Review Miracle in Cell No.7 (2022)

Kasih Sayang Bapak Sepanjang Masa

“Ika, jangan pernah lupain hari ini ya. Jangan lupain bapak,” – Dodo Rozak (Miracle in Cell No. 7)

Cilers harus siapkan tisu sebanyak-banyaknya saat akan menonton film remake ‘Miracle in Cell No.7’ di bioskop. Mengapa demikian, karena adegan demi adegan yang ditampilkan sukses mengandung bawang dan menggugah hati penonton.

Untuk Cilers yang sudah menyaksikan versi Koreanya, tentu tahu bukan dimana saja letak kesedihan di sejumlah adegan yang diberikan. Akan tetapi, meski sudah menonton versi Korea tetap saja film ini memberikan drama menyayat hati dengan sajian khas Indonesia yang sama sedihnya.

Vino G. Bastian sukses memerankan karakter Dodo Rozak, seorang bapak satu anak yang ditinggal pergi istrinya ketika melahirkan anak mereka. Ia adalah orang yang memiliki keterbelakangan mental yang membuatnya bertingkah seperti anak kecil.

Para pemain lain seperti Indra Jegel, Rigen, dan Indro Warkop pun saling bahu membahu memberikan komedi khas yang menambah gelak tawa penonton ditengah kesedihan yang dirasakan.

Alhasil, film remake ini berhasil menyajikan drama keluarga yang disisipkan komedi khas celetukan ngasal yang membawa tawa ke tiap penonton.

Sinopsis

‘Miracle in Cell No. 7’ mengisahkan tentang Dodo Rozak (Vino G. Bastian) yang hanya ingin menjadi ayah yang baik bagi anaknya, Kartika (Graciella Abigail), sekalipun dia hanyalah pria dengan kecerdasan terbatas, bertingkah dan berperilaku seperti anak-anak.

Pada kenyataannya, justru Kartika yang lebih sering menjaga dan merawat ayahnya. Tapi keduanya hidup bahagia. Kartika tetap bangga meski ayahnya hanya berjualan balon sehari-harinya.

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama ketika keduanya harus dipisahkan oleh kenyataan pahit yang menimpa mereka. Dodo ditangkap atas tuduhan memperkosa dan membunuh gadis kecil bernama Melati Wibisono, anak dari orang berpengaruh dalam urusan politik.

Karena kekuasaannya, Dodo dimasukkan dalam sel penjara No.7 yang dihuni oleh napi-napi beringas lainnya (Indro Warkop, Tora Sudiro, Bryan Domani, Indra Jegel, Rigen), setelah menerima dakwaan hukuman mati.

Setelah berbagai peristiwa yang dialami Dodo di penjara, Dodo berhasil mendapatkan bantuan untuk menyelundupkan Kartika ke dalam selnya. Kedekatan Dodo dan Kartika menularkan kebahagiaan bagi napi dan sipir lainnya di penjara. Mereka mulai ragu apakah pria penyayang seperti Dodo, tega membunuh Melati.

Tak jauh beda dari versi aslinya

Jika kalian menyaksikan versi Korea-nya terlebih dahulu, pasti berpendapat kalau film ini tak jauh berbeda dengan yang aslinya. Meskipun mengambil ide cerita yang sama, pembawaan yang diberikan Hanung Bramantyo terasa khas dengan menyesuaikan latar dan kondisi di Indonesia.

Mulai dari karakter Dodo Rozak, sifat dan hukuman para narapidana penghuni sel No. 7, serta kasus pembunuhan dan pemerkosaan tetap ditampilkan sebagaimana versi aslinya.

© Falcon Pictures

Walaupun begitu, ‘Miracle in Cell No.7’ versi Indonesia berhasil menempati ruang di sudut hati penonton, meski sudah menyaksikan versi aslinya. Semua itu tak lain karena kehadrian para komika yang mengiring suasana penuh humor dengan porsi yang pas dan tepat.

Ditambah dengan kehangatan yang diberikan para pemain utama, membuat film ini terasa komplit dalam menyampaikan pesan emosional kepada penonton.

Drama yang tetap mengandung bawang

Jauh sebelum film ini ditayangkan, penonton sudah banyak menebak jika ‘Miracle in Cell No. 7’ akan mengandung bawang yang membuat penonton harus menyiapkan tisu sebanyak-banyaknya.

Baru dibuka dengan adegan kebersamaan Dodo dan Kartika saja penonton sudah langsung berkaca-kaca, bagaimana keduanya yang hidup bahagia dan sederhana harus dihancurkan dengan tuduhan tak mendasar yang membuat mereka berpisah.

© Falcon Pictures

Ah, membayangkannya kembali saja sudah memunculkan perasaan ingin menangis. Sesak rasanya, tak sanggup lagi jika ditahan, air mata mengalir begitu saja sepanjang film ini ditayangkan.

Walaupun diberikan porsi komedi yang dapat memberi penonton waktu untuk menghapus air mata, namun tetap saja adegan berikutnya justru lebih deras lagi air mata yang dikeluarkan. Sang sutradara memberi jeda hanya untuk mempersiapkan sesuatu yang lebih besar dan sisi emosional yang dalam sampai menyesakkan hati.

Beberapa adegan memang mudah ditebak, namun tetap saja berkat kehangatan yang diberikan para pemain, penonton kembali terkecoh dan pada akhirnya rasa sedih lagi-lagi muncul ke permukaan.

Akting Vino yang apik dan visual ciamik

Jujur, selama film ini ditampilkan visual yang diberikan cukup memanjakan mata penonton. Sang sutradara jeli untuk menyajikan sudut-sudut pengambilan gambar yang variatif dan tidak monoton, sehingga penonton amat menikmati tampilan yang diberikan.

Yah, hanya saja tone warna dalam ‘Miracle in Cell No. 7’ terasa pekat dan sedikit mengganggu. Namun, masih bisa dinikmati dengan sajian visual yang beragam dan tidak berfokus dibeberapa titik saja.

© Falcon Pictures

Satu lagi, kemampuan Vino G. Bastian memang tidak bisa diremehkan. Ia berhasil dan sukses memerankan karakter Dodo Rozak, bahkan improvisasi yang diberikan dengan celetukan polos nan menggelitik mampu membuat penonton terhibur.

Aksen yang dikeluarkan Vino pun terlihat pas, seolah ia menyatu padu dalam karakter Dodo Rozak. Good Job untuk sang sutradara yang memilih Vino sebagai peran utama.

Kesimpulan

© Falcon Pictures

‘Miracle in Cell No.7’ secara tepat berhasil memberikan tontonan yang menggugah hati penonton sekaligus menampilkan kesedihan yang menyentuh hati sehingga siapapun yang menyaksikan film ini pasti akan berderai air mata.

Kepiawaian Vino G. Bastian dalam memerankan karakter Dodo Rozak patut diacungi jempol. Bagaimana gestur, suara, hingga mimik wajah pun sukses ditampilkan dengan apik serta didukung oleh visual yang ciamik.

Pemeran pendukung seperti para napi yang diperankan komedian juga diberikan porsi yang tak sedikit, yang membuat penonton ada jeda untuk melanjutkan tangis mereka. Meskipun ada beberapa kekurangan dalam segi sajian cerita yang ada sedikit bolongnya, namun semua itu ditutup dengan kebersamaan yang hangat dari para pemainnya.

 

Director: Hanung Bramantyo

Casts: Vino G. Bastian, Graciella Abigail, Indro Warkop, Indra Jegel, Rigen, Tora Sudiro, Bryan Domani, Denny Sumargo, Mawar de Jongh

Duration: 145 minutes

Score: 7.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

Miracle in Cell No.7

7.8 Score

Miracle in Cell No. 7’ mengisahkan tentang Dodo Rozak (Vino G. Bastian) yang hanya ingin menjadi ayah yang baik bagi anaknya, Kartika (Graciella Abigail), sekalipun dia hanyalah pria dengan kecerdasan terbatas, bertingkah dan berperilaku seperti anak-anak. Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama ketika keduanya harus dipisahkan oleh kenyataan pahit yang menimpa mereka. Dodo ditangkap atas tuduhan memperkosa dan membunuh gadis kecil bernama Melati Wibisono, anak dari orang berpengaruh dalam urusan politik.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 7
  • Entertain 9
  • Scoring 7
  • Story 8
Exit mobile version