Review Galaksi (2023)

Kisah Cinta dan Persahabatan Anak SMA yang Menyenangkan Juga Rumit

“Pantes namanya Kejora, soalnya paling terang dan bersinar,” – Galaksi (Galaksi).

Hai, Cilers!

Ingin bernostalgia saat masa SMA dulu? Kalau gitu, film terbaru Rapi Films berjudul Galaksi adalah rekomendasi tepat buat kamu saksikan jelang akhir pekan nanti.

Film ini disutradarai oleh Kuntz Agus yang memang sudah dikenal akan kemampuannya dalam mengerjakan film-film bergenre drama drama romantis.

Kali ini, novel best seller karya Poppi Pertiwi yang dibaca lebih dari jutaan kali di Wattpad dengan judul Galaksi dipilih tim Rapi Films untuk diproduksi ke layar lebar.

Sang sutradara memilih para pemain muda untuk menghidupkan karakter-karakter yang ada dalam versi novelnya. Bryan Domani berperan sebagai Galaksi, ketua geng Ravispa yang tampan rupawan dengan segala kepeduliannya yang tinggi.

© Rapi Films

Lalu ada Septihan (Yesaya Abraham), Nyong (Zoul Pandjoul), dan Jordan (Pangeran Lantang). Ada Kejora (Mawar de Jongh) dan geng Avegar yang dipimpin Robert (Omara Esteghlal) juga.

Penasaran bagaimana filmnya? Simak Review Galaksi (2023) di bawah inI!

Sinopsis

Film ini mengisahkan tentang seorang remaja bernama Galaksi (Bryan Domani), ketua geng Ravispa dari SMA Ganesha, berseteru dengan musuh bebuyutannya, geng Avegar – geng milik SMA Kencana. Ravispa bagi Galaksi adalah keluarga, pelarian dari persoalan di rumah yang rumit dan berlarut.

Kejora (Mawar de Jongh) hadir ke dalam hidup Galaksi, seorang gadis yang bercita-cita jadi anggota Paskibra di sekolah. Pertemuan mereka terjadi ketika Kejora terancam terlambat masuk seleksi Paskibra, Satu-satunya yang bisa membawanya ke sekolah adalah Galaksi.

Dari sana kisah mereka yang rumit mulai terjalin menjadi kisah cinta. Kejora terancam gagal masuk seleksi paskibra dan menyalahkan Galaksi. Keberanian Kejora ini membuat Galaksi tertarik padanya, dan berusaha untuk mendekat. Lantas, bagaimana kisah mereka kedepannya?

Film Remaja yang Menyenangkan

© Rapi Films

Galaksi berhasil menyuguhkan kisah anak-anak SMA yang begitu menyenangkan. Bukan cuma sekadar film romansa saja, walaupun bagian itu juga sukses bikin penonton senyum-senyum.

Tapi, lebih dari itu, biasanya film-film yang diadaptasi dari novel cenderung lemah di bagian penceritaan, karena terlalu terpaku pada kisah yang ada dalam bukunya. Namun, Kuntz Agus selaku sutradara paham betul suasana dan alur yang seperti apa yang ingin diceritakannya.

Alhasil, film ini tampil dengan plot cerita yang tersusun rapih serta runut. Tidak membuang bagian penting dari novelnya, namun juga mengembangkan detail-detail lainnya.

© Rapi Films

Mengeksplorasi kisah remaja, skoring yang ditampilkan pun terdengar asyik dan menyenangkan. Durasi yang lama tidak begitu mempengaruhi, karena sajian musik serta visual yang bagus menjadi penolong agar penonton tetap bertahan di kursinya. Tentu saja yang jadi sorotan juga ceritanya yang bagus.

Adegan aksi yang ada difilm ini tidak begitu berlebihan, koreografinya sengaja tidak dibikin rapih. Sebagaimana karakter anak SMA yang saat tawuran hanya modal berani dan fisik kuat. Latar tempat yang digunakan juga tepat.

Penonton akan dibuat mengingat masa lalu dengan adanya metromini, suasana pasar, rusun kosong, dan juga atap gedung lama yang cocok untuk ditongkrongi.

© Rapi Films

Sayangnya ada perubahan karakter yang begitu berbeda, yakni Septihan (YesayaAbraham). Dalam novel dan Wattpad, Septihan digambarkan sebagai wakil Rapisva yang pendiam. Namun, dalam film, sosok Septihan tampil dengan kepribadian yang ceria dan bergaul dekat dengan Nyong.

© Rapi Films

Justru karakter yang seharusnya punya kepribadian itu tidak ditampilkan, tak lain Bambang atau dipanggil Bambs. Namun, hal itu tetap tidak mengganggu jalan cerita di film ini.

Chemistry Hangat Para Pemain

Salah satu yang mencuri perhatian adalah penampilan para pemain muda dalam film ini. Chemistry antar pemain tampil dengan begitu hangat dan dekat. Sebagaimana slogan dari geng Ravispa, “Solidaritas Tanpa Batas”.

© Rapi Films

Kedua pemeran utama, Bryan Domani dan Mawar de Jongh sanggup menghidupkan kenangan romansa ala anak SMA. Interaksi mereka pun tidak berlebihan atau lebay, semua berada dalam porsi yang pas.

Geng Ravispa dan juga Avegar pun tidak kalah menarik, emosi yang mereka tampilkan begitu menggebu-gebu. Seperti anak SMA yang masih sulit mengatur emosi, bila diberi umpan sedikit akan langsung terpancing.

Hubungan antara Galaksi dan ayahnya, walau tak begitu banyak, tapi berhasil memberikan perasaan menyentil sekaligus menyentuh. Kerasnya didikan seorang ayah, tak lain untuk menyampaikan rasa sayang yang terkadang sulit diungkapkan lewat kata-kata.

© Rapi Films

Kesimpulan

Galaksi menjadi salah satu film drama remaja yang sayang bila dilewatkan. Narasi dan ceritanya tampil dengan rapih tanpa menanggalkan detail penting yang ada pada novelnya. Walaupun ada perubahan untuk salah satu karakter inti, namun hal itu tidak begitu mengganggu cerita difilm ini.

Mengesplorasi kisah remaja, pemilihan skoring disesuaikan dengan karakteristik anak SMA, asyik dan menyenangkan. Soal visual pun sama bagusnya, beberapa detail berhasil diambil dengan sudut pengambilan gambar yang cerdik.

 

Director: Kuntz Agus

Cast: Bryan Domani, Mawar de Jongh, Yesaya Abraham, Zoul Pandjoul, Pangeran Lantang, Omara Esteghlal, Fadly Faisal

Duration: 118 minutes

Score: 7.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Galaksi

7 Score

Di tengah persaingan Ravispa dan Avegar, cinta tak terduga datang dan tumbuh melibatkan ketua Ravispa, Galaksi dan anggota Paskibra Kejora. Film ini mengeksplorasi kisah persahabatan, hubungan asmara, dan masalah anak broken home.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version