“Cinta sejati adalah tentang menemukan seseorang yang akan memegang tanganmu saat hidup menjadi sulit,” – Hadley (Love at First Sight).
Hai, Cilers!
Suka dengan film bergenre romantis, tapi tidak terlalu menye-menye? Kalau begitu, Love at First Sight wajib masuk watchlist kamu! Film ini sudah tayang di Netflix sejak 15 September 2023. Kisahnya sendiri merupakan adaptasi dari novel “The Statistical Probability of Love at First Sight” karya Jennifer E Smith.
Film ini digarap oleh produser film berseri To All the Boys, Matt Kaplan. Ceritanya mengikuti tentang dua orang yang saling jatuh cinta selama pertemuan mereka di pesawat. Haley Lu Richardson berperan sebagai Hadley, sedangkan Ben Hardy berperan sebagai Oliver.
Seperti apa kisah keduanya? Simak Review Love at First Sight di bawah ini!
Sinopsis
Setelah ketinggalan pesawat dari New York ke London, Hadley (Haley Lu Richardson) bertemu dengan Oliver (Ben Hardy) secara tak sengaja di bandara dan mereka langsung saling tertarik.
Malam panjang selama penerbangan berlalu tanpa terasa. Namun saat mendarat di Heathrow, pasangan ini terpisah dan nampaknya mustahil untuk berjumpa lagi. Akankah takdir berbicara dan mengubah kedua teman duduk ini menjadi belahan jiwa?
Sajian Cerita Unik
Love at First Sight mempunyai cara penyampaian yang cukup unik, yakni dengan pihak ketiga sebagai narator. Penjelasan masing-masing karakter juga ditampilkan dengan asik dan menyenangkan. Buat yang suka film komedi romantis, film ini patut disaksikan.
Dari segi plot, film ini cukup cepat dalam menjelaskan situasi dari para karakter. Hadley yang terlambat naik pesawat dan harus mengikuti penerbangan berikutnya, tanpa sengaja bertemu dengan Oliver yang sedang menunggu jadwal pesawat berikutnya.
Keduanya memiliki kepribadian yang berbeda, namun obrolan satu sama lain terdengar nyambung dan secara cepat mendapati kecocokan.
Pihak ketiga yang menjadi narator dari film ini selalu hadir dalam setiap situasi yang dialami Hadley, mulai dari di bandara, di pesawat, di jalanan sekitar gereja tempat pernikahan ayah Hadley, di bus, kemudian di dekat tempat Oliver berada.
Hadley yang seringkali membutuhkan waktu berpikir, sangat terbantu dengan kode-kode dari pihak ketiga yang ingin menyampaikan bahwa jika itu cinta, maka kejarlah.
Perjuangan Hadley menemukan Oliver juga tidak dibuat dramatis, film ini benar-benar ringan dan menempatkan titik konflik dalam keadaan yang mudah dicerna penonton. Pemeran pendukung lainnya pun diberikan porsi yang pas, tidak begitu dominan dan tidak begitu tenggelam.
Film ini berhasil membuat hati penonton hangat, chemistry kedua pemain tampil begitu baik. Kisah cinta yang ditampilkan pun akan membuat penonton senyum-senyum gregetan. Secara keseluruhan, film ini sangat tepat disaksikan kala senggang atau saat diperjalanan pulang.
Bukan Sekadar Cinta Pandangan Pertama
Love at First Sight bukan sekadar kisah tentang cinta pandangan pertama saja, melainkan bagaimana takdir bertindak. Segala ketidakmungkinan bisa menjadi mungkin jika takdir sudah berpihak. Pertemuan singkat yang kemudian berpisah, dapat disatukan kembali dengan beragam cara.
Film ini juga tidak hanya menyinggung kisah cinta kedua peran utama saja, melainkan dari sisi pemain pendukung lainnya. Seperti kisah cinta ayah Hadley, kebanyakan orang akan merasa relate denga kisahnya.
Ketika sepasang suami istri sudah tidak menemukan alasan mereka bertahan, maka perpisahan jadi satu-satunya jalan.
Demikian dengan orang tua Oliver, meski mereka harmonis namun kisahnya tak kalah unik. Bagaimana tidak, ibu Oliver masih hidup, tapi sudah mengadakan acara peringatan kematian. Memang sang ibu menderita kanker paru-paru yang sudah parah, namun menolak untuk diobati.
Ibunya mengatakan daripada ia harus menjalani rasa sakit yang pada akhirnya meninggal, lebih baik menikmati hidup bersama keluarga dan melakukan hal-hal yang dari dulu ingin dilakukannya. Termasuk merayakan peringatan kematiannya.
Film ini juga menyajikan plot yang rapi, setiap detail yang ada dijelaskan dan diberikan porsi masing-masing agar penonton tidak kebingungan.
Memang benar kalau Love at First Sight adalah tontonan yang ringan, namun pesan di balik film ini juga punya makna yang dalam jika dilihat dari kacamata yang tepat. Bukan cuma bagaimana takdir berpihak pada mereka, namun tentang bagaimana setiap manusia menerima takdir yang sudah ditentukan.
Kesimpulan
Love at First Sight menjadi salah satu film yang patut disaksikan dan masuk ke watchlist kamu. Dari segi cerita, film ini punya plot yang rapi dan konflik yang ringan. Banyak aspek menarik yang bisa kamu temui lewat film berdurasi 89 menit ini.
Selain cerita, chemistry kedua pemeran utama tampil dengan baik. Keduanya tidak menye-menye dalam menyampaikan perasaan, cara pendekatannya juga tidak terlalu buru-buru, namun tidak perlahan juga. Skoring dan visual menjadi salah satu aspek yang menjadi pendukung penuh dari awal hingga akhir.
Director: Vanessa Caswill
Cast: Haley Lu Richardson, Ben Hardy, Jameela Jamil, Rob Delaney, Dexter Fletcher, Sally Phillips
Duration: 89 minutes
Score: 7.2/10
WHERE TO WATCH
The Review
Love at First Sight
Hadley dan Oliver mulai saling jatuh cinta selama penerbangan mereka dari New York ke London, tetapi tak sengaja terpisah saat melewati pemeriksaan bea cukai. Kemungkinan keduanya saling bertemu lagi nampaknya mustahil, tetapi takdir memiliki cara untuk mengatasi segala rintangan