“Detective? Detective Makimura! Five people died because you failed.” –Masato Sonezaki (Memoirs of Murderer).
Pada dasarnya, sebuah film daur ulang memiliki potenti yang sangat besar untuk mengalami kegagalan. Tepatnya, jarang sekali ada sebuah film remake yang dapat mengungguli kesuksesan film aslinya. Salah satu film yang berhasil adalah remake film It besutan Andy Muschietti, yang di-remake dari sebuah miniseri adaptasi novel Stephen King dengan judul sama.
Nasib terburuk yang dihadapi oleh sebuah film remake yang gagal adalah dikritik habis-habisan dan dianggap tidak layak untuk diproduksi. Sayangnya, film Memoirs of a Murderer merupakan salah satu film yang masuk dalam kategori tersebut. Meski tidak terlalu parah, namun film Memoirs of a Murderer aka 22 Nenme no Kokuhaku: Watashi ga Satsujinhan desu yang di-remake dari film Confessions of a Murder (2012) ini tidak memperoleh sukses sebesar film aslinya.
Pada tahun 1995, terjadi lima kasus pembunuhan berantai di Jepang. Wataru Makimura (Hideaki Ito) menyelediki kasus yang pelik tersebut dan mencoba menangkap sang pembunuh. Namun, bukannya tertangkap, sang pembunuh malah kembali melancarkan serangan dan menyebabkan atasan Wataru terbunuh.
Film pun bergulir ke masa depan, tepatnya 22 tahun setelah kasus tersebut, dimana kasusnya telah ditutup oleh kepolisian karena telah kadaluarsa. Sang pembunuh menampakkan diri ke hadapan publik dengan membawa sebuah memoar berjudul Watashi ga Satsujinhan desu (I Am a Murderer). Memoar yang dibuat dari sudut pandang sang pembunuh tersebut ditulis oleh Masato Sonezaki (Tatsuya Fujiwara), yang langsung menjadi sosok idola.
Berbeda dengan film aslinya, versi remake ini bisa dibilang lebih fokus membahas sisi psikologis korban dan sang pembunuh. Perbedaan terjelas terlihat dari adegan pembuka yang diambil dari kehebohan media serta latar belakang gempa di Kobe yang terjadi pada tahun 1995. Sayangnya, mood yang telah bangkit di awal tidak dapat dipertahankan hingga akhir film.
Film berdurasi 117 menit ini memiliki tempo yang sedikit tidak teratur. Ada kalanya Cilers akan merasa sedikit tegang mengikuti adegan demi adegan, namun ada juga beberapa adegan yang terasa ‘kosong’ dan berlalu begitu saja. Meski demikian, sutradara Yu Irie (8000 Miles, Joker Game) cukup berhasil mengetengahkan konflik dan kontradiksi antara sang pembunuh yang populer dan para korban yang pastinya memiliki rasa sakit hati yang mendalam.
Dipenuhi dengan tone yang jauh lebih kelam, membuat film Memoirs of Murderer ini terasa lebih gelap dan sendu dibandingkan dengan film aslinya. Hal tersebut dilengkapi dengan sinematografi yang konsisten dan permainan angle kamera yang lumayan dinamis dan tidak monoton. Dan pastinya, Memoirs of Murderer juga dilengkapi dengan beberapa adegan komedi satir khas film Jepang. Terkadang, adegan-adegan komedi tersebut menghancurkan suasana tegang yang telah terbangun dengan lumayan rapi.
Bicara mengenai akting, memang akting Tatsuya Fujiwara (Battle Royale, Death Note) mengalami banyak kemajuan jika dibandingkan film-film terdahulunya. Namun yang pasti karakternya yang sangat narsis berhasil membuat kesal hampir semua orang baik yang berada dalam film tersebut maupun yang menonton filmnya. Meski demikian, ada kalanya Cilers juga akan merasa sedikit bersimpati pada karakter yang dibawakannya dan hal tersebut merupakan salah satu kehebatan seorang Tatsuya Fujiwara.
Selain Tatsuya Fujiwara, masih ada Hideaki Ito (Sukiyaki Western Django, Lesson of the Evil) yang karakternya dipenuhi dengan misteri. Jika, Cilers menyaksikan Memoirs of Murderer dengan seksama dari awal, bisa jadi Cilers menyadari berbagai petunjuk yang telah disebar oleh sang sutradara. Salah satu petunjuk terbesar adalah saat Makimura bertemu dengan Dokter Akihiro Yamagata (Ryo Iwamatsu) yang istrinya jadi korban 22 tahun lalu. Juga, saat Masato Sonezaki mengatakan bahwa popularitasnya belum cukup dan hendak melakukan wawancara live di stasiun televisi.
Dari keseluruhan rangkaian cerita yang disusun dengan pas, sayangnya, Memoirs of Murderer malah jadi antiklimaks karena penyelesaian yang diberikan tidak sepadan dengan ketegangan yang telah dibangun sejak awal. Semuanya jadi terasa serba tanggung dan meh. Meski demikian, bagi Cilers yang demen menyaksikan film crime thriller, film Memoirs of Murderer merupakan sebuah film yang lumayan untuk disaksikan, meski tentu saja tidak sekeren film aslinya.
Director: Won Shin-yeon
Cast: Sol Kyung-gu, Kim Nam-gil, Kim Seol-hyun, Oh Dal-su
Duration: 118 Minutes
Score: 7.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Memoirs of Murderer
Memoirs of Murderer menceritakan tentang seorang mantan pembunuh berantai penderita Alzheimer berjuang melindungi putrinya dari pacar misteriusnya yang mungkin juga seorang pembunuh berantai.