“Bayangkan menyerah kali ini, lalu bagaimana jika kau hampir menang?” – Savina (Looop Lapeta)
Sebuah film India terbaru kembali menghiasi layar kaca Netflix. Kali ini, film terbaru yang berjudul ‘Looop Lapeta’ akan menyuguhkan penonton melalui tema time-loop bergenre komedi-thriller. Tanpa adanya tarian dan lagu ikonik, film India akan tetap menarik minat bukan?
‘Looop Lapeta’ diadaptasi dari sebuah film tahun 1998 asal Jerman berjudul ‘Run Lola Run,’ dan dibintangi oleh para bintang Bollywood seperti Taapsee Pannu, Tahir Raj Bhasin, Dibyendu Bhattacharya, Shreya Dhanwantary, Manik Papneja, Raghav Raj Kakker, Rajendra Chawla, dan Sameer Kevin Roy.
Disutradarai oleh Aakash Bhatia, ‘Looop Lapeta’ menceritakan tentang seorang mantan atlet lari bernama Savi (Taapsee Pannu), yang terjebak dalam ruang waktu ketika harus menyelamatkan kekasihnya, Satya (Raj Bhasin), dari incaran mafia.
Sinopsis
Savina Borkar memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah ia gagal mendapatkan medali dalam perlombaan lari dan mengalami cedera lutut. Savi yang ketika itu putus asa, pergi ke atas rumah sakit tempatnya di rawat dan hendak melompat sebelum dihentikan oleh seorang pemuda bernama Satya.
Melalui pertemuan tersebut, Savi dan Satya kemudian saling jatuh cinta dan memutuskan untuk tinggal bersama. Meninggalkan masa lalu Savi dan memulai hari-hari yang berbeda bersama Satya. Meski ditentang ayahnya, Savi tidak pernah meninggalkan Satya dan selalu mencoba untuk menghentikan Satya agar berhenti berjudi, dan mulai serius mencari uang.
Ketika ulang tahun Savi tiba, Satya meminta gajinya agar turun lebih dulu kepada bosnya, Victor (Dibyendu Bhattacharya), supaya ia bisa memberikan hadiah untuk Savi. Namun sang bos malah meminta Satya untuk menjadi kurir dan membawakan uang sebesar lima juta, dengan imbalan uang.
Sayangnya, ketika transaksi tersebut berhasil dilakukan, Satya malah kehilangan uang tersebut. Savi yang panik kemudian melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang dan menyelamatkan Satya dari bosnya. Mampukah Savi melakukannya?
Adaptasi yang lebih lucu dan segar
Apabila dibandingkan dengan film ‘Run Lola Run’ atau juga dikenal dengan ‘Lola Rennt,’ film ‘Looop Lapeta’ bisa dibilang lebih menyenangkan dan lebih menghibur. Permasalahan terbesar ialah, ‘Looop Lapeta’ menjadi film yang terlalu lucu untuk menjadi adaptasi dari ‘Run Lola Run,’ sehingga tidak ada tersisa kesan thriller dalam film.
Jika penonton bisa merasakan rasa tertekan yang menekan dada di film ‘Run Lola Run,’ maka di film ‘Looop Lapeta’ mungkin kita hanya merasa sedikit frustasi, lalu kembali tersenyum lagi. Visualisasi dalam ‘Looop Lapeta’ juga jelas lebih modern dengan adanya penggunaan teknologi smartphone yang bisa menjadi sebuah modifikasi yang menarik.
Selain itu, dengan durasi yang jauh lebih panjang, ‘Looop Lapeta’ jelas lebih mengisi kekosongan yang ada di film ‘Run Lola Run,’ meski kekosongan tersebut nyatanya menjadi esensi penting dalam film. Dengan kata lain, kedua film hebat ini mendapat tempatnya sendiri di hati penonton dengan caranya masing-masing.
Alur cerita cepat, jangan sampai ketinggalan
Baik dalam film ‘Run Lola Run’ maupun ‘Looop Lapeta,’ kedua film ini dibuat dengan alur yang cepat sehingga penonton tidak bisa melewatkan satu kesempatan pun untuk bergeser dari tempat duduk, atau bahkan sekadar berkedip. Tapi tidak, tidak secepat itu.
Ada begitu banyak hal yang terjadi dalam alur ‘Looop Lapeta,’ sehingga terkadang penonton lupa sedang menonton cerita yang sama berkali-kali dengan beberapa twist tak terduga. Meski begitu, masih ada bagian yang membuat saya bosan dan merasa adegan tersebut tidaklah terlalu penting dalam cerita. Tidak menghibur, dan hanya mengulur waktu.
Uniknya, dalam ‘Looop Lapeta,’ penonton akan disuguhkan sebuah mitologi menarik dari India yang akan mengisi jalan cerita. Berbeda dengan film ‘Run Lola Run’ yang hanya sedikit memberikan kita dialog-dialog menarik, dalam film ‘Looop Lapeta,’ penonton akan menemukan banyak humor murahan dan penuh dengan narasi yang membangkitkan emosi.
‘Looop Lapeta’ bukan hanya sebuah cerita tentang Satya dan Savi, bahkan film ini dengan cermat sedikit menambahkan kisah-kisah orang yang ditemui oleh Savi dalam perjalanan dan menjadikannya bagian dari cerita. Bukan dalam bentuk potret foto, melainkan sebuah jalinan cerita tersendiri. Cukup membingungkan, namun masih bisa diterima.
Sinematografi dan skoring yang menghibur.
Di awal film, tone gelap merah muda-hitam menimbulkan kesan depresi yang menekan, terlebih adegan pembuka diawali dengan niat Savi untuk mengakhiri hidupnya. Sementara itu, semakin lama film terlihat semakin lebih cerah dengan visualisasi Savi yang tetap terlihat lebih menonjol dibandingkan tokoh lainnya.
Pengambilan gambar yang dilakukan dari beragam cara, mulai dari atas, bawah, samping kanan, hingga kiri membuat ‘Looop Lapeta’ menjadi film yang menarik meskipun tidak jelas fungsi dari posisi tersebut untuk apa. Terlalu banyak editing dan transisi kilas balik juga membuat penonton terhibur sekaligus kewalahan di satu sisi.
‘Looop Lapeta’ adalah sebuah film meriah dengan sinematografi yang apik, editing yang menarik, ditambah skoring yang asik. Sejak awal, beragam lagu mampu mendukung situasi yang dialami oleh Savi dan Satya, seakan mengajak penonton merasakan ketegangan dan emosi yang juga tengah mereka alami.
Para pemeran pendukung jadi penggerak cerita
Selain Savi dan Satya yang menjadi pengisi film ini, para pemeran pendukung juga tidak kalah penting menjalankan cerita. ‘Looop Lapeta’ tidak memberikan kesan bahwa para karakter pendukung hanya sebagai pengisi ruang kosong, tetapi sang sutradara tetap memberi mereka masing-masing tujuan penting untuk mengubah garis waktu cerita.
Baik Dibyendu Bhattacharya sebagai Victor, Shreya Dhanwantary sebagai Julia, Manik Papneja dan Raghav Raj Kakker sebagai bersaudara Appu dan Gappu, Rajendra Chawla sebagai Mamlesh, hingga Sameer Kevin Roy yang memerankan Jacob, semuanya telah memberikan penampilan yang cukup baik.
Kesimpulan
Film adaptasi ini saya rasa cukup menghibur untuk ditonton meskipun akan ada banyak kekurangan apabila para penonton mencoba untuk membandingkannya dengan film aslinya, ‘Run Lola Run’ di tahun 1998. ‘Looop Lapeta’ adalah film yang menunjukan hal yang baru, namun tetap dalam jalan yang sama sebagai sebuah film remake.
Terselamatkan oleh sinematografi yang apik dan skoring yang menghibur, ‘Looop Lapeta’ cocok sebagai rekomendasi tontonan akhir pekan bagi para penonton yang ingin menikmati waktu santai dengan sebuah film lucu dan membingungkan. Telah tayang sejak 4 Februari lalu, film ini bisa disaksikan melalui layanan Netflix.
Director: Aakash Bhatia
Cast: Taapsee Pannu, Tahir Raj Bhasin, Dibyendu Bhattacharya, Shreya Dhanwantary, Manik Papneja, Raghav Raj Kakker, Rajendra Chawla, dan Sameer Kevin Roy.
Duration: 131 minutes
Score: 7.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Looop Lapeta
Seorang mantan atlet lari bernama Savi (Taapsee Pannu) terjebak dalam ruang waktu ketika harus menyelamatkan kekasihnya, Satya (Raj Bhasin), dari incaran mafia.