film horor Korea terbarunya yang berjudul The Ghost Station. Film yang berjudul asli Oksuyeok Gwisin atau The Ghost of Oksu Station ini diangkat dari webtoon berjudul sama karya Ho Rang yang disutradarai Jeong Yong-ki, bersama dengan Lee So-young dan Hiroshi Takahashi menjadi penulis naskah. Jeong Yong-ki merupakan sutradara di balik beberapa judul populer, seperti The Righteous Thief (2009) dan Couples (2011).

The Ghost Station menjadi debut terbarunya, setelah lebih dari lima tahun hiatus menjadi penulis atau sutradara, dan film ini dibintangi oleh Kim Bo-ra dan Kim Jae-hyun, masing-masing akan berperan sebagai seorang reporter bernama Na-young dan pekerja layanan publik bernama Choi Woo-won.

© Smile Entertainment

Kim Bo-ra sebelumnya sudah terkenal lewat drama-drama besar, termasuk Her Private Life (2019) dan Sky Castle(2018). Ia juga bermain dalam film Love and Leashes (2022) dan The Night Shift (2021).

Sinopsis

Na-young (Kim Bo-ra), bekerja sebagai seorang reporter yang sangat membutuhkan berita eksklusif. Dia seringkali gagal menemukan berita eksklusif, karena menurut penilaian atasannya, berita yang ia cari teramat biasa saja. Suatu hari temannya, Choi Woo-won (Kim Jae-hyun) bercerita tentang kejadian aneh di Stasiun Oksu tempatnya bekerja, di mana banyak orang mati secara misterius di tempat itu. Na-young pun tertarik membuat berita tersebut, dan Choi Woo-won pun lantas memberi salinan video stasiun tersebut saat kejadian berlangsung. Keesokan harinya, video itu langsung jadi trending setelah diunggah ke media sosial. Keduanya pun lantas saling menelusuri serangkaian kematian di stasiun kereta bawah tanah Oksu.

© Smile Entertainment

Namun, peristiwa tersebut memicu kematian banyak orang yang sebelumnya belum pernah terjadi. Kematian itu ternyata dipicu oleh bekas cakaran yang tiba-tiba muncul di tangan dan menjalar ke seluruh tubuh. Apa yang sebenarnya terjadi di stasiun itu sebelumnya? Benarkah stasiun itu menyimpan dosa masa lalu yang belum terungkap ke permukaan?

Premis menarik, namun konklusinya sangat terburu-buru

Sejak awal kita menonton film ini, aura menakutkan berasa hadir di tengah-tengah kita. Suasana stasiun yang sangat sepi setelah tak ada lagi aktivitas hilir mudik penumpang, membuat kita merinding sendiri. Atmosfer inilah yang diangkat lebih dalam lagi dengan narasi berlapis yang menuntun kita  ke masa lalu di mana kejadian ini berasal. Bermula dari wawancara Na-young dengan masinis yang ternyata sudah mati saat wawancara dilakukan, membuat Na-young tertimpa amarah sang atasan yang mempertanyakan kredibilitasnya. Dan setelah melihat CCTV, Na-young terlihat berbicara sendiri, dan tak ada satupun orang di depannya.

Kejadian ini setelah ditelusuri, menuntun kita jauh ke belakang sebelum stasiun ini dibangun. Dan setelah mewawancarai adik dari masinis, misteri ini perlahan tapi pasti mulai terkuak. Na-young pun juga mewawancarai petugas mayat yang memeriksa orang yang mati dari stasiun ini dari awal, dan wawancara dari kedua orang ini akan menuntun kita ke sebuah kesimpulan yang bisa ditebak oleh siapa saja yang menonton film ini. Terasa diburu-buru oleh waktu dan terasa tidak masuk akal, padahal durasi film ini baru menyentuh 80 menit. Sangat jauh dari rata-rata film horor lainnya yang minimal berdurasi 90 menit ke atas. Masih cukup waktu untuk mengungkap misteri yang ada. Beberapa elemen pentingnya dan konklusinya sekilas mirip akan waralaba horor terkenal Jepang, The Ring, yang pasti familiar di penikmat film genre horor. Hal ini amat disayangkan mengingat premisnya yang baik.

Dipenuhi jumpscares yang sangat klise

© Smile Entertainment

Seperti halnya film horor Indonesia kebanyakan, film ini dipenuhi oleh jumpscares yang klise dan sangat pasaran dijumpai. Jumpscares hadir saat muka sedang di posisi close-up di hadapan kita atau di samping kita. Ditambah skoring sedikit, jadilah adegan ini tampil layaknya film horor Indonesia, dan hal tersebut memang cocok untuk kebanyakan penonton Indonesia yang menyukai jumpscares.

Kesimpulan

The Ghost Station cocok untuk kamu penggemar horor penyuka jumpscares yang selama ini banyak dihadirkan oleh CGV. Film ini terasa menjanjikan lewat narasinya yang unik, namun misteri itu tidak sepenuhnya diterangkan secara detil. Andai saja misteri ini diungkap secara tuntas dan tidak diburu-buru (karena durasi film ini hanya 80 menit), konklusinya akan jauh lebih berbobot dan tidak pasaran seperti ini.

 

Director: Jeong Yong-ki

Cast: Kim Bo-ra, Kim Jae-hyun

Duration: 80 Minutes

Score: 5.8/10

The Review

Review The Ghost Station (2022)

5.8 Score

The Ghost Station mengisahkan pekerja di Stasiun Oksu yang menyaksikan kejadian mengejutkan dan bersama temannya mengungkap hal tersebut

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 6
  • Entertain 6
  • Scoring 6
  • Story 5
Exit mobile version