“Ngapain siul malam-malam, bukannya itu pamali ya?” – Mila (Pamali: Dusun Pocong, 2023)
Sebagai salah satu film horor Indonesia yang paling ditunggu di bulan Oktober ini, kehadirannya tak bisa dianggap sebelah mata. Pamali: Dusun Pocong merupakan adaptasi dari game horor populer Indonesia dengan judul Pamali : The Tied Corpse, yang telah dimainkan jutaan gamers di Indonesia.
Kini di film keduanya yang berjudul Pamali: Dusun Pocong, akan melanjutkan kesuksesan yang telah diraih pendahulunya, Pamali (2022) yang sudah beredar dengan lebih dari 1 juta penonton yang sudah ditayangkan di Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Kamboja.
Sinopsis
Di film keduanya ini, Pamali: Dusun Pocong mengisahkan tentang kisah tiga perempuan perawat medis, Gendis (Dea Panendra), Mila (Yasamin Jasem), dan Puput (Arla Ailani) yang ditugaskan ke sebuah desa terpencil yang terkena wabah misterius yang belum diketahui.
Mereka pergi ke desa itu bersama dua penggali kubur, Cecep (Fajar Nugra), dan Deden (Bukie B Mansyur) dengan menyeberangi danau. Setelah 3 jam melakukan perjalanan yang sulit, mereka akhirnya sampai di desa tersebut.
Betapa terkejutnya mereka ketika melihat suasana desa tersebut yang sepi dan penduduknya banyak yang meninggal dengan keadaan mengenaskan.
Satu per satu mayat yang belum sempat dikubur akhirnya dikuburkan juga oleh Cecep dan Deden. Sedangkan ketiga perawat itu merawat semua warga yang masih hidup di sebuah ruangan besar.
Namun, memang tak mudah merawat warga yang terkena penyakit misterius ini, karena pasokan obat yang mereka miliki akhirnya habis juga. Salah satu anak, Eneng (Anantya Kirana), meminta agar ibunya dikunjungi karena tidak mau dirawat bersama warga setempat.
Gendis melarang keras Mila untuk mengunjungi ibu tersebut karena ia membutuhkannya untuk merawat warga. Pada akhirnya diam-diam ia bersama Eneng pergi ke rumahnya, dan saat itulah satu per satu mereka terbunuh secara mengenaskan karena pocong-pocong bangkit kembali karena pamali yang mereka lakukan.
Dikemas dengan tradisi Sunda
Pamali: Dusun Pocong kini hadir dengan tradisi Sunda yang relatif bisa dipahami audiens yang nantinya akan menonton film ini. Untungnya, film ini menghadirkan subtitle Indonesia yang akan membantu kita dalam memahami dialog yang dilakukan para pemainnya, jadi kita tidak akan kehilangan momen penting saat menonton Pamali: Dusun Pocong.
Narasinya menarik, walaupun premisnya kurang kuat
Secara keseluruhan, Pamali: Dusun Pocong mempunyai kisah yang jauh lebih menarik ketimbang film pertamanya. Fajar Nugra yang berperan minor sebagai Cecep di film pertamanya, kini menjadi pemain utama di film kedua Pamali ini.
Walau begitu, wabah misterius yang menjadi latar belakang warga desa mati secara mengenaskan, tidak dijelaskan lebih lanjut asal usul wabah ini, dan kita cenderung digiring ke arah pocongnya saja. Amat disayangkan, kalau saja dijelaskan sedikit saja, film ini akan menjadi lebih menarik.
Nuansa horornya kini lebih terasa menakutkan
Di film keduanya kali ini, nuansa horornya lebih terasa ketimbang film sebelumnya. Secara cerdas Sutradara Bobby Prasetyo berhasil membangun aura ketakutan yang secara perlahan tapi pasti bisa membuat penonton ketakutan saat melihat film ini.
Dalam media screening yang dilakukan di Jakarta (5/10), banyak teman-teman media bahkan sudah menutup mata duluan dan berjaga-jaga dengan adanya jumpscares yang akan muncul. Hal tersebut memang sangat efektif, terlebih chemistry para pemainnya yang menyatu satu sama lain dan juga dialognya banyak menyelipkan jokes di beberapa adegan yang mengundang gelak tawa.
Fajar Nugra di luar dugaan mampu menjadi pemecah kebisuan penonton saat mereka ketakutan saat melihat film ini. Untuk hal yang satu ini, Pamali: Dusun Pocong berhasil membuat kita duduk bertahan hingga film ini selesai.
Kesimpulan
Pamali: Dusun Pocong mampu menghapuskan stigma negatif yang melekat saat menonton film pertamanya. Secara mengejutkan, film ini berhasil memupus keraguan kita dengan aktingnya yang padu satu sama lain, nuasa horornya yang lebih mencekam dan membangun ketakutan yang secara perlahan tapi pasti bisa membuat kita takut saat melihat film ini.
Sosok Pocong memang banyak membuat banyak orang Indonesia tidak nyaman saat melihatnya, namun di film ini, perasaan tidak nyaman ini akan dimunculkan lebih intens lagi, dan membuat kita terbayang-bayang hingga film ini selesai.
Director: Bobby Prasetyo
Cast: Fajar Nugra, Yasamin Jasem, Arla Ailani Muchtar, Dea Panendra, Bukie Basudewa Mansyur, Anantya Kirana, Ence Bagus, Whani Dharmawan, Wina Marrino
Duration: 97 Minutes
Score: 7.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Pamali: Dusun Pocong
Pamali: Dusun Pocong mengisahkan penggali kubur dan tenaga medis yang dihantui pocong saat berkunjung ke desa yang terkena wabah misterius